Mohon tunggu...
Fadhilah Muslim
Fadhilah Muslim Mohon Tunggu... Dosen - Researcher, Lecturer, Traveler

Currently living in Muenchen, Germany.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pilih Lanjutkan Studi di Paris atau London?

10 Desember 2016   22:38 Diperbarui: 11 Desember 2016   15:44 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: amazonaws.com

Dikarenakan adanya pertanyaan yang sama dari beberapa teman dan juga keluarga terkait perbedaan kuliah serta tinggal di London dan di Paris, dan berhubung jumlah mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi di luar negeri dengan beberapa pilihan beasiswa juga semakin meningkat, maka saya pun mencoba untuk menuliskannya di sini secara ringkas, barangkali bisa menjadi sedikit pertimbangan bagi teman-teman yang ingin melanjutkan studi di luar negeri, khususnya di negara Inggris ataupun di Perancis.

Yup, kebetulan sebelum lanjut studi di London ini, saya memiliki kesempatan untuk menjalani dan menyelesaikan studi S2/master di Paris selama satu tahun (2012-2013), yang sama-sama merupakan kota besar, sama-sama ibu kota negara, sama-sama menjadi kota tujuan turis, dan sama-sama memiliki banyak perguruan tinggi top dunia. Paris yang terkenal dengan Menara Eiffel dan Sungai Seine-nya, sementara London terkenal dengan Bigben dan Sungai Thames. Paris yang memiliki Champs-Elysees sebagai area perbelanjaan dengan deretan toko mewah dan terkenal, London memiliki Oxford dan Regent Street. Parisinne (sebutan untuk penduduk di Paris) menamai jenis keretanya sebagai Metro dan RER (Reseau Express Regional), sementara Londoners menyebutnya Tube/Underground dan National Rail.

Mungkin itu sekilas perbedaan antara Kota Paris dan London.

Lantas, Bagaimana Perbedaan dalam Hal Pendidikan antara di Paris dan di London? 
Menurut hemat saya, perbedaan yang paling signifikan yang dirasakan oleh mahasiswa internasional adalah terkait uang kuliah atau tuition fee. Bisa dikatakan bahwa hampir semua perguruan tinggi negeri di Perancis tidak memberlakukan atau mengenal yang namanya biaya kuliah per semester atau per tahun, alias gratis. Memang ada biaya yang harus dikeluarkan, tapi mereka menyebutnya sebagai biaya pendaftaran atau biaya masuk saja, yang jumlahnya sangat kecil sekali, bahkan lebih kecil dari uang kuliah di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, yaitu kurang dari €300 (pada tahun 2012). Sementara di London, hampir di semua perguruan tinggi di Inggris, biaya uang kuliah tiap tahunnya yang harus dibayarkan oleh mahasiswa non-EU mencapai rata-rata lebih dari £20.000, hampir 100 kali lipat dari biaya sekolah di Perancis. 

Akan tetapi, ketika berbicara tentang penelitian, khususnya dana penelitian, ada hal yang cukup berbeda secara signifikan antara di Perancis dan di Inggris. Di Perancis, ketika mahasiswa melakukan penelitian atau mengerjakan disertasi atau tugas akhir dengan melakukan penelitian di labotorium, maka setiap mahasiswa berhak mendapatkan gaji dari lab atau kampus di mana mereka melakukan penelitian tersebut, yang jumlahnya lebih kurang €400-450 setiap bulannya (pengalaman saya pada tahun 2013). Sudah tidak bayar uang kuliah, kemudian mendapatkan gaji di 5-6 bulan terakhir periode perkuliahan untuk melakukan penelitian. Apalagi jika mendapatkan kesempatan melakukan penelitian di lab perusahaan ternama, maka akan mendapatkan gaji diatas €1000 (berdasarkan pengalaman saya tahun 2013). Sementara di London, setahu saya bahwa perguruan tinggi di Inggris tidak mengenal adanya gaji/bayaran untuk mahasiswa S1 atau S2 yang melakukan tugas akhir atau melakukan penelitian di laboratorium.

Kemudian terkait biaya makan di kantin kampus yang ada kaitannya dengan kehidupan di kampus, ketika saya di Paris dulu, untuk sekali makan siang dengan lengkap makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup (sesuai dengan tipikal dan kebiasaan makan orang Perancis) dikenai biaya sebesar €3.20. Biaya ini berlaku di hampir semua perguruan tinggi negeri di Perancis. Terlebih lagi di kampus saya, mereka juga memberlakukan subsidi silang antara mahasiswa dan staf, di mana untuk mahasiswa, biaya makan yang harus dikeluarkan mendapatkan potongan 30% lagi dari harga tersebut, atau lebih kurang €2.50 saja.

Sementara di London, khususnya di kampus saya ini, saya harus bayar lebih kurang £4.12 dan hanya mendapatkan makanan utama saja, sementara jika ditambah makanan pembuka dan penutup, bisa mencapai £6.0, yang mana artinya kurang lebih dua kali lipat dari harga di Perancis. Bagaimanapun, jika rajin memasak, maka akan sangat menghemat biaya untuk pangan ini yang di mana menurut saya, harga bahan makanan di Paris maupun di London kurang lebih sama.

Sumber ilustrasi: media.timeout.com
Sumber ilustrasi: media.timeout.com
Selanjutnya terkait jam buka perpustakaan, di kampus saya di Paris, perpustakaan tidak buka 24 jam seperti kampus di sini. Seingat saya, jam beroperasinya perpustakaan hanya pukul 08.00 - 23.00, jadi saya pun tak punya pengalaman tidur di perpustakaan seperti kebanyakan mahasiswa yang studi di Inggris ini. Untuk periode peminjaman buku di sini, selama tidak ada yang membutuhkan buku yang kita pinjam, maka akan diperpanjang otomatis bahkan selama studi disini (yang berarti dalam kasus saya bisa meminjam buku selama 4 tahun). Sementara di Paris, ada periode waktu yang harus dipenuhi dalam proses peminjaman buku.

Sistem penilaian atau IPK di Perancis adalah 1-20, di mana 10/20 adalah batas kelulusan. Sementara di Inggris memakai sistem penilaian 0-100%, dengan 40% adalah batas kelulusan. Jika gagal ujian, maka untuk beberapa mata kuliah ketika studi di Paris dulu, dosen pun memberikan kesempatan mahasiswanya untuk mengikuti ujian ulangan di mana nilai maksimum yang bisa didapatkan mahasiswa jika mengikuti remedi adalah nilai batas kelulusan.

Terkait beban kuliah dan tugas, tentu saja kurang lebih sama menurut saya. Sama-sama berat, sama-sama tidak mudah, dan sama-sama butuh perjuangan dan pengorbanan.

Dan yang terpenting sekali, mayoritas jurusan di perguruan tinggi di Perancis akan menggunakan Bahasa Perancis dalam proses belajar mengajar, yang menurut saya salah satu alasannya kenapa di Perancis tidak begitu banyak memiliki mahasiswa Internasional karena Bahasa Perancis bukan bahasa internasional dan menurut saya tingkat kesulitan bahasanya cukup sulit. Sementara di Inggris, tentu saja mengikuti bahasa nasional negara ini yang juga merupakan bahasa internasional di mana semua proses belajar mengajar menggunakan Bahasa Inggris. Dengan kata lain, ketika hendak mendaftar kampus di Perancis, setidaknya memiliki sertifikat DELF B2 atau minimal B1, sementara di Inggris harus memiliki nilai IELTS minimal 6.5-7.0 untuk engineering dan 7.0-7.5 untuk sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun