Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi

12 Maret 2023   21:10 Diperbarui: 12 Maret 2023   21:21 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu sambil menunggu sopir dari koleganya menjemput Rizal pun berjalan-jalan di sekitar hotel. Sengaja dia tidak  minum kopi di hotel karena dia berniat mencoba kopi di warung kopi sekitar hotel.

Rizal pernah tak sengaja mendengar teman kerjanya mengghibah penduduk sini. Dia mengatakan bahwa orang di daerah ini males-males, hobinya kumpul-kumpul ngopi sambil  mengghibah tokoh politisi yang tidak disukainya. "Makanya mereka gampang terpancing berita kebencian karena sering rumpi," kata temannya.

"Bayangin mosok pagi-pagi udah ngobrol asal bunyi sampai jam 7, bukannya ngurus kebun malah ngegosip," demikian cerita temannya.

Pagi ini Rizal ingin membuktikan kebenaran ucapan temannya. Setelah berjalan agak jauh dari hotel, akhirnya dia mampir ke salah satu warung kopi.

Dia pun memesan secangkir kopi, melihat suasana dalam Warung. Dia memang melihat beberapa group petani sedang berbincang sambil menikmati kopinya. "Apakah mereka orang adalah orang  malas?", tanya Rizal dalam hati.

"Ah sebodo amat dengan para petani itu, aku mau menikmati kopiku dulu,"gumam Rizal dalam hati.

Dia pun mulai menikmati aroma kopinya, sambil matanya menyapu sekeliling yang dihiasi pemandangan hijau. Aroma daun pagi hari sangat terasa di hidung. Tiba-tiba semilir angin mengusap wajahnya dan terasa nyaman sekali. Pada saat dia sesap kopinya, terasa nikmat sekali. Aliran hangat memenuhi mulutnya, lalu mengalir ke tenggorokannya dan aliran hangat itu terasa merayap ke lambung. "Ini dia kenikmatan dan suasana yang para petani rasakan,"gumamnya dalam hati,"Suasana seperti ini sangat menyenangkan wajar para petani menikmati suasana seperti ini."

Akhirnya setelah mengetahui sendiri apa yang dirasakan para petani dengan minum kopi di warung kopi pada pagi hari dan bagaimana rasa semangat paginya mengedor-gedor otaknya, Rizal pun berkesimpulan bahwa apa yang dibicarakan temannya di kotanya adalah salah.

"Maaf kawan, kamu salah," kata Rizal dalam hati.

Cek ulang memang diperlukan sebelum mengambil keputusan dan kita tidak bisa  menghakimi sesuatu hanya dengan berdasarkan "KATANYA."

Tabik.

==

Gonilan, 12 Maret 2023

Fadjar Setyanto

=> Ikatlah ilmu dengan menulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun