Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedekah: Cara Mudah Mancing Rezeki, Benarkah?

7 Oktober 2021   13:17 Diperbarui: 7 Oktober 2021   14:06 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya melihat banyak orang meyakini bahwa sedekah itu adalah cara memancing rezeki. Logika ini nampaknya berkembang dari pemahaman bahwa jika kamu menyedekahkan rezekimu maka nantinya Allah akan melimpahkan rezeki yang berlipatganda untukmu.

Ada juga yang menyitir secara keliru bunyi ayat dalam surat At-Talaq...

Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan. (At-Talaq ayat 7)

Dalam suatu artikel misalnya, saya menemukan bunyi ayat ini dikutip sebagian lalu diberi sedikit perubahan narasi, menjadi: "...Dan barangsiapa yang sedang disempitkan rezekinya, maka hendaknya ia menafkahkan sebagian rezeki yang Allah berikan padanya"

Padahal makna yang dikandung dari ayat tersebut sesungguhnya adalah bahwa baik orang-orang yang memiliki keluasan rezeki maupun orang-orang yang terbatas rezekinya, bersedekah adalah ujian ketaqwaan mereka.

Ujian tersebut nyata bunyinya di kalimat selanjutnya: Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Maksud kalimat ini adalah: Dalam setiap apa yang diberikan Allah kepada dirimu terdapat ujian.

Lalu, mesti bagaimana memaknai sedekah ini? Berikut ini penjelasan saya...

Saya ingin memulai penjelasannya dengan mengatakan bahwa: Sedekah adalah caramu "membersihkan rezeki".

Tapi ungkapan ini jangan lalu dibayangkan bahwa sedekah itu seperti tapisan atau saringan yang memisahkan rezeki baik dan rezeki buruk. Tidak seperti itu.

Saya menempatkan frase "membersihkan rezeki" dalam tanda kutip karena kedua kata dalam frase itu memang butuh penjelasan lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun