Menatap lembar-lembar ketapang yang jatuh...tertiup angin malas...
Atau pada pasir yang berbaur kerontang ranting  tanpa nyawa...
Di depan pelupuk, mata langit pamit ke bawah horizontal...
Katanya; sebentar lagi saga pulang-mari kita beri makna pada gelap
Â
Â
Rindu aku pada gelombang... Â
Pada derai tawa mu yang mampir di garis pantai...
Waktu ingin kita terwujud dalam doa putih-ketika langit tangisi kita...
Hingga datang gelombang lain menyapu cerita kita pada laut...
Gelombang ketakutan, gelombang kekacauan atau mungkin gelombang kematian...Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!