Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Lauh Mahfuz Dengan Metode Onomastik

6 Maret 2023   15:53 Diperbarui: 3 Mei 2023   13:57 2719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata 'Lauh Mahfuz' secara spesifik disebut dalam Al Quran pada surat Al-Buruj ayat 22, yang berbunyi: Fi lauhim mahfuz(in) (artinya: lembaran yang terjaga). Dan tampaknya di surat ini saja kata 'Lauh Mahfuz' secara spesifik disebutkan.

Di surat-surat yang lain, kitab Lauh Mahfuz disebutkan dalam bentuk lain, seperti: Induk Kitab (Ummu al-Kitab), Kitab yang Terpelihara (Kitabbim Maknuun), Kitab yang Nyata (Kitabbim Mubiin).

Dalam teologi Islam,  Lauh Mahfuz Dipercaya sebagai "tablet surgawi" yang berisi informasi tentang segala sesuatu yang telah dan akan terjadi di alam semesta, termasuk takdir semua makhluk hidup.

Dalam pandangan lebih modern, Lauh Mahfuz disebut sebagai "server alam semesta" merujuk pada pandangan beberapa orang yang mencoba menjelaskan konsep ini dalam bahasa modern - menggunakan analogi atau perumpamaan - yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat umum. Tapi bagaimana pun juga 'Lauh Mahfuz' tentu jauh lebih kompleks dan bermakna dibandingkan dengan istilah "server alam semesta".

Pandangan esoteris, mistis dan spiritualis Barat seperti Rosicrucianisme yang berkembang sejak abad ke-17 dan masih ada hingga sekarang  seperti pada organisasi Ancient Mystical Order Rosae Crucis (AMORC), Rosicrucian Fellowship, dan Builders of the Adytum, percaya bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, para orang suci, biksu, atau pun shaman (dukun), telah mengakses Lauh Mahfuz atau "server alam semesta" untuk mendapatkan informasi tentang masa lalu atau pun informasi tentang masa depan.

Sebelum istilah "server alam semesta" muncul, mistikus barat menyebut Lauh Mahfuz sebagai 'Akashic Records'.

Akashic Records

Secara harfiah, Akashic Records berarti "catatan langit" (Akashic berasal dari kata Sansekerta 'akasha,' yang berarti "langit"; Records artinya "catatan").

Akashic Records adalah konsep spiritual yang berasal dari tradisi esoterik dan metafisik. Konsep ini mengacu pada sebuah perpustakaan kosmik atau arsip universal yang berisi catatan tentang setiap peristiwa, tindakan, pikiran, dan kejadian yang terjadi di alam semesta, baik yang telah terjadi di masa lalu, sedang terjadi di masa sekarang, maupun yang akan terjadi di masa depan.

Pada hari ini kita kenal istilah 'Cloud' yaitu medium penyimpanan data yang dapat diakses secara terpusat. Istilah dan cara kerja 'Cloud' ini dalam banyak hal tampak mengadopsi konsep 'Akashic Records'.

Dalam imajinasi abad 21, 'server alam semesta' atau 'Akashic Records' adalah tempat di mana semua makhluk hidup terhubung satu sama lain dan dengan alam semesta. melalui jaringan energi yang disebut sebagai "Jaringan Akasha". Jadi, ini persis seperti jaringan internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun