Mohon tunggu...
Fadillah Fitriyani
Fadillah Fitriyani Mohon Tunggu... Penulis - Jadilah diri sendiri

Mahasiswa UIN Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interelasi Agama dan Masyarakat

15 Agustus 2020   20:44 Diperbarui: 15 Agustus 2020   20:39 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama berasal dari bahasa sansekerta dari kata "a" berarti tidak dan "gama" berarti kacau. kedua kata itu jika di hubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan tuhan, sesama manusia, dan alam sekitarnya tidak kacau.agama itu timbul sebagai jawaban manusia atas penampakan realitas tertinggi cara misterius yang menakutkan tapi sekaligus mempesonakan dalam pertemuan itu manusia tidak berdiam diri, ia harus menanggapinya.

Dalam kaitannya ini ada juga yang mengartikan religi dalam arti melihat kembali kebelakang pada hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan -- perbuatan tuhan yang harus diresponnya untuk menjadi pedoman hidup.

Interelasi Agama dan masyarakat adalah hubungan antara agama dan masyarakat. Hubungan Agama dengan masyarakat menyajikan sebuah dilema fundamental yang bisa dikedepankan dalam tiga aspek. Aspek pertama dan yang terpenting, agama melibatkan manusia pada situasi akhir dititik mana lahir kesadaran akan hal tertinggi.

Kedua, agama menyangkut hal-hal yang suci, karena itu agama berkenaan dengan pemahaman dan tanggapan khusus yang membutuhkan keluhuran pandangan atas objeknya. Agama merupakan model kesadaran yang sangat lain dibanding dengan suasana sekuler, secara fundamental ia disebut heterogen. Ketiga, agama dilandaskan pada keyakinan, karena itu objeknya adalah supraempiris dan ajarannya tidak mungkin diperagakan dan dibuktikan secara empiris.

Agama sebagai unsur penting dalam kebudayaan memberikan bentuk dan arah pada fikiran, perasaan, tindakan manusia. Ia menyeimbangkan orientasi nilai, aspirasi, dan ego ideal manusia. Tetapi agama bertumpu pada keyakinan diatas suatu kesepakatan kepada supra empiris. Jadi agama menunjukkan dirinya sebagai pemeraga dilema.

Manusia beragama pasti hidup dan berhubungan dengan dua dunia pengalaman yang heterogen dan tidak berkesuaian. Agama merupakan dorongan bagi pengembangan pemahaman manusia atas diri, perilaku, fikiran dan perasaannya, serta hubungannya dengan manusia lain yang dijumpainya dalam masyarakat.

 Interelasi agama dan masyarakat diwujudkan melalui :

  • Perilaku Keagamaan

Perilaku keberagamaan berasal dari dua kata yaitu perilaku dan keberagamaan. . Pengertian perilaku dalam kamus antropologi yaitu segala tindakan manusia yang disebabkan baik dorongan organisme, tuntutan lingkungan alam serta hasrat-hasrat kebudayaannya.

 Sedangkan prilaku di dalam kamus sosiologi sama degan "action" artinya "rangkaian atau tindakan" (Soerjono Soekamto, 1985: 7). Perilaku secara bahasa (menurut KBBI)  adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dari gerak (sikap) tidak saja badan atau ucapan (Poerwadarmanto, 1985: 671.).  Menurut Bimo Walgito (1994: 15), perilaku adalah aktivitas yang ada  pada individu atau organisasi yang tidak timbul dengan sendirinya, melainkan akibat dari stimulus yang diterima oleh organisasi yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal.

Keberagamaan berasal dari kata agama yang diartikan sebagai sekumpulan perturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk mengikuti perturan tersebut sesuai dengan kehendak dan pilihannya sendiri, guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan keberagamaan itu sendiri merupakan respons manusia terhadap wahyu Tuhan, yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, penghayatan, dan pemikiran.

Jadi Perilaku keagamaan adalah tingkah laku yang didasarka atas kesadaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa semisal aktifitas keagamaan seperti shalat, zakat, puasa dan sebagainya. Perilaku keagamaan bukan hanya terjadi ketika seseorang melakuka perilaku ritual saja, tetapi juga ketika melakuka aktifitas lain yag didorong oleh kekuatan supranatural, bukan hanya yang berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan dapat dilihat oleh mata, tetapi juga aktifitas yang tidak tampak yang terjadi dalam diri seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun