"Dukung Jokowi, ya", begitu pesan Facebook seorang teman lama Saya kepada Saya.
Saya pun menjawab,"Siiip."
Saya jadi teringat dengan teman saya tersebut, dia adalah seorang pekerja keras dan sangat serius dalam pekerjaannya. Relasinya dari level bawah sampai atas. Kolega bisnisnya orang-orang nomor satu di perusahaannya masing-masing.
---
Saya jadi teringat pembicaraan dengan seorang pedagang di kawasan Senen. "Wah kalau saya sih Jokowi aja, mas."
Itulah jawaban dia saat saya tanya,"Gimana Pilkada, mas?"
"Saudara-saudara saya yang ada di Solo, yang menjadi pengrajin, sebelum Jokowi naik, ekonominya kembang-kempis tapi sering kempisnya".
"Sejak Jokowi naik, ekonominya jadi kembang, karena sekarang para pengrajin Solo dan sekitarnya difasilitasi untuk membuka lapak setiap malam minggu di daerah Ngarsopuro. Jalan itu ditutup untuk mobil setiap malam minggu khusus untuk pameran kerajinan."
"Saya sih bisa berharap kalau Jokowi naik, ekonomi para pedagang yang masih keleleran di jalan bisa lebih baik."
"Dulu saudara saya di Solo, berjualan di emper jalan gak tentu, kadang kalau ada acara penilaian daerah disuruh tutup berhari-hari. Sekarang, dia bisa ayem jualan."
Saya yang mendengarkan hanya bisa manggut-manggut,"Oh, begitu ya?"
"Pokoknya kalau nggak Jokowi, rugi deh Mas!"
"Ha ha ha, mas bisa aja", jawab saya.
-----
Ternyata saya mendengar informasi tentang Jokowi tidak hanya berhenti di situ. Kemarin keponakan Saya di Solo juga menelpon. "Pi ye Om Pilkada Jakarta, Jokowi tho?".
"Yo yo, Jokowi."