Mohon tunggu...
Fadirra
Fadirra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang penghobi hal-hal yang menarik dan bermanfaat. A hobbyist to interesting and useful things.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

The Heart Metamorphosis

27 Juni 2011   11:12 Diperbarui: 16 Juni 2016   03:37 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

INDONESIAN VERSION: 

SUNGGUH, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang menciptakan makhluk yang dikaruniai dengan keindahan dan pesona yang luar biasa, yaitu kupu-kupu. Keindahan corak yang beraneka ragam pada sayap kupu-kupu, menunjukkan bukti kebesaran Allah yang Maha Indah. Akan tetapi, untuk mencapai keindahan itu diperlukan suatu proses yang disebut dengan metamorfosis

Kupu-kupu pada mulanya hanyalah berupa ulat. Ulat yang tidak mempunyai sayap yang indah, yang tidak mampu terbang bebas seperti kupu-kupu. Ulat yang hanya mampu bertahan hidup dengan merusak, yaitu memakan dedaunan pada tanaman yang ditumpanginya. Akan tetapi, terjadilah suatu keajaiban alam yang sudah diatur oleh-Nya. Ulat berubah menjadi bentuk kepompong. Dalam bentuk kepompong, mereka beristirahat dari segala aktivitas. Tidak makan dan tidak minum selama beberapa hari. Akhimya, setelah melalui perjuangan yang berat, kepompong tersebut berubah menjadi suatu maha karya ciptaan Allah dengan keindahan dan pesonanya yang dinamakan kupu-kupu. 

Proses metamorfosis pada kupu-kupu, mempunyai kesamaan dengan ibadah puasa yang dilakukan umat Islam pada Ramadhan. Manusia sebelum berpuasa, mempunyai sifat selalu mengumbar dirinya demi memenuhi kepuasan hawa nafsunya. Hati yang merupakan pusat dari segala perbuatan manusia, menjadi gelap dan keras, seperti ulat yang selalu memakan daun-daun untuk memenuhi rasa lapar yang berlebihan. Umat manusia akhirnya diberi kewajiban oleh Allah untuk melakukan suatu fase istirahat (pengekangan diri) dari hawa nafsu yang dinamakan puasa. Pada puasa, manusia wajib untuk menahan diri, bukan hanya makan dan minum, melainkan juga dari segala macam hawa nafsu, laiknya kepompong yang harus beristirahat dari makan dan minum serta segala aktivitasnya. Akhirnya, tiba saatnya hari kemenangan (Idul Fitri), yakni setiap insan manusia “terlahir kembali”. Setelah melalui proses puasa (istirahat) selama sebulan, menjadi pribadi baru yang dicintai oleh Allah. Dalam hal itu, terjadilah apa yang disebut sebagai metamorfosis hati, yang merupakan salah satu keajaiban berpuasa. Hati manusia yang dulunya gelap dan keras, berubah menjadi hati yang lembut dan bercahaya, menjadi hati yang benar-benar memperoleh kemuliaan dari Allah, laksana kupu-kupu yang keindahan sayapnya memancarkan kedamaian bagi siapapun yang melihatnya.

~ o ~

ENGLISH VERSION:

Indeed, all praise is due to Allah SWT (Glorified and Exalted be He) who created a living creature blessed with its extraordinary and captivating beauty, called butterflies. The rich and attractive colors of their wings do prove the grandeur of Allah, the Most Beautiful. Yet, to finally achieve that stunning appearance, metamorphosis is an inevitable process.

A butterfly in the beginning is merely a caterpillar, which possesses no colorful wings and is not able to fly free like butterflies. By destructing, it can only survive, that is, to eat the leaves of plants or trees. However, a miracle arranged by Him happens. The caterpillar is transformed into a pupa. In this form, the creature gets some break from all activities, without eating and drinking for days. In the end, after its struggle, the pupa is now transformed into a masterpiece can be made only by Allah with its beauty and attraction, named, butterflies.

This metamorphosis process of butterflies is analogous to fasting, which is done by Muslims during the month of Ramadhan. Before fasting, humans have a trait to always let themselves follow their desire and lust. Our heart, the center of all our attitude and behaviors, has become dark and hard, as the caterpillars that always consume leaves to fulfill their excessive hunger.

Humans eventually are obliged by Allah to perform a resting phase namely fasting. During fasting, humans are obliged to restrain, not only from eating and drinking, but also from all the desire and lust, just as the pupae that have to rest from eating, drinking and any other activities.

Now, we have come to the day of victory (Idul Fitri), the day when every person is “reborn” and to be a new beginning loved by Allah after a month of resting process (fasting). In that case, there is what is called “heart metamorphosis”, which is one of the miracles of fasting.

Humans' heart, which was dark and hard, has now become a heart of light and tenderness, a heart of Allah's glory, like the beauty of butterflies' wings that shine peace to anyone seeing it.

~ o ~

JAVANESE VERSION: 

PANCEN BENER, puji lan syukur dhumateng Allah SWT ingkang sampun agawe makhluk ingkang dipunkaruniai kaliyan kaindahan lan pesona ingkang apik sanget, yaiku kupu-kupu. Hayuning corak ingkang aneko worno ing sayape kupu-kupu, nuduhaken bukti keagengan Allah ingkang Maha Indah. Sekabehe iku perlu sawijining proses naminipun metamorfosis. Kawitane kupu-kupu iku namung uler. Uler ingkang mboten nggadah sayap sing ayu, mboten saget terbang bebas koyo kupu-kupu. Uler namung saget urip ambek ngerisak, yaiku mangan seko godong-godongan ing tetanduran inange. Nanging, ono keajaiban alam ingkang sampun diatur kaliyan Gusti Allah. Uler isok berubah wujud dadi kepompong. Ning wujud iki, ulere leren soko kabeh kegiatan. Gak mangan lan gak ngombe kanggo sawetara dino. Akhire, sawise perjuangan sing abot, kepompong mau isok berubah dadi sawijine maha karya saking Gusti Allah kaliyan kaindahan lan pesonanipun, ingkang dinamai kupu-kupu. Proses metamorfosis ing kupu-kupu, duwe kemiripan karo ibadah posone umat Islam ning Ramadhan. Manungsa sadurunge poso, duwe sifat seneng ngumbar hawa nafsune. Ati sing pusate kabeh kegiatan manungsa, dadi peteng lan atos, kayata uler sing seneng mangan godong-godong kanggo ngatasi luwene sing luwih-luwih. Umat manungso akhire diparingi kewajiban saking Gusti Allah kangge ngelewati wektu leren saking hawa nafsu, disebut poso. Yen pas poso, manungso kudu nahan diri, ora mung soko mangan lan ngombe, nanging ugo soko segala macem hawa nafsu, kayata kepompong sing istirahat soko mangan, ngombe lan kabeh kegiyatane. Akhire, wes tekan nang dino kemenangan (Idul Fitri), yaiku tiap insan manungsa "lair maneh". Sawise lewat proses poso (leren) kanggo sesasi, dadi tiyang anyar ingkang ditresnani Gusti Allah. Iki wes terjadi opo sing disebut metamorfosis hati, sing sabenere sawijining keajaibane poso. Atine manungso sing biyene peteng lan atos, saiki maleh ati sing alus lan sumringah, dadi ati ingkang saestu ing kamulyaning Gusti Allah, kayata keindahane kupu-kupu, sing sayape mancarke katentreman kanggo kabeh sing ngeruhi.

~ o ~

~FD
~Credit for photo: http://libreshot.com/butterfly-2/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun