Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mau Negosiasi Lunak atau Keras?

6 Agustus 2022   23:04 Diperbarui: 7 Agustus 2022   06:14 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tehnik negosiasi antara lain lunak atau keras. Tehnik negosiasi lunak ialah negosiasi yang mendahulukan hubungan baik antara kedua belah pihak. Tehnik  ini menggunakan pilihan kata yang lunak untuk mencapai kesepakatan yang kadang kesepakatan semu. Sementara tehnik negosiasi keras ialah negosiasi yang sering menggunakan ancaman. Dalam hal tehnik negosiasi keras tentu saja harus memiliki kesiapan yang matang bukan semata karena emosi.

Dalam keseharian kita biasa menggunakan tehnik negosiasi lunak dan keras. Hidup selalu bernegosiasi setiap waktu. Itu bisa terjadi dengan rekan kerja, pasangan, anak, maupun tetangga. 

Salah satu negosiasi yang saya ingat ialah saat berhubungan dengan satu provider. Suatu hari saya ditelpon oleh provider internet saya yang membicarakan bahwa periode diskon internet saya hampir habis karena sudah 12 bulan. Saya ditawarkan upgrade dengan diskon sebab kalau saya masih mengunakan program yang lama maka saya tidak akan mendapatkan diskon. Setelah melakukan tanya jawab dengan si penelpon, yang dari provider itu, pada akhirnya saya menyetujui upgrade program dengan biaya yang lebih tinggi dari biasanya. Disini saya menggunakan negosiasi lunak karena saya mempertanyakan diskon yang diberikan dari 10 persen menjadi 15 persen.

Beberapa hari kemudian saya ditelpon lagi oleh tele marketer yang lain dari perusahaan yang sama. Ternyata dia membahas  dari a hingga z kembali. Semua materi yang dijelaskan hampir sama,  perbedaan hanya pada masalah harga. Sales ini menawarkan harga yang lebih tingga dari sales pertama. Saya merespon dengan kata-kata,"Kok beda ya dengan yang telpon saya 10 hari yang lalu." Saya pun menjelaskan percakapan saya dengan telemarketer yang pertama. sales ini akhirnya pura-pura menghitung ulang dan menyetujui apa yang saya katakan. Negosiasi lunak berhasil.

Ternyata, dua atau tiga hari kemudian ada telemarketer dari perusahaan yang sama menelpon lagi. Saya katakan saya sudah konfirmasi 3 hari lalu. Tapi orang ini tidak bisa mendengarkan dengan baik, dia pun tetap bersuara. Akhirnya saya potong ucapan dia,"Mas kalau begini caranya saya akan putus provider anda." Dia pun mematikan telpon.

Saya pun akhirnya menelpon kantor pusat provider ini. Saya ceritakan kronologinya dan terakhir saya mengatakan padanya bahwa saya akan berhenti langganan saja. Petugas ini menyambungkan saya ke bagian pemutusan. Entah, petugas pertama sudah mengatakan atau belum pada petugas pemutusan, tapi begitu saya tersambung dengannya, dia langsung mengatakan, "Pak, kalau tidak usah ikuti apa yang ditawarkan para telemarketer itu, tarif bapak akan tetap seperti periode kontrak yang lalu saja, bagaimana?"

Saya katakan,"Nah ini yang saya mau, saya tidak mau pusing dengan promo baru dengan fasilitas bla-bla-bla-bla, yang penting buat saya ialah saya bisa pakai dan tidak telat bayar".

Saya katakan lagi,"Kalau saya dipusingkan dengan ini itu, saya pilih putus saja, masih ada  provider lain yang siap menerima saya buat berlangganan."

Petugas itu mengatakan,"Tidak ada perubahan Pak, saya jamin itu, jadi tetap berlangganan ya, Pak?"

===

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun