Assalamualauikum wr.wb. perkenalkan saya Fabian Setyawan Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, kali ini saya berkesempatan menemui pak Anang.
Pak Anang sendiri merupakan salah satu seniman dan juga budayawan di Kecamatan Tutur. Â dalam kesempatan kali ini saya dan pak Anang membahas tentang kebudayaan dan juga budaya. kecamatan Tutur sendiri adalah wilaya yang terletak di lereng Gunung Bromo, tepatnya berada di Kabupaten Pasuruan. Eits,tunggu dulu, sebelum kita membahas tentang budaya yang ada di Kecamatan Tutur, kita akan membahas tentang budaya, apa itu budaya? dan bagaimana budaya itu bisa ada? mari kita bahas.
menurut pak Anang  budaya adalah kebiasaan masyarakat yang berulng ulang sehingga menjadi tradisi, dalam betuk seperti ritual atau kesenian yang bermacam-macam seperti musik dan ritual keagamaan yang biasa dilakukan masyarakat hingga menjadi tradisi. Tradisi sendiri adalah hal yang diyakini menjadi sebuah kebenaran. nahh, budaya itu juga sifatnya ada dua, ada positive culture dan negative culture dalam analisa barat, ada budaya yang baik dan buruk, contohnya seperti judi sedangkan yang baik seperti halnya produk pakaian, doa bersama, tahlilan, karawitan dll. sedangkan budaya menurut timur budaya adalah berasal dari kata budidaya, budi adalah pengetahuan manusia yang baik, daya adalah kemampuan atau lefitasi untuk ingin tumbuh.
 kemudian saya juga menanyakan tentang pengaruh budaya barat, dan mengapa orang lebih tertarik ke budaya barat daripada budaya dalam negeri? Pak Anang menjelaskan bahwa karena jaman sekarang adalah era globalisasi dan pasar bebas, dan kenapa bisa ada budaya barat, karena dasarnya kita dulu pernah dijajah oleh bangsa Eropa, Belanda,dll. sehingga itu mempengaruhi kebudayaan yang berkembang di Indonesia mulai dari pakaian, musik dan banyak hal, ada pengaruh dari luar, karena tidak sedikit selama 350 tahun bangsa-bangsa Eropa datang ke Nusantara sangat kental sekali mulai dari perubahan tata bahasa dan abjad, mulai dari huruf jawa kemudian jawa campur arab kemudian huruf rimawi sampai saat ini, itu pengaruh budaya Eropa di Indonesia. hal ini juga memiliki sisi positifnya yaitu kita hari ini akses informasi karena yang digunakan di dalam komunikasi internasional itu mengunakan standartnya yaitu romawi, sehingga kita menjadi mudah menyesuaikan dengan budaya luar. itu juga tidak bisa kita pungkiri kalau hari ini orang-orang di abad 21 lebih mengunakan budaya-budaya barat, karena kita adalah negara yang berkembang, karena negara yang berkembang adalah negara yang konsumtif atau pengguna, dan juga perkembangan itu tidak serta merta.
Budaya di Kecamatan Tutur
   menurut pak Anang masih sama seperti lainya ,seperti halnya tahlilan, doa bersama, dan juga karawitan. kecamatan Tutur adalah wilayah plural wilaya gunung, yang karakter masyarakatnya masih legaliter yang apa adanya dan bergaya khas tradisioanal, seperti kebudayaan kerja bakti, kumpul-kumpul, yang dimana sosial masyarakat mereka masih sangat kental dan erat akan gotong royong, sehingga nilai kebudayaan pada masyarakat masih sangat terjaga pada tradisionalnya.Â
untuk di Kecamatan Tutur sendiri masih ada budaya luar yang masuk, seperti halnya daerah di indonesia, masih banyak yang mengunakan pola-pola tradisi dar nenek moyang seperti halnya Papua, Kalimantan, Flores, Bali dan sebagainya, masih ada budaya luar yang masuk tapi tidak mempengaruhi segitu besar seperti halnya luarnya saja seperti pakaian, bahasa. kalu di Jawa itu,apalagi  di Kecamatan tutur yang dekat dengan kota-kota besar seperti Malang dan Surabaya, itu juga banyak pengaruh tapi tidak berpengaruh terlalu besar, untuk saat ini. seperti penjelasan di atas yang karena wilayahnya adalah pulral. yang tidak mengunakan pola tradisi itu kebanyakan dari kota-kota besar di Jawa.
 Di Kecamatan Tutur ini aspek budayanya masih sangat kental baik Islam,Hindu maupun Budha seperti acara ngaro, grebeg desa, karawitan dan sebagainya, salah satunya adalah acara grebeg desa dilakuakan dengan membawa tumpeng dan juga kepala kerbau keliling desa untuk dipersembahkan kepada Gusti yang Maha Agung. Kegiatan Ritual Adat dalam acara Grebeg  Desa merupakan tradisi nenek moyang hingga sekarang dan menjadi salah aset budaya lokal Kabupaten Pasuruan untuk dilestarikan.Â
Pengaeuh pandemi Covid-19 terhadap Budaya
 pandemi covid berpengaruh terhadap budaya ada dua hal yang berpengaruh, yang pertama ada beberapa kebudayaan yang perkembanganya terhadap yang kedua ada kebudayaan-kebudayaan lama yang tumbuh karena refleksi. satu beberapa kebudayaan yang terhambat karena beberapa faktor, karena kebijakan-kebijakan nasional maupun internasional seperti pemerintahan dan WHO, kebijakan-kebijakan tersebut berupa pembatasan sosial kemudian larangan untuk berkerumun larangan penyelengaraan event, itu otomatis harus ditiadakan entah otomatis maupun permanet, seperti acara slametan desa, agustusan, kesenian-kesenianyang mendatangkan banyak orang itu ditiadakan, itu mengalami penghambatan. akhirnya menjadi respon masyarakat akan munculnya budaya baru atau tumbuhnya budaya lama contohnya banyaknya orang kembali ke alam, orang mulai berpola tradisioanal.
waalaikumsalam wr.wb
 Â