Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kata "Kapal, Pulau, dan Kuil" Bukti Beberapa Bahasa Dunia Memiliki Asal-usul DNA yang Sama

31 Mei 2020   16:01 Diperbarui: 30 Juni 2020   13:44 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelayaran Kon Tiki mengarungi samudera Pasifik pada tahun 1947 (sumber: www.britannica.com)

Ketika Wilhelm von Humboldt mengatakan, "...Suara-suara tidak menjadi kata-kata sampai sebuah makna dimasukkan ke dalamnya, dan makna ini mewujudkan pemikiran suatu komunitas..." [The Encyclopaedia Britannica, 1881 hlm. 346] ia mungkin terlupa untuk menambahkan kalimat bahwa, kebiasaan mengutarakan sesuatu secara metafora pada manusia (pada masa kuno) adalah penyebab lebih lanjut terjadinya perkembangan secara pesat kata-kata dalam perbendaharaan bahasa manusia.

Hal ini misalnya dapat kita cermati terjadi pada sebutan "cella" (ruangan kecil dalam sebuah kuil yang merupakan tempat paling disakralkan) yang dalam bahasa Yunani kuno disebut 'naos', yang secara harafiah berarti "kapal". Di sisi lain, kata sinonim lainnya untuk cella dan naos adalah: shrine (kuil).

Agar lebih mudah memahaminya, ada baiknya jika saya perjelas saja bahwa kata 'cella', 'naos', dan 'shrine' (dalam bahasa Indo-Eropa) pada dasarnya merujuk pada satu makna yang sama, yaitu: kuil.

Yang menarik adalah karena etimologi ketiga kata tersebut menunjukkan ada kemungkinan berakar dari makna kuno: "kapal" atau pun "pulau".

Naos yang dapat berarti "kapal" dan "pulau"

Informasi dari wikipedia di bawah ini menunjukkan jika kata 'naos' dalam bahasa Yunani memiliki makna "kapal"...

dokpri
dokpri

Di sisi lain, dapat diduga jika kata 'naos' merupakan derivasi dari kata Yunani 'nesos', 'nisos', atau 'nisi' yang berarti "pulau". Dan terkait pula dengan kata 'nusa' yang dalam bahasa Indonesia juga berarti pulau.

Adanya ungkapan "tanah terbawa angin" pun pada dasarnya menunjukkan makna bahwa di masa lalu ada kemungkinan sebuah kapal dilihat sebagai tanah atau pulau yang terbawa angin.

Di sisi lain, tinjauan perubahan fonetis antara kata 'pulau' dan 'prahu' (di mana antara fonetis r dan l kita ketahui seringkali bertukar satu sama lain) juga pada dasarnya menunjukkan keterkaitan.

'Cella' dan 'Shrine' merupakan nama sebuah pulau

Dalam tulisan sebelumnya (Asal Usul Sebutan "Cella" untuk Ruang Paling Sakral di Dalam Kuil) telah saya ulas bahwa kata 'cella' yang merupakan bagian tersakral pada sebuah kuil pada dasarnya berasal dari nama kuno pulau pulau Sulawesi yaitu "cella pesse" yang berarti lombok merah (dalam bahasa tae' cella=merah; pesse=lombok).

Sementara itu dalam tulisan lainnya (Pulau "Serendip Asli", Letak Gua Adam Sesungguhnya) telah saya bahas pula jika sebutan pulau serendip atau ceylon besar kemungkinan merujuk pada pulau Sulawesi pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun