Mohon tunggu...
Fadiah Idzni Nadhila
Fadiah Idzni Nadhila Mohon Tunggu... Lainnya - Profil Pribadi

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hafalan Terakhir untuk Umma

23 Oktober 2020   21:32 Diperbarui: 23 Oktober 2020   22:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Fatimaah ayo naak sudah siang.. " teriak umma dari balik pintu kamarku. " Iya umma sebentar " jawabku sambil berlari menggunakan khimar putih bertuliskan rumah tahfidz Az-Zikra milikku. " Subhanallah fatimaaah" ujar umma yang begitu terkejut melihatku keluar dari kamar, " kenapa umma? " Tanya ku dengan polosnya, bukannya marah umma malah menertawakanku sambil menunjuk nunjuk diriku dan berkata " masyaallah naak naak kamu ini gimana,pakai baju kancing miring semua, pakai rok terbalik begitu ,pakai khimar sudah macam diterjang badai saja " aku masih tidak tau,apa sebenarnya maksud umma ku ini, "tapi kan umma,fatimah tidak sedang diterjang badai? " Jawabku dengan penuh kebingungan, "hahaha ada-ada  saja kamu fatimah,tentu bukan diterjang badai sungguhan maksud umma naak,maksud umma itu baju fatimah ini berantakan sekali " aku kebingungan melihat umma yang masih tertawa heran melihat tingkah ku. Lalu dengan sigap umma membetulkan baju,rok dan meluruskan khimarku dengan rapi, " nah kalau begini kan cantik fatimah " ujar umma sembari mencium keningku, "sudah ayo berangkat nanti terlambat, ustadzah ramia sudah menunggu kamu pasti " timpa umma lagi. Kami berdua pun berangkat dengan jalan kaki.

 Oh iya perkenalkan aku Fatimah Azzahra orang orang biasa memanggilku fatimah, umurku 8 tahun. Kata umma dan baba arti dari namaku adalah fatimah yang selalu berseri, dan seperti arti dari namaku aku adalah anak yang periang dan memiliki wajah selalu berseri. Selain memiliki arti yang bagus,  Umma bilang fatimah Azzahra adalah putri kesayangan nabi Muhammad,makanya umma dan baba memberiku nama fatimah azzahra, dan aku memiliki seorang kakak laki-laki bernama  Yusuf. Dan hari ini adalah hari pertamaku masuk ke rumah tahfidz Az-Zikra untuk menghafal Qur'an. Ketika aku mendengar bahwa rumah tahfidz didesaku ini membuka penerimaan santri baru, aku saaangat antusias untuk segera mendaftarkan diri menjadi seorang penghafal Al-Qur'an, karena memang sejak kecil aku sudah di ajarkan untuk menghafalkan ayat ayat Al-Qur'an dengan baba, dan baba bilang orang yang menghafalkan ayat suci Al-Qur'an dan mengamalkan isinya karena Allah, maka Allah janjikan kemuliaan untuknya, seperti Allah berikan mahkota kehormatan kepada penghafal Alquran di akhirat, Dikumpulkan bersama malaikat yang mulia lagi taat, ditinggikan derajatnya saat berada di Surga, Tak hanya para Penghafal Alquran yang akan mendapatkan pertolongan orangtua para penghafal Alquran  juga akan mendapatkan pertolongan, dan baba bilang masih banyak lagi kemuliaan yang didapat oleh penghafal Qur'an. Maka dari itu aku begitu semangat menjadi seorang penghafal Al-Qur'an .

Setelah beberapa menit kami berjalan akhirnya kami sampai di rumah tahfidz Az-zikra, rupanya ustadzah Ramia sudah menunggu di depan sedari tadi,mungkin untuk menyambut calon penghafal Qur'an yang baru, seperti aku. "Assalamu'alaikum ustadzah Ramia" ujarku sembari mencium tangan ustadzah Ramia, "Waalaikumussalam Fatimah Azzahra", jawab ustadzah ramia dengan senyum hangatnya. Lalu dengan cepat umma ku meraih tangan ustadzah ramia dan mereka berjabat tangan, "titip Fatimah ya ustadzah, harus sabar membimbing fatimah ustadzah, karena fatimah ini tinggiiii sekali rasa ingin tahunya" ujar umma sembari tertawa kecil, " iya umma halimah,tak apa rasa ingin tahu tinggi itu tanda nya fatimah sudah mulai pandai umma" jawab ustadzah ramia sembari mengelus kepalaku dan tertawa, "yasudah Ustadzah kalau begitu umma pamit dulu, sudah siang baba Fatimah juga akan pergi ke laut untuk mencari ikan jadi umma harus menyiapkan bekal untuk baba, permisi ustadzah" ujar umma sembari menjabat tangan ustadzah ramia lagi, " na'am, fii amanillah umma halimah " jawab ustadzah ramia sembari membalas jabatan tangan umma. "Yasudah fatimah ayo masuk teman-temanmu yang lain sudah menunggu" ajak ustadzah ramia padaku.

Aku pun memasuki ruangan kelas ku bersamaan dengan ustadzah Ramia disampingku, hanya ucapan masyaallah yang keluar dari mulutku ketika aku masuk kedalam ruang kelas ku,bagaimana tidak,begitu banyak anak anak kecil sepertiku yang berniat menjadi seorang hafidz dan hafidzoh juga sepertiku, sungguh aku begitu terkagum kagum, setelah aku masuk dan melihat seisi kelas ustadzah menyuruhku duduk. Aku pun mencari bangku yang kosong untuk duduk,rupanya ada bangku kosong di tengah deretan akupun duduk disitu, tanpa basa basi aku memperkenalkan diriku kepada teman sebangku ku yang baru " Assalamu'alaikum, perkenalkan namaku Fatimah Az-Zahra " kata ku singkat dengan penuh semangat dan senyum merekah, teman sebangku ku pun memberikan respon yang hangat dia senang melihat teman sebangkunya ramah " oh,na'am, perkenalkan juga, namaku Anjani salimar " jawab teman sebangku ku ini, lalu kami pun saling memperkenalkan diri. Keadaan kelas saat itu pun terasa sangat ramai karena banyak anak anak yang salin berbincang satu sama lain, setelah itu ustadzah ramia meminta kami untuk tenang,setelah itu ustadzah pun memulai pembelajaran hafalan Al-Qur'an dasar kepada kami.

Tidak terasa adzan sholat dhuhur sudah berkumandang, akhirnya ustadzah Ramia menghentikan sejenak pembelajaran untuk memberikan kami waktu menjawab adzan dan setelah itu pergi ambil wudhu dan sholat berjamaah di masjid. Setelah adzan selesai, aku dan Anjani bergegas ambil wudhu dan berangkat ke masjid untuk sholat berjama'ah " ayo anjani cepat,kita harus dapat shaff depan" kataku bersemangat " na'am Fatimah,tapi pelan pelan jangan lari,nanti jatuh" kata anjani bak orang dewasa, oh anjani memang lebih tua satu tahun dariku usianya sekarang 9 tahun " iya anjani,kata babaku kalau kita sholat berjama'ah di masjid dengan khusyu' kita akan mendapatkan 27 pahala dan kalau kita sholat di masjid shaff depan maka jika diberi perumpamaan kita akan mendapatkan unta anjani,bisa dibayangkan bukan jika kita sholat dimasjid berjama'ah di shaff depan dengan khusyu, berliipat liiipat ganda pahala yang kita dapatkan anjani" ujar ku dengan begitu semangat " iya Fatimah iya yasudah ayo " jawab anjani dengan tersenyum geli. Setelah sampai di masjid kami pun segera duduk dan menunggu sholat dimulai. Setelah sholat dhuhur selesai kami diberikan istirahat untuk makan siang dan setelah itu kegiatan hafalan pun dilanjutkan sampai pukul 4 sore setelah sholat ashar selesai.

Tidak terasa sudah sore saja adzan ashar juga sudah berkumandang akhirnya kami semua bergegas sholat, setelah sholat kami diperbolehkan pulang, aku sudah ditunggu abangku untuk pulang bersama, dan anjani dijemput oleh babanya naik sepeda. Diperjalanan pulang abang bertanya padaku " bagaimana hari ini fatimah? Menyenangkan tidak?" "Saangat menyenangkan abang,hari ini aku dapat teman baru dan ilmu baru,dan tentunya hafalan fatimah bertambah abang " jawabku antusias " alhamdulillah, bertambah berapa surat dan ayat hafalan fatimah sekarang? " Tanya bang yusuf lagi " kemarin bersama baba fatimah sudah sampai surat Al-Baqarah ayat 78 abang,lalu tadi ustadzah ramia menyuruhku untuk mengingat hafalan kemarin bersama baba dan menambah 10 ayat saja " jelasku kepada abang " oooo begitu, Alhamdulillah Fatimah sudah pandai sekarang " jawab abang senang ".hehe iya abang,lalu abang sudah sampai mana hafalannya bang? " Jawabku balas bertanya " Alhamdulillah sudah juz 20 surah Al-Qasas ayat 30 fatimah" jawab abang " masyaallah,semoga selalu lancar ya abang hafalannya,semogaa kita bisa sesurga bareng bareng" ujarku "Aamiin" jawab bang yusuf meng Aamiinkan. Tidak terasa kami berjalan ternyata sudah sampai rumah. "Assalamu'alaikum baba, umma " ucap ku dan abang bersamaan " Waalaikumussalam " jawab baba dan umma. "Oooii sudah pulang rupanya anak anak baba" ujar baba sembari menanggalkan peci kesayangannya di gantungan, " alhamdulillah anak-anak umma pulang tepat waktu,pas sekali masakan umma baru matang,yasudah yusuf,fatimah cepat mandi lalu makan malam bersama umma dan baba ya " ujar umma menambahkan " iya umma " jawabku dan abang serempak. Kami pun bergegas mandi dan mengganti baju kami yang sedari pagi hingga petang kami gunakan. Setelah selsai mandi kami makan malam bersama dan dilanjutkan sholat maghrib berjama'ah dan muraja'ah bersama umma dan baba.

Hari berganti hari bulan berganti bulan tak terasa tahun pun berganti tahun,hingga tak terasa sudah 3 tahun aku menjadi bagian dari rumah tahfidz Az-Zikra. Dan sekarang umurku pun sudah 11 tahun, selama tiga tahun penuh aku menjalani keseharian yang menyenangkan, pukul 3 bangun untuk tahajud, lalu kulanjut hingga shubuh tiba. Setelah shubuh aku bersiap untuk pergi kerumah tahfidz,dan sore hari, aku membantu umma didapur,dan ketika petang kami makan malam seperti biasa dan seperti itulah kegiatanku setiap hari nya hingga tiga tahun berlalu,hubungan pertemananku dengan anjani pun semakin baik dan semakin dekat,bahkan kalau ada perumpamaan sudah bagai sedekat nadi,kami sangat akrab, kemana-mana kami selalu bersama,anjani pun salah satu tempat berkeluh kesahku selain umma,baba, dan abang, terkadang ketika waktu kami luang kami selalu menyempatkan muraja'ah bersama,hingga saat ini hafalanku pun sudah bertambah,begitu pula dengan anjani, aku sudah memasuk juz 29 surah Al-Mursalat, dan anjani sudah memasuki juz 29 awal, dan abangku yusuf dia sudah tamatkan Qur'an 30 juz dengan amalan amalannya,dan sebentar lagi aku yang menyusulnya. Kata ustadzah ramia, 5 bulan lagi akan ada khatmil Qur'an dan hafalan untuk santri santri rumah tahfidz, termasuk aku. Karena mendengar berita gembira ini aku jadi sangat bersemangat muraja'ah bersama umma,baba,abang dan anjani ,aku saaangat bersyukur karena aku dikelilingi orang orang yang baik kepadaku. Dan aku bersyukur Allah selalu memberi kemudahan disetiap langkah langkah kebaikanku, hari ini aku berangkat lebih awal ke rumah tahfidz,untuk menemui ustadzah ramia. "Umma fatimah berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum" ujarku sembari mencium tangan umma,hanya ada umma dirumah,karena baba dan abang sedang pergi melaut. " Iya nak, fii amanillah fatimah sayang" jawab umma penuh cinta.

Sesampainya dirumah tahfidz aku langsung bergegas menemui ustadzah ramia. "Assalamu'alaikum ustadzah" ujarku sembari mencium tangan ustadzah ramia "waalaikumussalam,masyaallah ada apa fatimah,pagi pagi sekali sudah kemari?" Jawab ustadzah ramia kebingungan, " ini ustadzah,fatimah mau muraja'ah dan pendalaman intisari qur'an tambahan,boleh kan us? " Tanyaku penuh harap " boleh fatimah,boleeh sekali" jawab ustadzah ramia sambil tersenyum manis, akhirnya aku melanjutkan muraja'ah dan pendalaman intisari Qur'an bersama uatadzah. Tidak terasa hari sudah sore, tapi sore ini terlihat lebih sendu,langit terlihat sangaat mendung, sontak aku teringat baba dan abang yang sedang melaut, aku jadi khawatir akan keadaan mereka,tapi aku tetap berkhusnudzon semoga mereka selamat sampai dirumah. Aku pun bergegas pulang karena takut hujan badai segera datang.

"Assalamualaikum umma" ujarku sembari mengetuk pintu "waalaikumussalam, alhamdulillah fatimah sudah pulang" jawab umma terlihat lega " iya umma,umma kenapa ? Wajahnya terlihat panik begitu? " Tanya ku lirih " umma khawatir nak,umma habis mendengar berita dari uwak bani,katanya ada hujan badai dilaut semalam,umma khawatir keadaan babamu dan abangmu " jawab umma semakin sedih " subhanallah umma,bagaimana bisa fatimah tadi punya firasat sama dengan umma,tadi fatimah juga merasakan begitu umma "jawabku yang semakin melirih " hmmm,yasudah nak,lebih baik kita bersiap ya,sholat maghrib,kita doakan saja baba dan abangmu tak apa" jawab umma menenangkanku. Akhirnya aku bergegas mandi dan bersiap untuk sholat. Kali ini umma yang mengimam i sholat maghrib,biasanya baba, tapi baba belum tiba dirumah,jadi kami berjamaah berdua saja. Hatiku rasanya tak tenang,pikiranku hanya tertuju pada baba dan abang,aku terus berkhusnudzon didalam sholatku kupanjatkan doa untuk keselamatan mereka,tapi, tapiii kee kenapa iniii,mataku terasa berat,kepalaku,rasanya pusing sekali,duuuh tak tahan,kenapa ini semakin berat, Ya Allah,apa ini Ya Allah mataku kenapa,kenapa gelap begini pandangankuuu "bruuaak" suara ini keras sekali,apa berasal dariku? Oh tidak aku sudah tak berdiri kokoh,tubuhku lemah,ya Allah tolong aku, umma? Umma, umma kan sedang sholat mengimami ku? Apa umma tau aku terjatuh? " Umma... Umma.... " Gumamku lirih mulutku sudah tak berdaya jari jari ini tak berdaya meraih tubuh umma, hanya satu yang aku bisa lakukan, otakku hanya bekerja untuk muraja'ah kenapa ini gelap,pusing.

"Subhanallah, fatimaaaaaah... Kamu kenapa naaaak" ujar umma begitu panik melihat aku terbaring lemah "naaak bangun naak" ujar umma meneteskan air matanya. Umma menangis? Kenapa? Aku tak bisa berbuat apa apa bagaimana ini umma menangis, kenapa aku hanya bisa mendengar suara, tetapi tak bisa melakukan apa apa. Setelah beberapa jam berlalu, aku perlahan bisa menggerakkan tubuh mungilku,membuka mataku dan aku melihat umma didepanku sedang tertidur, akuu dimanaaaa ujarku yang hanya membatin,aku tak berani bergerak dan bersuara,umma sedang tidur,beliau pasti kelelahan menungguku biarlah, lalu apa yang harus kulakukan?. oh iya muraja'ah aku harus muraja'ah,dengan suara lirih aku mulai mengingat ayat ayat suci Al-Qur'an, ditengah hafalan aku teringat,baba dan abang dimana mereka ? aku rindu,melaut tak pulang pulang. Tiba tiba umma terbangun dari tidurnya, " ah kamu sudah sadar fatimah " ujar umma dengan suara lirih " iya umma,umma, baba dan abang yusuf dimana? Kenapa mereka tidak lekas pulang? Kan fatimah sedang sakit umma" ujarku sedih " iya nak,sabar ya baba sedang dicari,dan abang sedang dirawat di UGD nak" jawab umma sedih " dicari? Kenapa baba dicari umma? Kan baba melaut umma,abang di UGD umma? Kenapa di UGD umma? Apa abang sedang membelikan obat untuk fatimah umma?" Tanyaku sedih " naak, ketika melaut,baba dan abangmu diterjang badai ombak yang begitu kencang nak,kapal mereka tenggelam,beruntung abangmu bisa ditemukan selamat,dan sekarang baba yang belum ditemukan,fatimah harus mengerti ya nak,fatimah harus menerima keadaannya " jawab umma yang sedari tadi menahan tangisnya untuk berusaha tegar dihadapanku. Entah yang saat ini kurasakan hanya sakit ditubuhku dan dadaku, "lalu fatimah ini sakit apa umma? Apa sudah boleh pulang? Fatimah ingin setor hafalan umma,ayo pulang umma 5 bulan lagi fatimah khatam umma" pintaku merengek " naaak fatimah yang kuat ya,banyak banyak berdoa sama Allah,untuk kesehatan fatimah,abang dan keselamatan baba,sekarang fatimah menginap disini dulu sama umma dan abang ya nak,kita tunggu baba sama sama" jawab umma yang menenangkanku "tapi fatimah mau setoran hafalan umma" jawabku merengek " iya nak,besok ustadzah ramia kemari,lebih baik fatimah tidur sekarang,supaya besok bisa berikan hafalan fatimah ke ustadzah ramia ya nak " jawab umma " yasudah umma,fatimah tidur".

Keesokan harinya,entah apa yang terasa tapi hari ini terlihat lebih cerah,tapi, kenapa aku sendirian diruangan ini ya,umma mana? Kenapa aku ditinggalka ? Yasudahlah aku tunggu saja disini sambil hafalan.  Ada yang membuka pintu tiba tiba,siapa itu, "assalamualaikum fatimah" oh ustadzah ramia rupanya,jadi umma meninggalkanku untuk memanggil ustadzah ramia? Senang rasanya, "ustadzaaah,waalaikumussalam us,akhirnya ustadzah datang, fatimah mau setor us " jawabku dengan ceria " tunggu dulu fatimah " jawab ustadzah ramia dengan nafas tak beraturan. "Ustadzah? Ustadzah kenapa? " tanyaku"fatimah,sekarang ikut ustadzah dulu ya " ujar ustadzah sembari menyiapkan kursi roda untuk ku " tapi kenapa us ?" Tanyaku heran "babamu sudah ketemu fatimah" jawab ustadzah singkat. Dalam hati aku berkata Alhamdulillah ya Allah,engkau masih pertemukan aku dengan baba,tapi... Mungkin aku harus lebih tegar lagi setelah ini,karena hari ini mungkin hari terakhir aku bertemu baba,babaku laki laki tertampan yang tak pernah menyakitiku,yang selalu mengajariku banyak hal,yang selalu ada ketika aku butuh pelukannya, kini Allah sudah memanggilnya,mungkin Allah lebih sayang baba, ya aku harus kuat. Aku hanya tak kuasa melihat umma,yang kini harus seorang diri mengurusku dan abang,yang kini harus juga menggantikan posisi baba,entah rasanya sakit,tapi aku percaya,Allah punya rencana lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun