Wonogiri, 24 Januari 2025 -- Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan efisiensi pengelolaan irigasi, mahasiswa KKN dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Diponegoro membawa inovasi teknologi terkini ke Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Wonogiri. Melalui proyek kerja nyata ini, para mahasiswa tidak hanya menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah, tetapi juga menghadirkan solusi praktis untuk mengatasi berbagai tantangan dalam dunia pertanian, terutama dalam hal pengairan lahan.
Latar Belakang dan Tantangan Pengairan di Desa Tegalharjo
Desa Tegalharjo merupakan salah satu daerah yang sangat bergantung pada sektor pertanian. Ketersediaan air yang tidak selalu stabil dan metode irigasi tradisional yang masih banyak digunakan seringkali mengakibatkan inefisiensi dalam penyiraman tanaman. Petani di desa ini menghadapi berbagai kendala, mulai dari pemborosan air hingga ketergantungan pada kehadiran fisik untuk mengatur aliran air. Kondisi ini menuntut adanya inovasi yang dapat mengoptimalkan penggunaan air serta mengurangi beban kerja petani dalam mengelola irigasi.
Kondisi geografis dan cuaca yang tidak menentu semakin menambah kompleksitas dalam pengelolaan irigasi. Kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air saat musim hujan memerlukan sistem yang mampu menyesuaikan aliran air dengan kebutuhan tanaman secara otomatis. Di sinilah peran inovasi berbasis teknologi menjadi sangat vital untuk menciptakan solusi yang adaptif dan efisien.
Inovasi Sistem Pengairan Otomatis Berbasis IoT
Dalam rangka merespons tantangan tersebut, saya sebagai mahasiswa KKN UNDIP mengembangkan sebuah sistem pengairan otomatis dengan menggunakan pompa mini 12V yang diintegrasikan dengan selang water dripping. Sistem water dripping telah dikenal luas karena kemampuannya menyuplai air secara perlahan dan langsung ke akar tanaman, sehingga mengurangi pemborosan air dan meningkatkan efektivitas penyerapan oleh tanaman.
Keunggulan utama dari inovasi ini adalah penerapan teknologi Internet of Things (IoT) yang memungkinkan pengendalian sistem irigasi secara jarak jauh. Melalui platform Blynk, petani dapat mengontrol on/off relay pompa air melalui smartphone. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi melakukan pengaturan manual yang memerlukan kehadiran fisik di lokasi lahan. Fitur ini sangat membantu terutama bagi petani yang mengelola lahan di area yang luas atau yang berada di lokasi yang sulit dijangkau.
Cara Kerja Sistem dan Implementasinya di Lapangan
Proses kerja sistem pengairan otomatis ini cukup sederhana namun efektif. Pompa mini 12V berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber ke selang water dripping yang kemudian mendistribusikan air secara merata ke area tanaman. Integrasi sensor dan modul relay yang terhubung ke jaringan IoT memungkinkan sistem untuk dikendalikan secara remote. Melalui aplikasi Blynk, petani dapat mengaktifkan atau mematikan pompa sesuai dengan kebutuhan irigasi pada waktu tertentu.
Penerapan sistem ini dilakukan secara bertahap, dimulai dengan instalasi peralatan di lahan pertanian, penyambungan jaringan IoT, dan pengujian sistem untuk memastikan bahwa semua komponen bekerja dengan baik. Proses integrasi teknologi ini juga melibatkan pelatihan bagi para petani agar mereka dapat mengoperasikan aplikasi Blynk dengan mudah. Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya menyediakan solusi teknologi tetapi juga meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat desa.