Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Honeymoon Keliling Asean ala Backpacker(1): Romantisnya Kota Malaka di Malam Hari

16 Februari 2016   15:01 Diperbarui: 2 Maret 2016   15:21 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai informasi, Menara Taming Sari ini bukan menara biasa. Tetapi berfungsi juga sebagai sebuah wahana yang bisa membawa wisatawan hingga ke puncak. Terdapat sebuah ruangan yang bentuknya seperti ufo. Ruangan besar yang dilapisi kaca transparan ini mengelilingi tiang menara nan kokoh di tengahnya dan bisa bergerak naik – turun sebagaimana lift. Jika hendak menikmati pesona Kota Melaka dari ketinggian sangat cocok untuk mencobanya. Harga tiket dikenakan sebesar MYR 20 bagi orang dewasa dan MYR 10 untuk anak-anak di bawah 12 tahun. Namun kami tidak berkesempatan mencobanya karena sudah tutup.

Mengingat besok akan kembali ke Kualalumpur maka waktu yang tersisa benar-benar kami manfaatkan dengan baik untuk menjelajahi tiap sudut kota Melaka. Ya, penjelajahan ini kami lakukan pada malam hari. Meski langit telah gelap namun pesona kota tua ini tetap tak kalah menarik. Siraman cahaya lampu-lampu kota yang berwarna kuning temaram semakin menambah kesan romantis. Tidak sedikit wisatawan yang berkunjung pada malam hari.

[caption caption="Sungai yang disulap jadi objek wisata menawan"]

[/caption]

[caption caption="Meski malam hari tak menyurutkan minat wisatawan untuk menjelajahi jejak sejarah di Melaka"]

[/caption]

Dari Dataran Pahlawan kami berjalan kaki menuju kawasan kota tua yang hanya berjarak satu kilometer. Sepanjang perjalanan kami melihat tempat-tempat menarik dan bersejarah. Diantaranya sebuah kapal Portugis peninggalan penjajahan masa lalu yang dipugar dan dijadikan sebuah museum maritim atau orang Malaysia menyebutnya dengan Muzium Samudra. Museum berbentuk kapal ini bisa dimasuki dengan membayar tiket sebesar MYR 10 untuk dewasa dan MYR 6 untuk anak-anak. Lokasinya berada persis di pinggir Sungai Melaka. Ya, di kota yang identik dengan daerah maritim ini terdapat sebuah sungai yang bermuara hingga ke Selat Malaka. Sungai yang mengalir di tengah kota ini oleh pemerintah setempat dimanfaatkan sebagai objek wisata dengan menyediakan kapal wisata di dalamnya. Mirip seperti kanal-kanal yang ada di Venisia.

Berjalan sedikit dari museum, kami mendapati sebuah taman yang dirancang sebagai tempat edukasi sejarah untuk mengenalkan Kota Melaka kepada wisatawan. Terdapat papan-papan informasi yang dipajang di beberapa tempat. Tepat di seberang taman nan molek tersebut terdapat reruntuhan benteng seluas lapangan badminton yang sengaja dibiarkan seperti bentuk asli. Meski terlihat sedikit menyeramkan pada malam hari, namun masih saja ada wisatawan yang penasaran memasuki benteng tersebut.

Berjalan beberapa langkah atau tepat di seberang benteng tersebut kami pun tiba di sebuah tempat yang merupakan pusat dari kota tua. Tempat ini berada persis di sebuah persimpangan mungil yang memiliki banyak persimpangan jalan. Khusus di tempat ini, jalannya tidak dilapisi aspal melainkan beralaskan kepingan-kepingan konblok cantik berwarna merah. Di sekitarnya terdapat banyak taman-taman kecil yang ditumbuhi tanaman hias. Banyak hal menarik yang bisa dilihat di sini. Di antaranya kincir angin, jembatan melengkung yang membelah sungai, taman-taman mungil, dan Gereja berwarna merah atau Christ Curch  yang menjadi landmark kota ini.

[caption caption="Berpose dengan latar gereja merah Christ Church"]

[/caption]

[caption caption="Gedung-gedung yang dipoles dengan warna merah"]

[/caption]

 

[caption caption="Jalanan yang dilapisi dengan konblok"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun