Mohon tunggu...
Fariska Oktimelia
Fariska Oktimelia Mohon Tunggu... Freshgraduate Hukum | Penulis Pemula di Kompasiana

Topik Tulisan Setiap Harinya berisi tentang Curahan Hati dan Refleksi Diri, isu Hukum dan Politik, Meniti Karier dan Pengembangan Diri, Relationship, Spiritualitas dan Makna Hidup, Gaya Hidup dan Tren. Nantinya setiap minggu dari senin sampai sabtu topik cerita akan berganti sesuai urutan topik. Menulis bagi saya adalah wadah untuk berbagi wawasan dan belajar bersama. Maka dari itu nantikan terus :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis dari Negeri Malam

24 Februari 2025   23:28 Diperbarui: 26 Februari 2025   00:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah kerajaan yang tersembunyi di bawah langit kelam, di mana bulan selalu menggantung rendah dan bintang-bintang bersinar redup, hiduplah seorang gadis mungil di dalam menara kaca yang tinggi. Ia tidak pernah tahu bagaimana rasanya berjalan di tanah yang luas, tidak pernah menyentuh rerumputan, dan hanya mengenal suara angin yang berbisik melalui celah-celah jendelanya. Di dalam menara itu, sang gadis hidup di bawah aturan ketat. Dinding-Dinding yang tinggi membuatnya tidak bisa melihat sekitarnya.

Dunia baginya hanya sebatas lorong-lorong panjang dan jendela-jendela besar yang menunjukkan langit, tetapi tidak pernah membiarkan ia menyentuh dunia luar. Ia tidak tahu bagaimana rasanya memilih, tidak tahu apa yang ia inginkan, dan hanya menjalani hari-hari dalam kepatuhan. Namun, hatinya rapuh. Setiap langkahnya terasa ringan, seakan angin bisa menerbangkannya kapan saja.

Hingga suatu malam, saat bintang jatuh melesat melintasi langit kerajaan, cahaya kecil menyelinap ke dalam jiwanya. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada sesuatu yang lebih besar dari dinding-dinding kaca ini. Ia ingin melihat apa yang ada di luar menara, ingin menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar bayangan dirinya sendiri di cermin.

Sumber: Canva
Sumber: Canva

Dengan berani dan gemetar ia menyusun rencana. Ia menapakkan kaki ke tanah di luar menara untuk pertama kalinya. Namun, akhirnya dia menyadari bahwa dunia luar ternyata bukan tempat yang ramah. Di setiap sudutnya, ia menemukan kabut tebal, jalan-jalan berbatu, dan makhluk-makhluk asing yang menguji keberaniannya. Ia jatuh ke lubang-lubang gelap, dihantam badai kegelapan, dan berkali-kali hampir menyerah. Tapi setiap luka dan goresan menjadi tanda perjalanan. Namun, dia berusaha bertanggung jawab terhadap keputusannya. 

Sampai suatu ketika, ia tersesat dalam sebuah hutan yang mengerikan. Pepohonan di sana bergerak sendiri, berbisik tentang ketakutan yang belum pernah ia ketahui. Udara dingin membekukan tulangnya, dan suara bisikan semakin menggema di telinganya. Gadis itu mencoba berlari, tapi akar-akar gelap mencengkeram kakinya, menariknya semakin dalam ke dalam bayangan. Ia berusaha melepaskan diri, namun tanah di bawahnya runtuh yang membuat dia terperosok dan jatuh.

Sumber: Canva
Sumber: Canva

Ia terjun ke dalam jurang yang begitu dalam, tubuhnya melayang dalam kehampaan, sebelum akhirnya menghantam tanah berbatu. Rasa sakit menyelimuti sekujur tubuhnya. Nafasnya tersengal, kesadarannya perlahan memudar. Ia merasa telah mati, raganya tak lagi sanggup bergerak. Hanya ada kegelapan. Hanya ada kehampaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun