Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Belajar pada Latar Belakang Film "The Professor and The Madman"

23 Februari 2020   15:11 Diperbarui: 23 Februari 2020   15:39 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: www.2ch.com.au) 

Ada banyak kata dalam bahasa Indonesia yang tidak jelas asal usul atau etimologinya. Ironis memang, karena di sisi lain, bahasa Indonesia terus diperkaya dengan kata-kata serapan baru, bahkan ada beberapa tokoh bahasa di Indonesia (katakanlah demikian), yang terlihat gencar berupaya memunculkan kembali kata-kata kuno.

Mengenai upaya memunculkan kembali kata-kata kuno dan merangsang generasi muda untuk menggunakannya, saya pikir tidak ada salahnya, tetapi, penting untuk dipertimbangkan agar memperjelas dari mana kata-kata kuno itu ditemukan. Dari prasastikah? dari naskah buku kunokah? atau setidaknya berikan sedikit informasi - masyarakat di wilayah mana di Indonesia yang di masa lalu menggunakan kata-kata tersebut dan, dikisaran tahun berapa.

Tidak ada salahnya kita belajar pada cerita yang disajikan dalam film "The Professor and the Madman" yang dibintangi aktor kawakan Mel Gibson dan Sean Penn. Lagi pula, film ini memang berdasarkan kisah nyata. Tentang profesor James Murray , yang pada tahun 1879 mulai menyusun Oxford English Dictionary.

Hal yang layak kita jadikan inspirasi dari film ini adalah, penggambaran ketekunan dan kegigihan orang-orang yang berkontribusi dalam proyek penyusunan kamus bahasa tersebut - mereka tidak tanggung-tanggung, membaca ratusan mungkin ribuan buku untuk mengumpulkan kata-kata yang penting untuk didokumentasikan dalam kamus.

Untuk diketahui, The Oxford English Dictionary (OED) adalah kamus sejarah bahasa Inggris , yang disusun dengan melacak perkembangan historis bahasa Inggris - tujuan dari proyek tersebut adalah menyediakan sumber daya yang komprehensif untuk para sarjana dan peneliti akademis, serta menggambarkan bagaimana penggunaan bahasa Inggris dalam banyak variasinya di seluruh dunia.

Sebagai kamus sejarah, Oxford English Dictionary menjelaskan kata-kata dengan menunjukkan perkembangannya. Oleh karena itu, kamus ini menunjukkan definisi dalam urutan - bermula dari arti kata terawal (sejak kata mulai digunakan), termasuk makna kata yang tidak lagi digunakan. 

Alhasil, ini memungkinkan pembaca untuk dapat memperkirakan periode waktu di mana kata tertentu telah mulai digunakan, dan kutipan tambahan membantu pembaca untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang bagaimana kata tersebut digunakan dalam konteks_, terlepas dari penjelasan apa pun yang dapat disediakan oleh editor kamus.

Saya pikir, tindakan totalitas seperti tujuan proyek penyusunan OED inilah yang tidak kita miliki di Indonesia. Inilah yang saya sempat bahas dalam tulisan sebelumnya Ini Alasan "Kayu Jati" Mendasari Kata "Sejati" dan "Jati Diri".

Bahwa bisa jadi, di Indonesia, kurangnya orang yang mau menulis sesuatu topik atau objek secara mendalam, hingga tiba pada titik dimana tidak ada lagi pertanyaan yang timbul setelah itu, adalah salah satu hal yang dapat dianggap penyebab masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Jadi, hal itu bukan hanya tanggung jawab guru atau tenaga pengajar, tapi juga karena kurangnya tenaga peneliti.

Padahal, jika prestise menjadi motivasi seseorang atau suatu institusi untuk melakukan sebuah proyek penelitian, maka sesungguhnya bahasa Indonesia kaya akan aspek tersebut. Etimologi beberapa kata dalam bahasa Indonesia dapat menggambarkan jika bangsa ini telah aktif berperan dalam komunitas global sejak masa kuno.

Misalnya, etimologi kata 'gadis' dalam bahasa Indonesia, yang ada kemungkinan berasal dari bahasa Inggris "goddess" yang artinya: dewi atau dewa wanita. Dugaan ini dimungkinkan karena kata "goddess" pelafalannya tepat berbunyi "ga-dis".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun