Mohon tunggu...
Fadla Awwaliyah
Fadla Awwaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

I do what I want to.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keharmonisan Terjalin Dalam Bermasyarakat: Jemaat Ahmadiyah Paninggilan

2 Januari 2022   13:50 Diperbarui: 15 Maret 2022   11:40 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengetahui keberadaan Ahmadiyah sebagai gerakan kebangkitan Islam yang tak terbantah akan kontroversi, kelompok Ahmadiyah kerap mengalami berbagai konflik antar warga, mulai dari teror hingga penyerangan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi komunitas Ahmadiyah di Paninggilan.

Sejarah berdirinya Ahmadiyah di Paninggilan yang terletak di Masjid Ar-Rahmat jl. H. Gedad No.14 Paninggilan Utara Ciledug Tangerang, di awali oleh tokoh yang bernama Haji Gedad, dan Haji gedad ini merupakan sosok yang sangat berpengaruh di wilayah Paninggilan ini. Dari mulai beliau adalah seorang tokoh jawara dan dikabarkan menjabat sebagai lurah, dan orang pada masa itu menyebutnya orang sakti dan bukan hanya di wilayah paninggilan saja, banyak orang yang diluar Paninggilan juga menyebutnya orang sakti.

Beliau dikenal dengan kehebatan ilmu kebatinanannya dan di takdirkan untuk bertemu tuan Rahmat Ali HA. OT beliau adalah muballigh pertama yang dikirimkan Hazar Khalifatul Masih As-Tsani r.a ke indonesia.

Tahun 1942 Haji Gedad berbai'at di tangan tuan Rahmat Ali dan juga diikuti oleh keempat putranya, dan disitulah beliau mendapat penjelasan dari tuan Rahmat Ali dan kemudian akhirnya beliau berbai'at dan semua anak-anak beliau menyatakan ikut ayahnya, karena pada dasarnya tidak mungkin apa yang dibawa ayahnya ini hal yang tidak benar.

Setelah bai'atnya Haji Gedad ini benar-benar merubah hidupnya, beliau dikabarkan adalah seorang yang awalnya mengeyampingkan agama menjadi orang yang mukhlis dan lantang dalam menyuarakkan kebenaran Imam Mahdi, ia selalu berusaha untuk terus mendapatkan tarbiyat bagi dirinya pribadi maupun keluarga dan anggota yang telah berbai'at, dan buahnya jemaat Ahmadiyah Paninggilan terus bertahan dan berkembang hingga saat ini.

Memang pernah ada kejadian di sekitar tahun 2008 dikabarkan pada saat itu sedang melaksanakan sholat subuh berjamaah ada pelaku yang membakar karpet yang berada di bagian belakang masjid dan untungnya dapat diatasi segera dikarenakan ada Laznah (Sebutan untuk wanita Ahmadiyah) yang berteriak bahwa ada kebakaran. Pihak jemaat membiarkan dan melepaskan pelaku tesebut.

Dilansir dari wawancara pribadi dengan Muballigh Mln. Hidayatullah Tatan LDB Mbsy. Namun setelah itu keadaan Ahmadiyah dari mulai berdirinya hingga sekarang berjalan dengan baik, dengan adanya faktor lingkungan sekitar yang rata-rata adalah keluarga dan kerabat dari Haji Gedad sendiri, Hubungan antara jemaat dengan masyarakat sekitar pun baik, dilihat dari jemaat Ahmadiyah di Paninggilan sangat amat bergaul dengan baik, dari mulai bertakziyah jika ada yang ditinggalkan, jemaat Ahmadiyah tidak membiarkan orang yang terkena musibah sampai repot termasuk dalam menyambut tamu, jemaat Ahmadiyah akan sangat memuliakan jika ada tamu yang datang. Jadi dari segi kemasyarakatan jemaat Ahmadiyah dengan masyarakat sekitar merupakan contoh toleransi yang baik. Jadi paninggilan ini merupakan salah satu contoh toleransi yang baik, baik antara warga jemaat maupun warga non jemaat.

"Jadi Jemaat Ahmadiyah dalam perkembanganya keseluruhan boleh dibilang 99% berjalan dengan baik, karena banyak kerabat-kerabat terdekat, walaupun memang ada aja rintangan-rintangan tapi kalau di kalkulasikan tidak terlalu berarti dan tidak terlalu mencolok, karena kejadian itu terjadi hanya satu kali saja dan bersifat tidak terjadi lagi." Ungkap Muballigh Mln. Hidayatullah Tatan LDB Mbsy.

Beberapa kegiatan di Ahmadiyah di Paninggilan selain dilaksanakannya solat fardhu berjamaah, di masjid Ar-rahmat pun diadakan beberapa agenda kegiatan-kegiatan seperti diadakan Ta'limul Qur'an khusus bagi Khudam (pemuda Ahmadiyah) dan Anshor (Laki-laki Ahmadiyah yang berumur 40 th keatas). Metode yang dipakai adalah, pembacaan ayat suci alqur'an yang dibaca secara bersama-sama kemudian setelah dibaca ayat demi ayat kemudian dibahas berkenaan tentang tajwid, setelah itu dibahas juga terjemah perkata, dan setelah dibahas terjemah perkata barulah di sampaikan terjemah secara lengkap, setelah itu sebelum ditutup dengan doa, kita adakan sesi tanya jawab dimaksudkan agar seluruh hadirin memahami apa yang dinbahas dan apa yang disampaikan oleh pemateri dan masih banyak kegiatan lainnya.

Kegiatan-kegiatan yang ada di jemaat Ahmadiyah terus berkembang hingga sekarang dan kegiatan-kegiatan tersebut bukan hanya untuk mencangkup jemaat saja, namun orang yang diluar jemaat dari kalangan usia muda maupun usia tua. Sudah jelas juga bahwa jemaat Ahmadiyah di Paninggilan ini adalah suatu contoh hubungan Simbiosis Mutualisme dengan masyarakat sekitar. Perlu diingat bahwa perbedaan pendapat bukanlah suatu ancaman, maka dari itu mudah-mudahan hubungan baik dan harmonis yang terjalin di Ahmadiyah Paningilan dengan masyarakat sekitar dapat dijadikan contoh bagi kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun