Mohon tunggu...
Rininda Mahardika
Rininda Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bukanlah jalan untuk memperoleh kesenangan serta mengisi waktu luang belaka. Hobi merupakan ruang untuk menampung segala skill non akademis di setiap insan. Tidak peduli kau suka menulis ataupun menggambar. Semuanya akan menjadikan pundi-pundi uang atau bahkan media pembelajaran bagi siapa saja yang mengasahnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Hujan Berhenti

29 November 2022   08:13 Diperbarui: 29 November 2022   11:20 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerpen Sumber Gambar: Wattpad via Pinterest

Haru mengangkat sudut bibir, ia menarik kerah kemeja Theressa dengan bengis lalu mendekatkan bibir. “Sayang sekali andai saja aku bisa melihat. Dan matamu sepertinya cocok menjadi penggantinya.”

“Oh my God TBL TBL, takut banget loh. Are you kidding me, Bitches?” Theressa tergelak bersama Reyna dan Olivia.

***

“Aku bersyukur Haru bertemu orang sepertimu Yuki. Kau dengan senang hati menerima segala kekurangannya tanpa mengeluh. Insiden itu tak hanya terjadi di sekolah. Di rumah pun dia tak punya tempat untuk singgah jadi tolong—”

“Siapa kau?! Apa yang sudah kau perbuat pada Haru? Di mana dia?”

“Aku adalah malaikat penjaganya yang meminjamkan sayapku pada Haru dan memberikan pemandangan luar biasa dari atas sini. Tolong relakan kepergian Haru, dia lebih bahagia dari sebelumnya. Jangan bersalah atas rentetan kronologi ini, karena Haru telah memilih ke mana ia akan pergi.”

“PEMBOHONG!!!”

“Lupakanlah Haru, Yuki, aku tahu kau memiliki rasa padanya. Tapi sebisa mungkin akan kusampaikan sepatah dua kata tentangmu pada Haru. Aku berjanji. Nikmatilah hidupmu sekarang sampai tak ada penyesalan. Aku terus mengawasimu hingga waktu pemanggilan tiba.”

“Ta-ta-tapi dia selalu tertawa bersamaku .....”

“Aku tahu Yuki, Haru adalah gadis terkuat yang pernah kutemui. Dia menerima segala kekurangan serta kerasnya dunia. Tetapi tak sekalipun dia mengeluh tentang keluarga, tentang mengapa ia berbeda, dan tentang bagaimana alur kehidupannya. Aku rasa Haru pantas mendapatkan ketenangan ini. Karena menjadi kuat itu tak selamanya hebat. Adios Yuki.”

 

Tidakkah yang mengerti bahwa penderitaan adalah langkah awal menuju kedamaian? Bahwa titik terendah adalah tempat untuk maju dan naik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun