Mohon tunggu...
Fadhli Harahab
Fadhli Harahab Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Tertarik di bidang sospol, agama dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maha Romantis

22 Juli 2020   08:05 Diperbarui: 22 Juli 2020   07:53 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biji yang berkecambah lalu menumbuhkan tanaman kecil, secara simultan kemudian berkembang menjadi batang, cabang, ranting hingga berbuah tidak lepas dari harmonisasi yang terpancar dari kasih dan sayang sang maha menentukan. 

Seekor hewan yang bertelur, menetas, lalu merawat anak dengan instingnya  itu juga bagian dari harmonisasi itu. Alam yang berproses, gunung yang kokoh, awan yang tenang dan matahari yang membakar itu juga bagian dari dinamika kasih sayangnya.

Tidak terbayangkan jika tanaman biji kacang kemudian berbuah pepaya, biji mangga berbuah nanas, ayam bertelur bebek atau sapi beranakkan monyet. Itu adalah bagian dari alur cerita alam raya, bulan bercahaya terang, kelap-kelip bintang, matahari bersinar menerangi alam, deru ombak lautan, suara hewan membahana, berkicau burung, suara pohon yang tertiup angin mendayu-dayu seperti sedang melantunkan pujian bagi sang pengatur. 

Lalu, Kau kira apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi lepas dari kendali dan pengetahuannya? Tidak. 

Semuanya telah diatur, berjalan sesuai ritmenya. Bak sebuah pertunjukan musik orkestra yang mengalunkan nada bertempo pelan, begitu romantis saat didengar dua sejoli yang sedang memadu cinta. 

Begitu pula dalam kehidupan ini, kadang ada nestapa, senang, bahagia, penderitaan, itu juga bagian dari ritme yang sedang dilakonin. Hanya manusia arif yang memahami kehidupan ini seperti sebuah sandiwara yang memerankan berbagai peran. 

Bak perputaran roda orang mengumpamakannya, kadang di atas kadang di bawah, kadang susah kadang senang, kadang bahagia terkadang menderita. Begitulah kehidupan ini berjalan. Tak disangka bahkan tak terduga, tetapi bukan berarti lepas dari pengetahuan sang maha menentukan. 

Tak ada yang menduga masa lalu, tak ada yang bisa menebak masa depan, hari ini dan hari esok adalah misteri yang mesti terus dijalani. Sudahlah, tidak perlu membebankan cintamu kepada dunia. Bukankah kasih sayangNya kepadamu sehingga sampai saat ini kamu masih terus bertahan? Ya Rahman, Ya Rahim, cintamulah yang membuat kami mengenal, akrab dan intim. Karena rahman dan rahimMu kami bersatu, saling mencintai dan saling memberi.

Lalu, Penderitaan?

Dalam kehidupan ini hanya manusialah yang bisa dikatakan mengerti apa artinya penderitaan dan kebahagiaan, karena manusia diberikan kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri. Kehendak inilah, terkadang menjadikan manusia berlebihan sehingga mengakui itu adalah miliknya. Padahal semuanya adalah titipan dan ujian. 

Kehendak yang apabila disyukuri akan melahirkan kasih sayang bagi manusia lainnya. Dan apabila diingkari akan melahirkan bencana dan penderitaan. Firaun yang diberi kekuasaan tetapi menindas, Sulaiman yang diberi kekayaan menjalankan amanah. Ayyub yang menderita sakit berpuluh tahun penuh dengan kesabaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun