Mohon tunggu...
fabianus juwana
fabianus juwana Mohon Tunggu... -

EVERYTHING can possibly go wrong wiil go wrong. ANYTHING that can go right will go RIGHT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Penuh Makna

4 Agustus 2016   08:59 Diperbarui: 4 Agustus 2016   09:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesuatu yang indah adalah kebahagiaan selamanya "A thing of beaty is joy forever" John Keaton abad 17 penyair inggris aliran romantis dalam puisinys yang tersohor "Endymion"

Cinta yang tak egois adalah cinta tanpa kemlekatan. Cinta jjenis ini berakar pada memberi dan bercabang tak terelakkan dalam kebebasan. Ini adalah jenis cinta yang berkata; "Apapun yang kamu lakukan, pintuhatiku selalu terbuka untukmu"

Ini lah caranya kita semua dapat hidup penuh makna.

Dalam presentasi ini saya akan menggunakan cerita dan anekdot, serta beberapa lelucon, untuk menunjukkan bahwa menjalani hidup dengan penuh makna itu, menurut Dhamma, akan menghilangkan dukacita, dan mmbuat kita nantinya mati dengan tenang.

Saya bisa saja memberitahukan anda apakah kehidupan bermakna itu, namun hal itu mungkin akan menambah sebuah filosofi lagi  ke dalam kebingungan paham spirituil yang mungkin sudah membebani anda. 

Salah satu keindahan Buddhisme adalah Buddhisme tidak memberi tahukan anda Apa yang harus dipercaya, tetapi memberitahukan bagaimana menemukannya.

Sebagai contoh , selama betahun-tahun  saya mempercayai  apa orang lain katakan kepada saya mengenai kebahagiaan. /tatkala berumur 14 tahun saya belajar dengan keras untuk ujian disekolah tinggi di london. Saya mengikuti nashat mereka dan lulus dengan baik. Tetapi hal itu tidak membuat saya bahagia-bahagia amat. Karena  keberhasilan saya berarti saya malah harus belajar lebih keras lagi selama dua tahun berikutnyauntuk ujian level A. Mereka memberitahu betapa pentingnya level A dan kalau saya lulus saya akan bahagia.

Sekali lagi lulus ujian dengan sangat baik. Tetapi kelulusan ini tidak membuat saya bahagia karena saya harus belajar sekeras-kerasnya selama tiga tahun lagi di universitas untuk sebuah gelar. Pada titik ini, saya mulai curiga. Saya  melihat teman saya yang lebih senior yang telah lulus dengan baik, meraih gelar mereka dan bekerja dengan  amat keras untuk menabung dan membeli sebuah mobil dan apartemen kecil. Dan kata mereka merasa akan bahagia. 

Mereka akan menikah, begitu menikah mereka bekerja lebih keras lagi untuk membeli sebuah rumah impian. Barulah kami akan bahagia jelas mereka.

Lalu mereka memiliki anak yang membangunkan mereka ditengah malam, menhabiskan semua simpanan mereka, dan melahirkan sebuah lompatan besar kecemasan. Sekali lagiKebahagiaan akan luput. Seperti begitu banyak orang katakan kepada saya. " kalau anak sudah besarmeninggalkan rumah dan mapan, maka saya bisa melakukan apa saja yang saya inginkan" Maka saya akan bahagia.

Pada saat anak-anak meninggalkan rumahpun orang bersiapsiap untuk masa pensiun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun