Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Temuan Jejak Migrasi Nabi Ibrahim 4200-an Tahun Lalu

21 April 2020   17:01 Diperbarui: 31 Agustus 2023   17:06 6963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.britannica.com)

Terkait peristiwa hijrah nabi Ibrahim, Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

 Akan ada migrasi setelah migrasi, manusia pergi menuju tempat hijrah Nabi Ibrahim Alaihissallam...

Oleh banyak kalangan cendikiawan, tempat hijrah nabi Ibrahim yang dimaksud Nabi Muhammad, ditafsirkan sebagai Suriah. 

Namun, adanya fakta-fakta yang terungkap dalam tulisan ini serta tulisan-tulisan saya sebelumnya, yang mengindikasikan wilayah Benggala sebagai tujuan hijrah atau migrasi Nabi Ibrahim pada masa lalu, tentu menimbulkan pertanyaan: benarkah negeri Sham yang dimaksud nabi Muhammad adalah Suriah?

Untuk menjawab hal ini, penting untuk meninjau terlebih dahulu sejarah digunakannya sebutan 'negeri Sham' pada wilayah Suriah atau Levant dan sekitarnya.

Sumber tertua tentang penulisan nama Suriah, yaitu pada prasasti Cinekoy yang berasal dari abad ke-8 SM. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1997 di Cinekoy, Provinsi Adana, Turki. Prasasti menggunakan dua bahasa: Hieroglif Luwian  dan  Fenisia. Dalam prasasti ini kata Luwian Sura / i diterjemahkan ke Fenisia r "Assyria ." [sumber di sini]

Dalam pandangan Herodotus pada abad ke-5 SM, Suriah adalah wilayah yang meluas ke utara sejauh  sungai Halys dan sejauh selatan ke Arab dan Mesir. 

Sedangkan menurut Pliny the Elder  dan  Pomponius Mela, Syria menutupi seluruh Crescent Fertile (bulan sabit subur) yang meliputi Irak modern, Suriah, Lebanon, Israel, Palestina, Yordania, timur laut dan daerah lembah Nil Mesir, bersama-sama dengan wilayah tenggara Turki dan pinggiran barat dari Iran . [Social Studies School Service: Ancient Mesopotamia/India. 2003 : p. 4]

Nama 'Suriah' dianggap berasal dari sebutan Yunani kuno untuk orang Siria, yang diterapkan orang-orang Yunani tanpa membedakan berbagai bangsa Timur Dekat yang hidup di bawah pemerintahan Asyur . Hasil penelitian modern mengkonfirmasi kata Yunani tersebut dengan melacaknya  kembali ke bentuk bahasa Yunani serumpun: Assyria, yang akhirnya berasal dari Akkadian 'Asyur'. 

Theodor Nldeke pada tahun 1881 adalah yang pertama memberikan dukungan filologis dengan asumsi bahwa Suriah dan Asyur memiliki etimologi yang sama. [sumber di sini]

Pengucapan bahasa Arab klasik untuk Suriah adalah Suriya. Nama itu tidak banyak digunakan di kalangan umat Islam sebelum sekitar 1870, di sisi lain tetapi telah digunakan oleh orang Kristen sebelum itu. Menurut Gereja Ortodoks Suriah , "Suriah" berarti "Kristen" dalam agama Kristen awal . Dalam bahasa Inggris, "Suriah" secara historis berarti orang Kristen Suriah seperti Ephrem. [sumber di sini]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun