Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apokalips, Penyingkapan Hal-hal yang Selama Ini Tersembunyi dari Umat Manusia

26 Maret 2020   10:47 Diperbarui: 31 Agustus 2023   17:16 14426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat penunggang kuda, merupakan metafora populer dalam literatur apokaliptik tradisi kristiani. (sumber: christianforums.com)

Dalam bahasa Inggris, kata Apokalips (inggris: apocalypse) pada masa sekarang umumnya merujuk pada makna: akhir dunia. 

Bentuk etimologinya sendiri dianggap berasal dari Latin 'apocalypsis', dan Yunani kuno  'apokalupsis', yang secara harfiah berarti 'mengungkap' ( dari apo = setelah, dan kalupto = aku menutupi). 

Dr. Richard Goswiller menjelaskan jika kata 'apocalypse' adalah sebuah istilah Yunani yang ditemukan dalam Perjanjian Baru yang berarti "penyingkapan atau pengungkapan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui dan yang tidak dapat diketahui selain melalui penyingkapan" (Goswiller, R., 1987: 3, Revelation, Pacific Study Series, Melborne).

Dalam  bidang eskatologi, literatur apokaliptik akrab kita temukan.

Literatur apokaliptik umumnya merinci visi tentang akhir zaman yang diwahyukan Sang Pencipta kepada para nabi atau orang-orang suci di masa lalu, melalui perantara utusan surgawi (malaikat), atau dapat juga melalui mimpi. Misalnya Daniel, tokoh suci yang dikisahkan dalam Alkitab dan juga dikenal dalam tradisi Islam, diriwayatkan mendapatkan penglihatan apokaliptik melalui mimpinya.

Sepanjang sejarah umat manusia, ada banyak para nabi dan tokoh-tokoh suci dari berbagai agama yang diriwayatkan mendapatkan pengetahuan apokaliptik. nabi Adam mendapatkan visi bahwa dunia akan mendapatkan pemurnian melalui bencana banjar bah dan bencana kebakaran api, nabi Idris mendapatkan visi bahwa di masa depan sejarah akan dimanipulasi oleh pihak tertentu. 

Nabi Muhammad mendapatkan visi bahwa menjelang akhir dunia umat manusia akan dilanda perang, berjangkitnya wabah, dan masih banyak lagi lainnya, begitu juga Buddha Gautama, mendapatkan visi yang dapat dikatakan senada dengan apa yang disampaikan nabi Muhammad (tentang perang dan wabah penyakit).

Kenyataan bahwa pengetahuan apokaliptik adalah merupakan 'wahyu tentang akhir dunia', yang nampaknya menjadikan Makna kata "apocalypse" dalam bahasa inggris dapat berarti 'wahyu' dan dapat pula berarti 'kiamat' atau 'akhir dunia'.

Pengetahuan apokaliptik dari para nabi dan orang suci dari masa lalu inilah yang kemudian menjadi literatur bergenre apokaliptik dalam naskah-naskah suci berbagai tradisi agama.

Meskipun visi tentang kejadian di masa depan telah sampai pada kita melalui naskah-naskah apokaliptik, namun kenyataannya, visi tersebut tetap saja tidak mudah untuk dipahami, sehingga pada masa sekarang kita pada umumnya menyebutnya 'nubuat' atau 'ramalan'.

Kesulitan memahami nubuat tentang akhir zaman memang dapat dimengerti, dikarenakan narasinya terkadang bersifat metafora, dan walaupun beberapa diantaranya bukanlah sebuah metafora, tapi narasinya tidak secara spesifik menyebutkan waktu kejadian - sehingga pada akhirnya kita tetap dituntut untuk berupaya menafsirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun