Mohon tunggu...
Fadil S. Isnan
Fadil S. Isnan Mohon Tunggu... Konsultan - Teman Bercakap

Semesta Mendukung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebelum Malam Datang Menjelang

18 April 2015   07:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14293157161388334296

[caption id="attachment_410917" align="aligncenter" width="600" caption="mukomukoshare.wordpress.com"][/caption]

Manusia adalah makhluk paling luar biasa yang telah Tuhan ciptakan di muka bumi ini. Bayangkan saja bila kita tidak diciptakan sebagai manusia, misalnya diciptakan sebagai kucing atau ayam. Apakah kita masih bisa merasakan apa yang sedang kita alami sekarang, detik ini? Apakah kita masih bisa berpikir, melihat, mendengar, merasa, bahkan mencintai?

Bersyukurlah kita diciptakan sebagai insan bertuhan. Bukan atheis. Kita selalu punya “teman” yang bisa diajak curhat kapan saja, mendengar keluh-kesah kita di mana saja, menjadi “bahu” untuk kita ketika ujian yang sangat berat menimpa. Bayangkan bila kita menjadi seorang atheis. Menuhankan logika dan ilmu pengetahuan. Tidak ada sesuatu yang bisa menjadi sandaran hidup ketika mendapat musibah.

Kita boleh berilmu, bahkan sangat wajib. Namun, janganlah kita menjadikan ilmu terutama ilmu dunia sebagai Tuhan. Apalagi sampai meninggalkan kewajiban hanya dengan dalih menuntut ilmu, misalnya salat. Tidak bisa.

Kehidupan manusia yang penuh liku seperti labirin kadang membuat manusia pusing dan stres sendiri mengenai cara menghadapinya. Banyak sekali masalah yang datang dan pergi secara bergantian menyapa kita setiap hari. Namun, apakah kita sadar bahwa masalah yang ada hanya sebagian kecil dari rasa sayang Tuhan kepada kita? Dahulu, ada sahabat Rasul yang justru stres dan takut karena sudah seminggu hidupnya tenang-tenang saja, tidak ada masalah. Dia khawatir kalau Tuhan telah melupakan hidupnya. Hingga seperti itulah pentingnya masalah di kehidupan kita.

Kunci utama dalam menghadapi masalah itu sangat sederhana. Bertaubat. Ya, kalau kita merasa sangat terbebani dengan berbagai masalah yang menimpa, maka lihatlah ke dalam diri kita sudah berapa banyak dosa yang kita lakukan. Hitung pula sudah berapa banyak kita bertaubat atas dosa-dosa kita. As simple as that.

Bertaubat adalah rumus paling mujarab untuk memberi ketenangan. Pun menjadi formula paling mutakhir untuk memohon kepada Tuhan agar semua beban yang ada di pundak kita dihilangkan. Mumpung masih muda, ayo banyak-banyak merenungi kesalahan yang telah lalu. Kesalahan terhadap teman, orang tua, keluarga, orang lain, diri sendiri, hingga Tuhan. Mari bersama-sama membersihkan hati dengan meminta ampuanan atas kekhilafan kita. Saya bukan orang suci. Saya yakin dosa saya juga masih sangat banyak, tapi apa salahnya saling mengingatkan untuk bersama-sama mengingat bahwa kita di dunia hanya “mampir ngombe”.

Insya allah dengan pemahaman seperti ini, kita akan selalu tenang menghadapi apapun di dalam kehidupan kita. Intinya teruslah bertaubat, mau sudah melakukan seribu kebaikan sekalipun, tetaplah bertaubat. Sebelum “malam” datang menjelang. Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun