Mohon tunggu...
FADLAN ADITIYA
FADLAN ADITIYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

tukang main.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pembelajaran Daring bagi Siswa, Orang tua serta Guru di Tengah Pandemi Covid-19

30 Juli 2021   15:38 Diperbarui: 30 Juli 2021   15:39 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Semenjak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia semua sektor kehidupan mulai terpengaruh oleh adanya Covid-19. Mulai dari sektor sosial, ekonomi, politik, tak terkecuali pendidikan. Pada masa pandemi yang kian hari kian membuat masyarakat Indonesia kebingungan untuk bertahan dalam segala lini kehidupan. Tak hanya kesehatan, perekonomian pun kian terancam karena pemerintah menetapkan kebijakan-kebijakan yang dirasa menyengsarakan rakyat. Terbukti dengan adanya demonstrasi di setiap daerah di Indonesia. Namun tidak ada pengecualian jika kebijakan tidak dikeluarkan oleh pemerintah, akan semakin maraknya kematian terjadi akibat Covid-19 ini. Bukan tidak mempertimbangkan terhadap kepentingan-kepentingan rakyat, pemerintah mempunyai wewenang penting untuk membuat kebijakan yang solutif, tidak hanya aturan-aturan yang meresahkan rakyat, tetapi juga memberikan solusi yang ampuh untuk terjalinnya kehidupan yang normal seperti sedia kala.Tidak hanya itu, sektor pendidikan juga terkena imbas besar oleh adanya Covid-19 ini. Pembelajaran yang tadinya dilakukan secara normal dan terjadi tatap muka antara guru dan siswa, antara mahasiswa dan dosennya. Namun keadaan memaksa masyarakat untuk mematuhi kebijakan pemerintah yang menerapkan kebijakan kegiatan belajar mengajar dari rumah, dengan kata lain pembelajaran jarak jauh atau sering kita kenal dengan pembelajaran daring. Pembelajaran daring dilakukan untuk meminimalisir semakin berkembangnya Covid-19 ini, bahkan memberantas virus Covid-19. Dengan kata lain, pembelajaran daring harus benar-benar dilakukan pada masa pandemi seperti ini. Atau dapat dikatakan pembelajaran dengan cara seperti ini adalah jalan satu-satunya yang harus dilakukan oleh setiap pelajar, mahasiswa bahkan guru atau dosen demi keberlangsungan pembelajaran yang tidak berpotensi untuk terjadinya klaster Covid-19 di ranah pendidikan.

Tentunya ini merupakan satu tantangan yang harus dilalui oleh setiap pelajar ataupun pendidik. Meskipun tidak sedikit diantara kita mengeluhkan pembelajaran daring yang dilakukan terus menerus. Tidak hanya siswa/mahasiswa yang mengeluhkan pembelajaran daring ini, orang tua dan guru juga mengeluhkan karena tidak adanya pengalaman sebelumnya dalam melakukan pembelajaran daring seperti ini. Berdasarkan hasil pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan kepada siswa, orang tua/wali, pendidik bahkan kepala sekolah, mereka menyebutkan bahwa alasan utama yang mereka keluhkan adalah terkendala masalah ekonomi. Apalagi siswa/orang tua/wali siswa yang kurang mampu dalam memfasilitasi untuk kelangsungan pembelajaran daring. Mulai dari tidak adanya media seperti smartphone atau laptop untuk mendukung terlaksanannya pembelajaran daring, kuota data yang harus mereka beli secara rutin, serta hal-hal mendasar yang diperlukan dalam pembelajaran daring kurang terpenuhi dengan baik. Tidak hanya itu, guru juga mengeluhkan perihal kekurangan buku pegangan untuk dibagikan kepada parq siswa sebagai solusi yang bisa memudahkan siswa dan orang tua lebih leluasa dalam menerapkan proses pembelajaran. Kepala sekolah SDN Cipaku 02 pun berusaha keras untuk terciptanya suasana belajar mengajar yang baik dan harmonis.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan data yang saya dapat dari beberapa perwakilan orang tua siswa mengenai pembelajaran daring. Mereka mengeluhkan tentang pembelajaran yang harus terus dilaksanakan secara daring, karena begitu banyak hambatan serta keluhan yang mereka ungkapkan dalam sesi tanya jawab melalui aplikasi whatsapp yang saya lakukan. "Yang menjadi hambatan utama dalam pembelajaran daring ini adalah kuota pak." ujar salah satu orang tua siswa. "mood anak juga susah ditebak pak, kadang semangat, kadang juga engga saat belajar." tambahnya. Kemudian salah satu dari orang tua siswa tersebut berharap bahwa sekolah bisa dilakukan dengan normal kembali, karena ia menyebutkan; "jujur kalau pembelajaran daring kurang efektif pak, dan anak juga cepat jenuh saat pembelajaran." 

Meski begitu semangat para siswa serta pendidik menjadikan pembelajaran daring pun dilaksanakan dengan baik dan penuh keceriaan. Tidak bisa dipungkiri, hampir satu bulan saya terlibat dalam setiap kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar ini. Mulai dari mendampingi pendidik untuk memberikan bahan ajar kepada para siswa, tak terkecuali perihal administrasi sekolah. Semangat yang timbul dari siswa, pendidik serta semua yang terlibat disekolah membuat saya terenyuh. Mereka mengeluhkan sesuatu yang mungkin tidak mereka mengerti mengapa harus terus menerus seperti ini. Tapi dibalik itu, mereka tetap semangat dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Keterbatasqn bukanlah akhri dari segalanya, mereka tetap mencari solusi, mencari jalan keluar untuk bisa belajar. Menjadikan keterbatasan serta kekurangan yang ada menjadi semangat untuk belajar. Jika dengan seperti ini terus menerus, memang berat saya rasa. Tapi dengan semangat yang terus menerus menjadikan saya yakin bahwa pendidikan Indonesia akan berkembang dan maju, dengan tanpa meninggalkan adab-adab dalam pendidikan, menjunjung tinggi pancasila serta Bhineka Tunggal Ika.

Saya Fadlan, terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun