Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Senioritas Kebablasan

30 Juli 2021   10:04 Diperbarui: 30 Juli 2021   10:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aku termasuk yang beruntung karena kurang dari Seminggu aku sudah mendapatkan pekerjaan. Hari Sabtu aku diwisuda, hari Senin dan Selasa aku sudah mengirim banyak lamaran. Hari Rabunya aku sudah dapat beberapa panggilan tes. Dan hari Jumat aku sudah diterima kerja.

Sungguh beruntungnya diriku. Saat Sarjana lain masih nganggur, tapi sudah mendapatkan pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat.
Hari Sabtunya (walaupun libur) aku diminta Manajerku untuk masuk kerja. Katanya banyak persiapan yang harus aku lakukan sebelum kerja hari Senin. Sungguh hebat manajerku, mau mengorbankan hari liburnya demi membimbing aku. Setelah aku datang di hari libur (Sabtu), ternyata beliau tidak bisa datang. Setelah aku hubungi, beliau ngak bisa datang karena ada urusan keluarga mendadak. Oke ngak apa-apa dalam hatiku. Mungkin ini sejenis plonco dari Sang Senior Kepada juniornya.

Hari Seninnya aku tidak membahasnya, karena aku sadar diri sebagai seorang junior. Lama-lama manejerku sering suka tidak masuk, dengan alasan sakit. Dia mengatakan padaku sebenarnya dia tidak sakit. Banyak pekerjaan sampingan diluar yang  membuat dia tidak bisa masuk Kantor. Bahkan dia mengajakku untuk ikut di proyek sampingan dia. Katanya kita harus bekerja dengan cerdas. Aku menolaknya secara halus. Sebab bagiku kerja cerdas itu, cerdas dalam membagi waktu. 

Setiap harinya jam 9 pagi sampai Jam 5 sore itu haknya Kantor, seperti kewajiban kantor untuk membayar gaji kita. Kalau ingin ngobjek harus diluar jam  itu atau hari Sabtu dan Minggu. Tidak adil untuk kantor, gajinya diterima, tapi kita sibuk dengan objek sampingan. Bagiku itu bukan kerja cerdas, tapi kerja licik. Karena aku masih Junior aku diam saja, takut berdampak pada pekerjaanku. Aku tetap menghormati dia sebagai seorang manajer. Walaupun aku tahu dia bukan seorang pemimpin yang baik. Sebagai seorang senior, harusnya dia tidak memberikan contoh yang kurang baik pada juniornya. Sepertinya dia, senioritas yang kebablasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun