"...Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan telur. Riuh seluruh bumi! Sementara di sini? Ramai oleh perang, saling menindas antar sesama. Penyakit bermunculan di sana-sini."
Demikian sebuah penggalan kalimat dalam ramalan Prabu Siliwangi atau "Uga Wangsit Siliwangi" yang melegenda hingga hari ini.Â
Makna kalimat tersebut bisa ditafsirkan sebagai penggambaran secara metafora suatu situasi perang. Hal Ini terutama dapat dicermati pada kalimat "burung menetaskan telur" yang dapat dimaknai sebagai ilustrasi pesawat yang menjatuhkan bom dari angkasa. Sementara suara gemuruh yang disebut terdengar sayup-sayup, adalah suara ledakan yang ditimbulkan.
Dengan mencermati bahwa posisi Prabu Siliwangi berada di pulau Jawa ketika mengucapkan wangsit tersebut, maka, ujung laut utara yang disebutkan sebagai asal suara gemuruh yang terdengar sayup-sayup, bisa jadi adalah laut cina selatan.Â
Dugaan ini didasari pertimbangan bahwa laut jawa yang berada di sebelah utara pulau jawa bersambungan dengan perairan laut cina selatan. Dengan demikian, laut cina selatan dapat dikatakan merupakan "ujung laut di sebelah utara pulau jawa" yang dimaksud Prabu Siliwangi.
Eskalasi yang terus memanas di perairan laut cina selatan Antara Cina dengan Taiwan, Philipina, Vietnam, Malaysia, dan juga Amerika yang melibatkan diri di dalamnya, tentu memberi kita gambaran bahwa bisa jadi situasi perang yang dimaksudkan Prabu Siliwangi dalam wangsitnya adalah situasi perang yang akan pecah di perairan laut cina selatan dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam situs Indomiliter.com misalnya, pada artikel berjudul "Lawan Provokasi Jet Tempur Cina, Washington Terbangkan C-40A Clipper Melintasi Taiwan" (10/06/2020), diberitakan bahwa tensi ketegangan antara Cina Daratan dengan Taiwan kini sedang mendidih, lantaran beberapa jet tempur AU Cina jenis Sukhoi Su-30 dan Su-35 dilaporkan telah memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ/Air Defense Identification Zone) Taiwan pada 9 Juni kemarin.Â
Pelanggaran ADIZ Taiwan oleh angkatan udara Cina tersebut, secara tidak langsung direspon Washington dengan menerbangkan Boeing C-40A Clipper milik AL AS dari Lanud Kadena di Okinawa.Â
Dikutip oleh Indomiliter.com dari Taiwannews.com (10/6/2020), aktivitas penerbangan C-40A Clipper tersebut, telah terpantau di situs AirNav RadarBox. Lintasan rute C-40A Clipper diketahui mengarah ke sisi utara Taiwan dan kemudian terbang ke arah selatan, menuju Kepulauan Dongsha Taiwan (Kepulauan Pratas) di Laut Cina Selatan.Â
Dalam penerbangan tersebut, nampak jelas, C-40A Clipper (tanpa mendarat) melintasi tepat wilayah Taiwan Utara. Manuver ini menyusul aksi pesawat pembom B-1 Lancer yang melintas dari Guam ke Laut Cina Selatan yang dilakukan angkatan perang AS beberapa waktu sebelumnya.
Meskipun banyak pengamat mengatakan bahwa perang di Laut Cina selatan antara Cina dan AS tidak akan terjadi. Misalnya Indomiliter.com yang mengatakan bahwa "AS masih sungkan pada Cina," namun, tidak menutup kemungkinan bahwa perang di Laut Cina Selatan akan terjadi Antara Cina Daratan dengan Taiwan, dengan AS sebagai penyokong alutsista di belakang Taiwan.