Mohon tunggu...
Fachri Fahrezy
Fachri Fahrezy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dibuat untuk memenuhi tugas kuliah jurnalistik

NIM : 20107030080 MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ramadhan dan Covid-19 yang Kedua

20 Mei 2021   21:53 Diperbarui: 20 Mei 2021   22:06 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
selamat lebaran / kabarin.co.id

Pandemi Covid-19 sudah memasuki tahun ke 2, dan kita sudah melaksanakan ibadah Puasa 2 kali pada masa pandemi yaitu pada Bulan Ramadhan tahun 2020 dan Bulan Ramadhan 2021. Pada kali ini kita dihadirkan dengan permasalahan yang sama dengan tahun sebelumnya, dan kita hanya bisa berharap yang terbaik untuk kehidupan ini. 

Selain itu perjalanan menempuh bulan penuh makna yang terjadi sebelumnya menjadi sebuah pembelajaran bagi kita dan pembelajaran itu ternyata masih kita gunakan pada tahun ini, tidak disangka bayang bayang pandemi Covid-19 ini masih menghantui kita dalam melaksanakan kehidupan, entah sampai kapan pandemi ini akan berlangsung dan entah sampai kapan kita akan menemukan titik terang dari permasalahan yang kita hadapi sekarang ini.

Bicara tentang ibadah puasa yang berlangsung belum lama ini, rata-rata banyak orang yang mengatakan bahwa Bulan Puasa tahun ini terasa hambar, hal itu dikarenakan masalah pandemi ini serta kebijakan pemerintah tentang larangan mudik yang sempat terjadi pada hari menjelang Hari Raya Idul Fitri kemarin ini. Hal itu menimbulkan banyaknya perantau yang tidak pulang dan menyebabkan Bulan Ramadhan yang dilaksanakan kemarin ini terkesan sepi dan hambar. 

Hal itu sebenarnya tidaklah merupakan hal yang menghalangi kita untuk tetap beribadah dengan sungguh-sungguh dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi ketimbang sebelumnya, dan tidak lupa pula kita terus menjalani hari--hari dengan melaksanakan protokol kesehatan agar terhindar dari virus Covid-19.

Pelaksanaan ibadah Puasa pada masa pandemi telah terjadi sebanyak 2 kali yang menyebabkan kita sudah bisa beradaptasi dengan keadaan pandemi ini. Pada tahun sebelumnya kita dihadapkan dengan realita yang mencengangkan dan membuat kita sangat takut untuk keluar rumah agar terhindar dari virus yang menjangkit banyak orang bahkan membuat banyak kasus kematian. Pada kali ini kita diperbolehkan keluar rumah tetapi tidak lupa untuk menerapkan protokol kesehatan dalam menjalani hari-hari kita. Sebagaimananya kehidupan biasa kita hanya perlu menambahkan protokol kesehatan dalam daftar penting yang akan kita kenakan saat keluar rumah.

Selain pelaksanaan ibadah Puasa yang mirip dengan pelaksanaan ibadah Puasa tahun lalu, ada juga masalah mudik yang hadir dan menutup kemungkinan agar dapat berkumpul pada hari lebaran dengan keluarga besar. 

Realitanya memang keluarga yang sedang berada di perantauan sebaiknya tidak boleh keluar dari daerah tempat tinggalnya, hal itu dikarenakan jika saja ia terkena atau terpapar virus Covid-19 baik sebelum maupun dalam proses melakukan perjalanan menuju kampung halaman, hal itu menyebabkan penyebaran virus Covid-19 ke keluarga besar yang dikunjungi sehingga menyebabkan penambahan kasus terpapar Covid-19. Oleh karena itu larangan mudik diberlakukan untuk seluruh masyarakat demi kesehatan keluarga yang berada di kampung halaman.

Meskipun peraturan larangan mudik telah diberlakukan tidak banyak juga orang yang berhasil lolos dari penjagaan dan melakukan perjalanan menuju kampung halaman dengan alasan rindu dengan keluarga dan telah melakukan rapid test ataupun swab test, ataupun yang melakukan perjalanan saat tengah malam dan melalui jalur tikus untuk menghindari penjagaan dari polisi. 

Bahkan ditemukan di berita media sosial ada anggota dewan yang melakukan perjalanan yang bahkan telah dilarang dan telah ada peraturannya  tetapi tetap dilanggar bahakan oleh anggota dewan itu sendiri, sehingga hal itu menjadi contoh untuk masyarakat lain untuk melakukan perjalanan menuju kampung halaman tanapa adanya rasa takut.

Beralih dari permasalahan mudik, kita beranjak ke pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri yang kebanyakan sama dengan perayaan Hari Raya pada tahun sebelumnya. Pelaksanaan Sholat Ied yang diadakan masih menggunakan protokol kesehatan tetapi kebanyakan sudah ada yang boleh sholat berjamaah di masjid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun