Dunia Islam terbentang dari Spanyol hingga Indonesia. Namun, dunia Islam di Cina masih jarang diketahui, khususnya oleh pembaca berbahasa Indonesia dibandingkan dari negara negara muslim di Timur Tengah dan Asia Selatan.Â
Mengapa penting mengetahui kekayaan Islam di Cina? Cina memiliki sejarah yang amat kaya dan disana banyak muslim yang mengamalkan Islam sepanjang hayatnya dengan kekhasan yang tidak ditemukan di dunia Muslim manapun di bumi ini.Â
Dalam rangka merayakan Maulid, kita akan melihat bagaimana para Ulama Cina secara kreatif memperkenalkan sosok Nabi Muhammad ke dunia intelektual Cina.Â
Siapa Nabi Muhammad?
Kita diajarkan bahwa Nabi Muhammad adalah penerima wahyu dari Allah melalui perantara malaikat Jibril. Kita juga jadi tahu bahwa proses pewahyuan itu beragam cara seperti Nabi seolah mendengar suara berdenting begitu keras seperti lonceng, atau Nabi ditutup wajahnya karena begitu berat saat menerima wahyu tersebut bahkan wahyu turun di saat perang.Â
Namun, gambaran tersebut sulit atau sangat asing di dunia Cina. Orang yang menerima wahyu tidak dikenal disana. Ini membuat para Ulama Cina harus "meracik kembali" gambaran Nabi Muhammad yang mudah dipahami, selaras dengan alam pemikiran Cina.
 Zvi Ben-Dor Benite, Professor Sejarah di New York University menerbitkan sebuah buku berjudul "The Dao of Muhammad : A Cultural History of Muslims in Late Imperial China". Dalam buku ini, beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad digambarkan sebagai 'guru bijak' seperti Konfusius dan penguasa yang shaleh (dibanding sebagai penerima wahyu) karena dua hal.Â
Pertama, supaya sosok Nabi mudah diterima dalam kerangka keagamaan Cina.Â
Kedua, untuk membuat sosok Nabi dibutuhkan untuk diikuti dan diteruskan ajaran ajarannya seperti Konfusius.Â
Meracik Kembali Sosok Nabi