Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Tanna Tuwa", Nama Melayu di Wilayah Paling Terpencil di Jantung Asia

28 Februari 2020   01:19 Diperbarui: 28 Februari 2020   12:02 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak Tuva pada peta (sumber: www.maphill.com)

Demikianlah, kata "tanna - tana - tanah" umum digunakan dalam komunitas masyarakat Melayu di Nusantara. Peneliti dan penjelajah Eropa seperti James Cook, George Forster, maupun Michael E. Hoare tahu hal ini.

Digunakannya dua bentuk kata melayu dalam nama "Tanna Tuwa" rasa-rasanya bukan hal yang kebetulan. Ini lebih merupakan bukti bahwa di masa kuno orang-orang di Nusantara telah mengembara hingga ke Asia Tengah. Hal ini telah saya bahas dalam beberapa tulisan saya sebelumnya, seperti di sini: 

Mengenai penamaan "tannu tuva", beberapa kalangan berpendapat jika etimologi nama itu terdiri dari: "Tannu" berasal dari nama sebuah gunung; sementara "tuva" adalah memang sebutan orang-orang Tuva.

Temuan Arkeologi Spektakuler di Tanna Tuva

Por-Bazhyn

Por-Bazhyn (sumber: msn.com)
Por-Bazhyn (sumber: msn.com)
Por-Bazhyn atau Por-Bajin, adalah sebuah pulau kecil yang berada di wilayah Siberia yang terpencil. Yang menarik dan sekaligus menjadi misteri dikarenakan di pulau itu terdapat reruntuhan bangunan kuno yang belum diketahui siapa dan untuk apa itu dibangun. (telah pula diulas di Kompas dengan judul "Por Bajin, Pulau Misterius dan Jarang Tersentuh Peradaban"

Hasil penggalian yang beberapa tahun terakhir ini terus dilakukan, sejauh ini setidaknya telah memberi gambaran untuk dugaan bahwa reruntuhan tersebut adalah sebuah biara dan mengingatkan pada model penataan 'Kota Terlarang' di China. 

Profesor Heinrich Harke, seorang spesialis dalam arkeologi Abad Pertengahan awal yang baru-baru ini mengambil bagian dalam penggalian di situs tersebut, mengatakan situs tersebut telah lama ditafsirkan sebagai tempat tinggal atau benteng kerajaan, namun menurutnya tipikal struktur yang diperlihatkan reruntuhan Por-Bazhyn tidak sesuai untuk rencana seperti itu.

Petunjuk lain tentang kemungkinan Por-Bazhyn  merupakan reruntuhan bekas monastik, berasal dari kayu di situs tersebut, penanggalan menurut dendrochronology menunjukkan periode 770 hingga 790 Masehi - yaitu era ketika Kaisar Bo-gu memeluk agama Manichaeisme, di bawah pengaruh Tiongkok, yang ia kemudian menjadikan agama resmi Kekaisaran Uighur.

Pengaruh Cina inilah, kata Heinrich, yang membuat masuk akal situs Por-Bajin sesuai dengan tata letak  dari 'Kota Terlarang' kekaisaran Cina di pusat Beijing. 

Reka ulang denah tata ruang Por-Bajin (sumber: wikipedia.org)
Reka ulang denah tata ruang Por-Bajin (sumber: wikipedia.org)
Gambar rekonstruksi 3D dari Por-Bazhyn berdasarkan hasil penggalian 2007/8 (oleh R.A. Vafeev) (sumber: wikipedia.org)
Gambar rekonstruksi 3D dari Por-Bazhyn berdasarkan hasil penggalian 2007/8 (oleh R.A. Vafeev) (sumber: wikipedia.org)

Lembah Para Raja

Tuva - Valley of the Kings (sumber: tass.com, Vladimir Smirnov/TASS)
Tuva - Valley of the Kings (sumber: tass.com, Vladimir Smirnov/TASS)
Situs Lembah Para Raja adalah tempat sejumlah besar gundukan "tsar" dari zaman Scythian berada, kata Presiden Masyarakat Geografis Rusia (RGS) Sergei Shoigu. Berdasarkan data awal, tanggal kembali ke abad ke 9 - 8 SM. (sumber di sini)

 Lembah Para Raja berada di lembah Sungai Uyuk yang luas. Ada ratusan gundukan makam besar. Beberapa dari mereka mencapai diameter 100 meter dan tingginya beberapa meter. Sebagian besar monumen ini telah dirampok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun