Mohon tunggu...
Muhammad FachrulHudallah
Muhammad FachrulHudallah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

"Jika Aku bukan anak Raja, Penguasa, Bangsawan, dan dari kalangan Priyayi, Aku hanya dapat mengenalkan diriku melalui gagasan karyaku"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Milad HMI: Semakin Tua, Tidak Tahu Arah Tujuannya

5 Februari 2020   18:57 Diperbarui: 5 Februari 2020   18:55 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: omah1001.com

Oleh: Muhammad Fachrul Hudallah

"Ketika dirimu ingin memperburuk organisasimu, ingatlah banyak orang yang memperjuangkannya"

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi islam tertua di Indonesia yang didirikan oleh Lafran Pane pada tanggal 5 Februari 1947 atau bertepatan dengan 14 Rabbiul Awal 1366 H. Organisasi pasti punya tempat pendiriannya, begitu juga HMI yang didirikan di STI (Sekolah Tinggi Islam) atau yang sekarang berubah nama menjadi UII (Universitas Islam Indonesia). HMI berusaha memenuhi basic need dan basic interest kader dengan penggemblengan yang tidak receh, karena mereka ingin menciptakan putra sang Bima menjadi Gatotkaca yang kokoh secara intelektual, emosional, dan kepekaan terhadap sosial melalui pemikiran ke-Islaman dan ke-Indonesiaannya.

 Pada tanggal 5 Februari 2020, HMI menginjak usia 73 tahun. Pada dasarnya, Usia organisasi lebih lama daripada usia anggotanya karena mereka dapat masuk keluar dari organisasi. Perjalanan organisasi tidak akan mulus, semakin organisasi menunjukkan eksistensinya, maka serangan secara internal dan eksternal pasti adanya.

Kini, HMI pun menuai banyak konflik di dalam usianya yang kini menua. Dari mulai masalah melobby, hingga sampai domain perpolitikan. Melihat HMI secara hierarki, HMI dimulai dari akar rumput, yakni Komisariat, Korkom, Cabang, Badko, hingga PB. Sudah menjadi rahasia umum jika orang lain mengetahui bahwa Pengurus Besar (PB) HMI mengalami dualisme di kepengurusan periode 2018/2020.

 Menurut Pramoedya Ananta Toer di dalam bukunya yang berjudul Rumah Kaca, dia menyebutkan bahwa  orang menjadi besar karena tindakannya besar, pikirannya besar, jiwanya besar. Tetapi, kini Pengurus Besar yang menjadi puncak tertinggi hierarki menyeleweng dengan apa yang menjadi tujuan organisasi. Menurut pasal 4 Anggaran Dasar HMI, tujuannya adalah Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT. Secara jenjang perkaderan, memang Pengurus Besar harus LK III atau bisa disebut Advance Training sebagai syarat untuk mengisi jabatan struktural. Realitasnya, mereka duduk di kursi panas dengan bermain politik seenaknya sehingga kader di Komisariat mengalami banyak keresahan mengenai PB yang mencari keuntungan di organisasi.

Di dalam usia HMI yang kini sudah 73 tahun, semakin menua tampaknya semakin meredup. Di tahun 2020, Kongres akan dilakukan di dua tempat, yaitu Palembang dan Jakarta. Banyak kader yang mngolok-olok bahwa itu bukan kongres, tetapi HMI games. Jika itu benar dilakukan, nampaknya akan memperburuk eksistensi HMI dan menonjolkan sisi politik praktisnya, yaitu hanya mencari kepentingan di dalam organisasi. Hal ini sudah menjadi ketidakwajaran karena akan memperburuk organisasi. Kepentingan yang seperti ini jika tidak segera di cegah, akan menjadi kebiasaan kader yang pragmatis dengan banyak animo-animonya.

 Tidak hanya masalah Pengurus Besar HMI, tetapi cabang pun juga begitu. Dari pelaksanaan proker hingga konfercab yang belum dilaksanakan hingga selesai periode kepengurusannya. Tidak hanya itu, peraturan di dalam ART mengatakan bahwa pengurus cabang harus LK II (Intermediate Training) tetapi mereka masih LK I (Basic Training) dan dapat menjadi pengurus cabang. Cabang sebagai pusat kota yang menaungi komisariat-komisariat, kini sudah mulai ada penyelewengan. Hal yang tidak sesuai dengan peraturan organisasi, seharusnya di antisipasi sehingga HMI akan menjadi lebih baik, jika itu dilakukan maka akan menjadi semakin meredup.

Rasa-rasanya, HMI kini menuai banyak masalah. Di antara seluruh masalah-masalah tentang HMI, penulis lebih sakit hati kepada HMI Cabang Yogyakarta. Pada dasarnya, tugas dari Cabang terutama bidang PA adalah mengadakan LK II. Niat baiknya memang sudah tercatat oleh Tuhan, tetapi realisasinya tidak sebaik niatnya. Pada hari Kamis, 30 Januari 2020, penulis menerima edaran pengumuman bahwa LK II HMI Cabang Yogyakarta dibatalkan setelah keluar SK kelulusan jurnal sebelumnya.

Mungkin, mereka tidak melihat banyak kader yang mengorbankan waktunya dan selalu belajar untuk dapat berangkat LK II tetapi mereka dengan mudah membatalkan kegiatan kaderisasi. Jabatan atau beberapa kegiatan mungkin bisa mereka selewengkan, tetapi tidak dengan kaderisasi. Beberapa cabang yang sudah dinyatakan lolos dengan dinyatakan dengan SK tetapi dibatalkan dan mereka kecewa karena kebahagiaannya di ganti oleh kesedihan hatinya yang sangat mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun