Mohon tunggu...
fadia nurul azmi
fadia nurul azmi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembentukan Karakter Anak pada Masa Covid-19

2 Agustus 2020   21:39 Diperbarui: 2 Agustus 2020   21:32 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang melibatkan orang tuan dalam proses pembelajarannya diharapakan mampu menekankan pembentukan nilai-nilai karakter bagi siswa. Pengukuran terhadap pengembangan nilai-nilai karakter anak selama pandemi Covid-19 dilakukan menggunakan kuesioner yang di buat dalam aplikasi google form sebagai instrumen pengumpulan data penelitian. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner melalui google form yang di sebar oleh wali kelas di masing-masing sekolah TK dan SDmemalalui Media WhatsApp Grup wali siswa, diperoleh data lima nilai-nilai karakter yang dominan di kembangkan selama pandemi covid-19 adalah sebagai berikut.

1. Menumbuhkan Nilai-nilai Karakter Relegius

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional (2010) menjelakan Religius: merupakan sikap dan perilaku yang patuh dan melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleren terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Salah satu strategi atau metode yang dipergunakan dalam membentuk karakter religius adalah dengan pembentukan kebiasaan yang baik dan meninggalkan yang buruk melalui bimbingan, latihan dan kerja keras. Pembentukan kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah karakter seseorang. Maka karakter yang kuat biasanya dibentuk oleh penanaman nilai yang menekankan tentang baik dan buruk. Nilai ini dibangun melalui penghayatan dan pengalaman. Pembentukan karakter relegius terhadap anak dapat dilakukan jika seluruh stake holders pendidikan termasuk orang tua dan keluarga ikut berpartisipasi dan beperan serta.

Pada masa pandemi Covid-19 ini, orang tua selalu melibatkan anaknya untuk ikut melakukan persembahyangan, sebagai upaya selalu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar di beri tuntunan, kesehatan dan terhindar dari marabahaya. Selain itu, membiaskan dan memberikan teladan kepada anak tentang nilai-nilai relegius dalam kehidupan sehari-hari, seperti: bersembahyang, jujur, bersyukur, dan toleransi. Pengimplemntasian nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten dan berkesinambungan akan membentuk sebuah kebiasaan. Pembiasaan adalah sebuah cara yang dilakukan untuk membiasakan anak agar berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Pembiasaan mendorong dan memberikan ruang kepada anak pada teori-teori yang membutuhkan aplikasi langsung, sehingga teori yang pada mulanya berat menjadi lebih ringan bagi anak bila seringkali dilaksanakan.

2. Menumbuhkan Nilai Karakter Disiplin

Disiplin merupakan sebuah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Saat ini, banyak yang meyakini dengan memiliki kedisiplinan tingga berpengaruh terhadap kehidupan seseorang dalam mewujudkan cita-citanya. Selain itu, displin juga di padang sebagai cerminan budaya suatu bangsa. Menurut Kurniwan, (2013) menjelaskan bahwa bangsa yang memiliki peradaban dan budaya yang tinggi memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi. Disiplin terbentuk melalui proses tingkah laku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.Di masa pandemi seperti sekarang ini, tingkat kedisiplinan masyarakat tengah diuji karena untuk memutus mata rantai penularan Virus Covid-19 ini di butuhkan kedisiplinan masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Sikap disiplin memiliki arti penting bagi diri sendiri dan orang lain. Pengembangan sikap disiplin pada anak di masa pandemi ini adalah dengan mengikuti protokol kesehatan, seperti: (1) selalu menggunakan masker. Saat ini, menggunakan masker saat berada di luar rumah atau berinteraksi dengan orang lain menjadi hal yang wajib dilakukan, dan sudah menja kebiasaan. Bahkan di beberapa daerah mewajibakan semua orang menggunakan masker jika berada di daerah tersebut, jika tidak akan diberi sanksi tegas. (2) Membudayakan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir atau menggunakan hand sainitazer ketika akan menyentuh wajah. Dalam upaya membudayakan mencuci tangan, anak-anak di ajarkan cara mencuci tangan yang benar dan menugaskan siswa membuat sebuah vidio cara mencucitangan yang benar. (3) Menjaga jarak 1 sampai 1,5 Meter, hal ini guna menghidari kerumunan banyak orang. (4) Selalu menjaga imunitas tubuh dengan makan-makanan yang bergizi seimbang dan berolah raga secara teratur.Dalam pembentukan karater disiplin pada anak terdapat tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) kesadaran diri sendiri dari anak tentang pentingnya sebuah kedisiplinan, (2) Keteladanan dari orang tua, guru dan masyarakat, (3) penegakan peraturan yang telah di buat. Keteladanan dan penegakan peraturan merupakan faktor dari luar yang tidak akan bertahan lama bila tidak diikuti dengan komitmen dari kesadaran diri sendiri dalam penegakan kedisiplinan. Menurut Nizar (2009) menyatakan kedisiplinan dapat membentuk kejiwaan anak untuk memahami peraturan sehingga diapun memahami kapan saat yang tepat untuk melaksankan peraturan dan kapan dapat mengesampingkannya. Dalam keseharian anak peraturan selalu ada, sehingga kondisi kejiwaan anak butuh diatur agar kehidupannya tentram.

3. Menumbuhkan Nilai Karakter Kreatif

Menurut Kurniawan (2013), Kreatif adalah sebuah kinerja. Kinerja dalam mewujudkan ide dan gagasan melalui serangkaian kegiatan intensif untuk menghasilkan sebuah karya cipta. Karya cipta yang berupa gagasan, kegiatan, karya artefak, sampai performa yang memiliki keunikan khusus yang menarik minat banyak orang. Sejalan dengan itu, Listyarti (2013) mengungkapkan Kreatif merupakan cara berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Menumbuhkan nilai karater kreatif pada anak sejak dini akan menjadikan anak menjadi pribadi yang ulet.

Kreatifitas merupakan salah satu keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21, sehingga perlu di kembangkan sejak dini. Pada masa pandemi covid-19 ini merupakan momentum untuk mengembangkan kreatifitas sesuai dengan minat dan bakat anak. Menurut Samani dan Haryanto (2012), terdapat indikator-indikator yang dapat digunakan sebagi acuan untuk pembentukan karakter kreatif pada anak, yaitu: (1) Menampilkan sesuatu secara unik dan menampilkan ide baru. (2) Berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.(3) Ingin terus berubah dan memanfaatkan peluang baru. (4) Mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes dan kritis.

4. Menumbuhkan Nilai karakter mandiri,

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Menurut Kemdikbud (2017) menyebutkan anak yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun