Mohon tunggu...
Fadil S. Isnan
Fadil S. Isnan Mohon Tunggu... Konsultan - Teman Bercakap

Semesta Mendukung

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Bisakah Bukit Algoritma Menyamai Silicon Valley?

11 April 2021   20:59 Diperbarui: 12 April 2021   16:20 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Silicon Valley dari Bay Area | Sumber: twenty20photos/elements.envato.com

Bisa dibayangkan, apakah Sukabumi atau bahkan Indonesia pernah memiliki sejarah teknologi seperti ini? Sepertinya tidak. Namun, kalau mencari sejarah moci di sini tempatnya.

sumber: propertyobserver.id
sumber: propertyobserver.id
Kondisi Topografi

Seperti halnya wilayah Jawa Barat pada umumnya, Sukabumi cukup didominasi dataran tinggi atau perbukitan, khususnya di wilayah Cibadak. Tentu saja jangan artikan valley pada Silicon Valley sebagai bukit/lembah. Ini cocoklogi namanya.

Selayaknya sebuah kawasan, maka rencana lokasi yang dibutuhkan adalah wilayah yang luas dan jauh dari permukiman warga. Meski angka kepadatan penduduk cukup rendah sekitar 609 jiwa/km2, hal ini tidak bisa langsung dijadikan acuan sebagai calon lokasi proyek Bukti Algoritma.

Keandalan Lingkungan

Dalam sebuah megaproyek dibutuhkan tinjauan dari berbagai aspek, salah satu yang terpenting adalah aspek lingkungan. Aspek ini terdiri atas sistem penyediaan air minum dan pengelolaan limbah (padat dan cair). 

Dalam hal penyediaan air minum, sesuai Buku Kinerja BUMD Air Minum Tahun 2020, cakupan pelayanan Kab. Sukabumi masih sekitar 28.97%, pertumbuhan pelanggan 44.24%, dan kualitas air pelanggan sekitar 60,46%.

Hal ini mengindikasikan bahwa untuk kebutuhan domestik saja masih belum cukup, apalagi ditambah non-domestik. Padahal kewajiban pelayanan kepada masyarakat adalah 100%.

Dari segi pengelolaan limbah, kita tahu bersama bahwa industri menghasilkan limbah dengan kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), apalagi industri teknologi. Limbah yang dihasilkan tidak hanya B3 melainkan limbah elektronik atau e-waste. 

Sistem penananganan limbah B3 saat ini masih terbatas pada beberapa industri besar seperti PPLi, sedangkan pengelola limbah elektronik masih hitungan industri kecil.

Belum lagi ditambah limbah B3 akibat Covid-19. Mengingat kondisi pengelolaan limbah B3 saat ini masih perlu ditingkatkan, pasti pusing pengelolaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun