Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Al Mahdi Akan Menjadi Sosok "Superhero" di Dunia Nyata

19 Mei 2021   09:17 Diperbarui: 19 Mei 2021   09:24 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Illustrasi: Batman v Superman, Dawn of Justice - www.imdb.com)

Apa yang tidak kita sadari terjadi dalam kehidupan dunia dalam 10-20 tahun terakhir adalah bahwa telah begitu masifnya tema "pahlawan super" mengisi ruang kesadaran kita. Asimilasi ini terjadi tidak saja pada anak-anak tapi juga kita orang dewasa.

Tema Pahlawan Super bisa dikatakan telah menjadi sulaman baru dalam alam kesadaran kita. Kita semua menjadi begitu mengenalinya. Kita semua akrab dan melihatnya sebagai bagian dari (kemungkinan) realitas. Ia menjadi pengetahuan baru. Menjadi bagian dari ide dan harapan -- "solusi ekstrim" untuk masalah yang juga ekstrim.

Ini berarti, sebenarnya sedang tumbuh paradigma baru dalam kesadaran kolektif kita sebagai umat manusia. Paradigma, yang mengarahkan disiplin emosional dan intelektual kita untuk menghadirkan penilaian yang substansial. Untuk diketahui; niat (intention), yang menjadi dasar penilaian Moral kita di hadapan Allah muncul dari "penilaian substansial" ini. Sebab, dari sanalah terpicu "perilaku yang didasari keinginan sadar kita."

Untuk semua fenomena ini, pertanyaan yang relevan muncul, yaitu: Mekanisme kosmik seperti apa yang ingin diadaptasi oleh Sang Pencipta dalam alam kesadaran kita? -- Apa hal penting di belakang sana yang "menunggu untuk terjadi"?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penting untuk melihat kembali informasi yang kita warisi dari zaman kuno, berikut ini...

Nubuat dari berbagai tradisi agama tentang sosok Sang Penyelamat (Super Hero)

Dalam teks suci agama-agama besar dunia (sebut saja Kristen, Islam, Hindu, Budha, Zoroastrianisme, dll.), Terdapat kepingan narasi kuno tentang kehadiran sosok penyelamat di satu titik di masa depan.

Narasi ini seperti informasi yang terus didaur ulang. Terus hadir di berbagai lapisan zaman dan peradaban manusia yang, walaupun berbeda nama, namun, tujuan dan substansi moral yang diusung sosok penyelamat yang dimaksud bisa dikatakan tetaplah sama.

Ya, sejak dahulu kala, informasi ini telah berhasil ditransmisikan ke dalam ingatan manusia dari waktu ke waktu -- terintegrasi sebagai bagian dari doktrin keagamaan. Di sisi lain, ini memang bagian dari sedikit oase dalam dunia keagamaan yang dapat membangkitkan harapan dalam aspek keimanan umat. Hal ini sering menjadi bahan penghinaan dari orang-orang sekuler, Bahkan, penghinaan semacam itu terkadang juga datang dari anggota komunitas agama itu sendiri -- dari kelompok yang menganggap kepercayaan akan prediksi masa depan sebagai hal yang terlarang.

Sosok Sang Penyelamat itu disebut 'Messiah' dalam bahasa Ibrani. 'Crist' di Yunani. Kedua sebutan ini sama-sama berarti "yang diurapi," yaitu seseorang yang secara khusus dipilih oleh Tuhan dan diberi seperangkat kuasa demi kesuksesan misinya. Dia akan menjadi demonstrasi terakhir dan bukti belas kasih Tuhan yang senantiasa ingin memperkenalkan umat manusia jalan hidup yang benar.

Bagi umat Hindu, sosok penyelamat yang ditunggu disebut 'Kalki', yang secara harfiah berarti: "melakukan segala sesuatu" / "kotor, penuh dosa", hal ini menunjukkan bahwa sebelum akhirnya terlahir kembali sebagai avatar Wisnu, ia sebelumnya adalah manusia biasa yang tidak luput dari melakukan kesalahan. Dengan kata lain, ia akan mengalami "pencerahan" untuk terlahir kembali sebagai avatar Wisnu.

Bagi umat Buddha dia disebut 'Maitreya'. Buddha Gautama menubuatkannya sebagai sosok Buddha di masa depan yang memiliki kemampuan tak terukur, terlahir kembali ke dunia dengan moral tertinggi dan kesalehan terdalam. Dalam aliran Buddhisme Theravada disebutkan bahwa sebelum menjadi Buddha, ia adalah seorang bodhisattva yang berjuang untuk mencapai pencerahan penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun