Mohon tunggu...
GoneGone
GoneGone Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tukang Ketik

Menulis, Membaca, Berpetualang dan Bercinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga si Kupu-kupu dan Pria Tampan

1 Februari 2023   01:01 Diperbarui: 1 Februari 2023   01:04 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Seorang pria tampan menyapanya dengan nama Azalea. Kemarin, pria tampan yang lain memanggilnya Camelia. Kemarinnya lagi, pria tampan yang lain lagi menyebut namanya dengan nama yang juga lain: Dahlia. Dan besok, bisa saja dia mengenalkan diri dengan nama-nama bunga lainnya, Fressia, Zinnia atau Vinca.

"Saya adalah Bunga." Dia memantapkan diri. Tak pernah ada yang tahu siapa nama aslinya. Lagi pula, siapa peduli? Toh yang diinginkan pria-pria tampan itu bukan nama, melainkan tubuhnya. Begitulah Bunga, menjalani kehidupan dengan menyebarkan harum dan menawari nectar bagi para kumbang yang kehausan. 

Malam ini, masih malam yang selalu biasa. Malam dimana dingin seketika memanas di atas lantai dansa. Lampu remang-remang sengaja dipasang demi menyembunyikan wajah manusia-manusia berdosa. Meja-meja dipenuhi gelas bir berbusa. Asap rokok berkeliaran, di sofa-sofa empuk berkulit hitam, duduk para pria tampan dan wanita penghibur dengan nama-nama bunga.

"Kamu adalah Si Kupu-kupu, sayang," ucap seorang pria tampan ke sekian. Matanya tak lepas dari pemandangan indah tubuh wanita yang berada dipangkuannya. Dia mengecup mesra pipi Si Pria Tampan tanpa ragu. Pria tampan yang mendapat kecupan pun tersipu malu.

"Nama saya Biduri, Tuan."

"Tapi, Papi bilang namamu Seruni."

"Benarkah?"

"Siapa namamu sebenarnya, kupu-kupuku?" Pria tampan mengambil gelas berisi bir lalu meminumnya tanpa melepas pandangan.

"Cempaka," jawabnya. Pria tampan menahan tawa mendengar nama Bunga yang ia tahu masih bukan nama sebenarnya.

"Lalu, siapa namamu?"

"Asoka." Dan mereka berdua tertawa karena sama-sama tak percaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun