"Saya sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup. Dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia." Kalimat tersebut dilontarkan Ali bin Abi Thalib, salah satu Khalifah terbaik umat Islam.
Berharap kepada manusia memang sangat tidak baik, apalagi kalau berharapnya sangat berlebihan. Termasuk berharap kepada pemimpin yang juga manusia biasa. Bahkan pemimpin jaman khilafah sekali pun, tidak ada yang sempurna.
Khalifah Utsman Dibunuh Pemberontak
Jaman Khalifah Utsman bin Affan adalah jaman dimana warga Madinah dan sekitarnya banyak merasakan kesejahteraan. Terlebih Khalifah Utsman sendiri adalah seorang kaya raya yang sering mewaqafkan hartanya.
Sayangnya, kesejahteraan itu tidak merata dirasakan oleh seluruh warga. Ujungnya, warga yang tidak merasakan kesejahteraan itu bersatu dan melakukan pemberontakan terhadap Khalifah Utsman. Dan pada akhirnya, Khalifah Utsman wafat dibunuh pemberontak.
Bisa diambil pelajaran: pemimpin sekaliber Khalifah Utsman saja tidak mampu mensejahterakan rakyatnya secara merata, apalagi pemimpin jaman sekarang.
Khalifah Ali Ditikam Hater-nya
Pascakematian Khalifah Utsman, posisinya digantikan Ali bin Abi Thalib. Awal kepemimpinannya, Khalifah Ali dituntut untuk menindak dan menghukum pembunuh Khalifah Utsman. Namun, proses hukum ternyata berjalan lambat.
Dalam perjalanannya, muncul hoax: Khalifah Ali dituduh punya keterkaitan dengan kejadian wafatnya Khalifah Utsman, makanya Khalifah Ali harus bertanggung jawab. Mendengar hoax tersebut, umat Muslim terpecah: ada yang pro Ali, ada yang kontra, dan ada yang memilih diam dan bersikap netral.
Tidak tanggung-tanggung, perpecahan antara kelompok pro dan kontra Ali yang sama-sama umat Muslim itu berujung pada perang, yaitu perang Jamal dan Perang Shiffin. Ribuan umat Muslim wafat, termasuk tokoh-tokoh terkenal, seperti Zubair bin Awwam dan Amar bin Yasir. Perjanjian damai Shiffin pun mengakhiri bentrok antara kedua belah pihak.
Meskipun sudah ada perjanjian damai, kelompok-kelompok ekstrem yang pro dan kontra Ali terlanjut eksis. Ada kelompok yang pro Ali secara berlebihan; bahkan sampai memujanya (cikal-bakal Syiah) dan ada kelompok pembenci (haters) Ali yang bahkan sampai mengkafirkan menantu Nabi Muhammad itu. Kelompok yang kemudian dikenal sebagai Khawarij.