Mohon tunggu...
Fadhil Ilham
Fadhil Ilham Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tugas Individu 2_1_ Ahmad Fadhil Ilham

14 Agustus 2018   17:55 Diperbarui: 17 Agustus 2018   18:23 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ISU KEDOKTERAN - APAKAH PERTUMBUHAN KUKU DAN RAMBUT BERLANJUT SETELAH KEMATIAN?

Banyak ilmu pengetahuan dalam dunia ini yang membutuhkan perkembangan, termasuk ilmu kedokteran. Perkembangan ilmu ini sangat penting hingga setiap jurnal atau sumber lain yang dikaji harus merupakan tulisan dalam beberapa tahun terakhir saja. Melakukan penelitian atau penyelidikan terhadap sebuah kejadian atau masalah adalah hal yang dibutuhkan, namun banyak dokter atau peneliti yang telah membuat asumsi dan menganggap atau meyakini pernyataan yang dibuatnya benar tanpa melakukan penyelidikan ulang atas asumsi itu. Banyak pernyataan terkait dunia kedokteran yang tersebar di masyarakat umum yang merupakan mitos atau informasi salah yang perlu dibenarkan, salah satunya adalah pernyataan bahwa rambut maupun kuku akan terus mengalami pertumbuhan dan perpanjangan setelah manusia meninggalkan dunia atau berada dalam kematian. Penulis sebuah buku terkenal dalam tulisannya menggambarkan temannya yang telah dikubur mengalami pertumbuhan dan perpanjangan kuku jari tangan. Perbandingan perpanjangan kuku dan menurunnya panggilan telepon merupakan gurauan yang pernah diucapkan oleh Johnny Carson.(1)

Fakta di balik kejadian tersebut bukanlah demikian. Pertumbuhan rambut maupun kuku tidak akan berlanjut setelah seseorang telah dicabut nyawanya. Hentinya pertumbuhan yang dimaksud dikarenakan adanya dehidrasi pada orang tersebut, khususnya pada kulit yang bagiannya melindungi rambut maupun kuku. Kasus hilangnya air serta ukuran tubuh manusia dengan adanya kontraksi dalam jaringan lunak menyebabkan pengerutan. Mata normal manusia melihat dan memperoleh informasi tersebut sebagai anggapan bahwa rambut maupun kuku yang memanjang tanpa mengetahui fakta sesungguhnya. Tubuh mengecil, tetapi rambut maupun kuku tetap berada dalam ukurannya. Berbagai zat dan proses merupakan syarat terjadinya pertumbuhan rambut maupun kuku yang tidak mungkin dapat diraih setelah seseorang tidak bernyawa lagi.(1)

Selain itu, fakta yang mendukung pembantahan isu terkait kasus ini ada pada keratin, sebuah protein yang berkaitan erat dan menyusun sel epitel. Sel epitel melapisi permukaan dan rongga pada tubuh serta menyusun berbagai jaringan seperti kuku dan rambut. Kuku dan rambut tersebut dapat memiliki kekuatan dan ketahanan karena adanya keratin yang menyusun sel. Selain itu, keratin juga menjadikan gesekan dan sejumlah trauma minor dapat tertahan pada jaringan. Protein sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia, dengan keratin yang berjumlah minimal 54 memiliki pembagian dalam kelompok tipe I dan II. Poin isoelektrik merupakan landasan pembagian tersebut dengan pI sebesar 4,7 hingga 5,4 merupakan keratin pada rambut maupun kuku. Pembagian keratin juga dapat didasari atas distribusinya dalam tubuh, dengan keratin lunak yang terdapat pada epidermis kulit berbentuk pipih tak berinti dan keratin keras yang kebanyakan terdapat pada kuku dan rambut.(2-4)

Pembentukan keratin pada sel suprabasal dalam epidermis disebut keratinisasi, dengan vitamin A sebagai salah satu nutrisi yang dibutuhkan. Asam retinoat, yakni sebuah asam pada tubuh manusia yang berasal dari turunan vitamin A berperan pada aktivitas terkait sel pembentuk keratin yakni keratinosit. Selain itu, terdapat pula oksigen yang berperan sebagai sinyal ekstraseluler, nitrogen monoksida (NO) yang berperan meregulasi pembentukan produk gen termasuk diferensiasi keratinosit, kalsium dalam tingkat ekstraseluler yang memengaruhi keratin, dan juga hormon tertentu yang menjadi penginduksi ekspresi pada sejumlah gen keratin. Bahan-bahan seperti nutrisi ini diperlukan dalam keratinisasi namun tidak mungkin dapat diperoleh setelah kematian, mustahil bahwa rambut maupun kuku dapat tumbuh tanpa hal tersebut. Fakta-fakta yang telah dipaparkan merupakan pendukung pembantahan isu yang menyatakan keberlanjutan perpanjangan rambut maupun kuku usai kematian. Pembenaran isu harus dilakukan dalam publik agar kebohongan tidak merajalela serta memasuki dan menjadi bagian dari pengetahuan manusia yang salah.(3)

 

REFERENSI

1. Vreeman RC, Carrol AE. Medical myths. BMJ [Internet]. 2007 Dec 22 [cited 2018 Aug 8];335(7633):1288–1289. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2151163/

2. Keratins [Internet]. Bethesda : National Institutes of Health; 2012 Mar [cited 2018 Aug 8]. Available from : https://ghr.nlm.nih.gov/primer/genefamily/keratins

3. Bragulla HH, Homberger DG. Structure and functions of keratin proteins in simple, stratified, keratinized and cornified epithelia. J Anat [Internet]. 2009 Apr [cited 2018 Aug 8];214(4):516–559. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2736122/

4. Shetty S. Keratinization and its disorders. Oman Med J [Internet]. 2012 [cited 2018 Aug 8];27(5):348–357. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3472583/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun