Ya Allah,
Sebulan telah Engkau izinkan kami menikmati bulan penuh berkah ini. Engkau hadirkan kembali Ramadhan dalam hidup kami, memberi kesempatan untuk lebih dekat dengan-Mu, memperbaiki diri, dan mengisi hari-hari dengan ibadah yang berlipat ganda pahalanya.
Kami bersyukur, ya Rabb, atas nikmat yang tak terhingga. Shalat tarawih, tilawah Al-Qur'an, dzikir, sedekah, dan berbagai ibadah lainnya yang mungkin sulit kami istiqomahkan di luar bulan ini, Engkau mudahkan bagi kami selama Ramadhan. Engkau beri kami kesempatan untuk merasakan ketenangan dalam sujud yang panjang, meresapi makna ayat-ayat-Mu, dan menikmati kebersamaan dengan saudara seiman dalam kebaikan. Alhamdulillah, ya Allah, atas segala karunia-Mu ini.
Namun, ya Allah, di tengah syukur ini, ada sesal yang menyelinap di hati. Kami sadar bahwa kami belum sempurna dalam menjalankan ibadah ini. Masih ada kelalaian, masih ada hati yang lalai dari kekhusyukan, masih ada waktu yang terbuang sia-sia. Ampuni kami, ya Allah. Kami ingin beribadah lebih baik, lebih khusyuk, lebih mendekat kepada-Mu, tapi sering kali diri ini masih lemah, terpengaruh oleh godaan dunia dan keterbatasan diri. Maafkan kami, ya Rabb.
Tahun ini pun terasa lebih berat. Ada banyak hal yang mengusik ketenangan kami dalam beribadah. Kami terdistraksi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar kami. Pikiran kami terbagi, hati kami gelisah, dan fokus kami dalam ibadah pun terganggu. Kami terdistraksi oleh demo terkait RUU TNI dan Polri, yang kami lakukan bukan karena ingin mengganggu, tetapi karena kami ingin para pembuat kebijakan tidak tergelincir ke arah yang salah.
Kami juga terdistraksi oleh buka bersama, yang seharusnya menjadi ajang mempererat silaturahmi dan menguatkan iman, malah terkadang membuat kami lalai. Kami terlambat, bahkan ada yang sampai melewatkan shalat. Bukber yang dilakukan dengan konsep "velocity" terkadang justru menampilkan keseksian dan sensualitas, bukan lagi sebagai ajang ibadah. Ampuni kami, ya Allah, atas kelalaian ini.