Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asal Usul Kata "Air" dalam Pusaran Polemik Sarah dan Hajar

9 Maret 2021   14:12 Diperbarui: 9 Maret 2021   14:36 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Matthias Stom, Sarah Leading Hagar to Abraham (sumber: wikimedia.org)

Sarasvathi juga dipuja sebagai Sindhu-mata, dijelaskan oleh Sri Sayana sebagai "apam matrubhuta" yaitu "prinsip induk dari semua air", dan juga sebagai "Sindhunam Jalam va mata" -- Ibu sungai, sumber abadi dari sejumlah sungai lainnya.

Dalam Buku 2 Rig veda, Saraswati digambarkan sebagai ibu terbaik dari sungai. Rgveda 2.41.16: Yang terbaik dari para ibu, yang terbaik dari sungai, yang terbaik dari dewi, Sarasvati.

Demikianlah, fakta yang tersaji dalam literatur Hindu yang sedemikian rupa membangun dan mengaitkan nama 'sarah' mengarah kepada makna 'air', dalam pandangan saya secara kritis, bisa jadi, saya katakan sekali lagi "bisa jadi", adalah upaya dari kubu pendukung sarah "yang tidak ingin kalah" dengan memori kolektif manusia yang telah lebih dahulu merekam kisah Hajar dan Air zam-zam dengan cara menyegel nama Hajar sebagai asal usul kata air/ ayar.

Dugaan saya ini setidaknya dikuatkan oleh fakta bahwa dalam beberapa bahasa yang digunakan di benua India tidak ada satupun di antaranya yang menggunakan kata sara atau saras sebagai sebutan untuk air. Dalam bahasa India air disebut paanee, dalam bahasa Punjabi disebut Pani, dalam bahasa Telugu disebut Niti. Dengan demikian, terlihat bahwa upaya melekatkan nama sara/saras kepada makna "air" atau "sungai" hanya berhasil di tataran literatur saja, tidak berhasil merambah rana bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika dugaan ini benar maka, dapat dibayangkan selama ribuan tahun berlalu setelah kehidupan nabi Ibrahim dan keluarganya, persaingan antara kubu pendukung Sarah ataupun Hajar masih terus mewarnai generasi demi generasi setelahnya. Bahkan bisa dikatakan hingga hari ini, kisah Sarah dan Hajar masih menjadi polemik.

Demikianlah. Dari mencermati asal usul suatu kata, jika peka, kita dapat menangkap denyaran emosi dari orang-orang terdahulu yang mungkin akan terus menggema hingga akhir zaman nanti.

Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun