Mohon tunggu...
Fadhli Harahab
Fadhli Harahab Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Tertarik di bidang sospol, agama dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadan dan Ilustrasi Mudik Spiritual

10 Mei 2020   06:42 Diperbarui: 10 Mei 2020   07:00 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan yang memang Allah janjikan balasan berlipatganda bagi setiap mukmin yang sungguh-sungguh meramaikan siang-malam ramadan dengan rangkaian ibadah.

 Oleh sebab itu, bulan ini sangat kental dengan nuansa religiusitas, karena dirancang sebagai bulan peningkatan spiritulitas. Siangnya, kita ditempa secara fisik untuk menekan hawa nafsu yang dapat membatalkan puasa. Di samping itu, kita didorong untuk melakukan amalan kebajikan guna menghindari perbuatan sia-sia yang dapat mengurangi nilai ubudiah. 

Ramadan sungguh istimewa. Berbeda dengan bulan-bulan yang lain, ia adalah bulan yang disebut sebagian ulama sebagai bulan melatih diri sebelum menjalani sebelas bulan berikutnya. 

Ramadan seperti menjadi madrasah dan rumah, tempat menempa pribadi seorang mukmin dalam hal belajar mengendalikan hawa nafsu yang kadang liar di bulan-bulan lalu. 

Ramadan adalah ruang dan waktu di mana kita perlu merenung dan merefleksikan diri kembali, guna memantapkan nilai spiritualitas yang selama ini terdegradasi oleh gemerlapnya kehidupan duniawi. Karenanya, ramadan dapat disebut sebagai tonggak mengembalikan sekaligus mengokohkan nilai spiritualitas.

Bukankah sebelum ramadan kita kerap terlena dengan rutinitas kerja yang tanpa disadari melalaikan kita dari berzikir dan bermuhasabah? Terbuai dengan kelezatan perhiasan dunia hingga menutup mata batin kita bahwa kehidupan akhiratlah yang abadi. 

Menggerus kualitas spritualitas hingga membuat harta sebagai tujuan hidup. Kebebasan mutlak sebagai pandangan hidup dan kenikmatan sebagai gaya hidup. 

Inilah yang penulis maksud mudik spiritual dalam kontek terminologi islam. Menjadikan ramadan sebagai bulan mengembalikan nilai spiritualitas, "kehambaan dan kemanusian" kita. 

Menyelami kembali hakikat kita sebagai manusia dan seorang hamba. Manusia yang dianugerahi sifat-sifat ketuhanan dan seorang hamba yang dilingkupi dengan berbagai keterbatasannya. 

Ilustrasi Mudik Spiritual

Mudik yang lazim diartikan sebagai pulang kampung dapat dimaknai sebagai proses perjalanan spiritual menuju kampung halaman yang sebenarnya (akhirat). Dalam rangkaian mudik, kita diilustrasikan sedang melakukan perjalan panjang yang berujung pada kehidupan akhirat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun