Mohon tunggu...
Fadhlan lubis
Fadhlan lubis Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mati karena COVID-19 atau Mati karena "di Rumah Aja"?

4 Agustus 2020   16:30 Diperbarui: 4 Agustus 2020   16:38 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiring berjalannya waktu, dunia masih belum berada dalam tahap akhir dari pandemi. Bahkan semakin hari angka kematian semakin meningkat. Hingga saat ini semua masih didalam fase "New Normal", bukan berarti keadaan sudah membaik, hanya saja langkah dalam memasuki awal yang baru. Beberapa bulan sebelumnya semua orang dihimbau untuk tetap didalam rumah, bahkan banyak aktivitas kegiatan seperti pekerjaan, pendidikan, dihentikan. Namun, tidak semua orang dapat menerima keputusan untuk tetap "dirumah aja".

Tidak semua orang mampu bertahan dengan kodisi situasi sperti ini, pekerjaan yang awalnya menjadi pendapatan utama, kini harus berakhir dikarenakan telah di PHK. Keadaan ekonomi menjadi hancur karena pendapatan sudah tidak ada, bertahan "dirumah aja" seaakan menjadi pilihan terakhir yang harus dilakukan. 

Banyak orang-orang yang akhirnya memutuskan untuk menolak tetap "dirumah aja" untuk mencari uang agar bisa makan untuk keluaraga dirumah. Pilihan ini diambil bukan karena kegeoisan semata, tetapi pilihan ini diambil karena sudah tidak ada kebutuhan dirumah.

Banyak orang-orang menggunakan kalimat "dirumah aja" untuk menghentikan penyebaran virus COVID-19. Namun tidak semua orang sepakat menggunakan kalimat itu, mereka yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan, bertaurh nyawa untuk tetap beraktifivitas diluar rumah, mereka melakukan itu hanya untuk tetap bisa bertahan melawan kesakitan ini. 

Apa yang mengisi perut mereka, jika mereka tidak bekerja? Semakin lama, bertahan memang hanya akan menjadi bumerang untuk kita, pilihan mati terpapar virus COVID-19 atau mati karena kelaparan, adalah pilihan berat yang harus kita tentukan.

Kita semua sudah mengetahui dampak yang akan terjadi untuk diri snediri ataupun untuk kita semuanya, jika penularan dan penyebaran ini tidak segera kita tuntaskan, waktu terus berjalan, pilihan kita saat ini adalah beratahan, melawan bukanlah pilihan yang tepat untuk kita lakukan, melawan bukanlah waktu yang tepat untuk kita lakukan, dengan apa kita akan melawan? 

cara apa yang dapat kita lakukan untuk menang? Kepedulian dan kesadaran dari diri kita sendiri yang harus kita tingkatkan, untuk selalu menjalankan protokal kesehatan. Jika dengan kita tidak mengikuti protokal kesehatan yang sudah dikeluarkan pemerintah, hanya keamatian yang akan kita dapatkan.

Pemerintah terus berupaya untuk menyempurnakan vaksin yang akan menjadi senjata utama kita gunakan melawan pandemi ini. Memang butuh waktu yang lama untuk meyempurnakannya. Maka dari itu kita harus siap dan yakin dimana hari itu akan menajdi hari untuk kemanangan bagi kita semua, melawan pandemi ini. Tetap selalu menjaga kesehatan harus la kita kedepankan, tidak hanya dengan menggunakan masker ataupun menjaga jarak, berolahraga dan selalu mengosumsi makanan bergizi dapat menjadi tambahan imun untuk kesehatan tubuh kita.

Semua memang tergantung pada kita, bagaimana pilihan yang akan kita ambil, tetapi kita semua adalah satu, keehatan mu untuk kita dan kesakitan mu untuk kita juga. Bersama-sama kita melawan pandemi ini, bersama-sama kita bisa melewati fase ini. Sudah banyak orang-orang yang merasa putus asa, dan mencoba untuk menghiraukan semua yang terjadi, seakan-akan tidak peduli akan keadaan.

Kesehatan mu adalah prioritas untuk dirimu, dan kematian mu menjadi sinyal merah untuk kita semua. pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk selalu membatasi jarak atau "social distancing", dan selalu menggunakan masker ketika beraktivitas diluar rumah. Jika kita menerapkan nya kesehatan mu akan terjaga, jika kita tidak menerapkannya kesakitan mu akan menjadi duka untuk kita. sudah berapa banyak orang yang meninggal karena COVID-19, sudah berapa banyak orang yang setiap hari selalu mengingatkan kita.

Semua adalah bentuk kepedulian antara sesama kita, apa yang kamu rasakan, maka akan kita rasakan juga. Teruslah bertahan seraya kami berjuang di garda terdepan, kuatkan mental mu, seraya kami menaham gempuran serangan didepan, tetapla bersatu, seraya kami terus berjuang. Pengorbanan akan selalu ada, tetapi setiap pengorbanan akan selalu ada keberhasilan yang tercapai. Jangan pernah untuk merasa putus asa, hingga pandemi ini berakhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun