Mohon tunggu...
F Ery Rosa
F Ery Rosa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Konten Berbasis Visual Menarik Minat Generasi Milenial Mempelajari Aksara Jawa

1 Juli 2022   01:24 Diperbarui: 1 Juli 2022   02:01 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Revolusi Industri telah mengalami perubahan seiring berkembangnya pola pikir masyarakat dunia. Pada era Revolusi Industri 4.0, seluruh aktivitas masyarakat tidak terlepas dari teknologi berbasis digital. Salah satu bentuk perkembangan teknologi berbasis digital, yaitu mudahnya masyarakat saat ini untuk mengakses informasi di seluruh penjuru dunia. Salah satu dampak negatif dari arus globalisasi yang sedang menimpa masyarakat Indonesia, yaitu lunturnya warisan budaya dan hilangnya tata krama di tengah masyarakat Indonesia sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. Generasi milenial saat ini lebih suka mempelajari bahasa-bahasa asing. Generasi milenial beralasan bahwa mereka tidak suka menulis aksara jawa, karena aksara jawa sulit untuk dihafalkan. Hal tersebut juga didukung oleh sistem kurikulum saat ini yang membatasi jam pelajaran bahasa Jawa. Aksara jawa juga kurang digunakan dalam media komunikasi maupun tulis dalam kehidupan sehari-hari. Generasi milenial mudah lupa maupun tidak ingin mempelajari aksara jawa dikarenakan penyampaian ilmu aksara jawa yang terlalu monoton. Selain itu, kurangnya media yang modern sehingga para generasi milenial tidak tertarik untuk mempelajarinya.

Aksara memiliki makna penting dalam perkembangan kebudayaan di Jawa. Melalui teks tertulis orang jawa mampu mengungkapkan gagasan pikiran dan perasaannya. Aksara jawa yang dikenal Hanacaraka adalah aksara tradisional yang menjadi salah satu warisan budaya dari Indonesia yang berkembang di pulau Jawa. Aksara jawa memiliki 20 huruf utama yang disebut aksara nglegana atau aksara telanjang, ada sandhangan swara yang digunakan dengan menambahkan beberapa coretan pada satu aksara nglegena untuk merubah bunyinya, ada sandhangan  panyigeg wanda yang digunakan untuk merubah suara untuk huruf mati, ada sandhangan wyanjana yang digunakan untuk menambah “ra” dan mematikan huruf yang diimbuhi, ada juga aksara pasangan yang digunakan untuk mematikan huruf yang diberi pasangan. Maka dari itu, diperlukannya media yang menarik dan modern bagi generasi milenial, seperti konten visual pada media sosial yang sedang populer. Harus memanfaatkan teknologi digital dengan sebaik-baiknya, karena kita hidup pada era globalisasi 4.0 yang perkembangannya sangat pesat. Apabila tidak memanfaatkan teknologi dengan baik, maka kebudayaan Indonesia akan terkikis perlahan termakan dampak negatif yang dihasilkan dari arus globalisasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi berbasis digital di dunia, masyarakat dunia pun mulai berinovasi untuk mengembangkan sarana penyebaran informasi di seluruh dunia. Sarana penyebaran informasi yang dikembangkan oleh masyarakat dunia saat ini yakni berupa video dan gambar atau biasa disebut sebagai konten visual. Konten visual yang up to date bisa berisikan hal-hal yang unik dan menarik yang masyarakat ketahui, seperti konten visual yang penyajian informasinya menggunakan tulisan aksara jawa. Di salah satu platform media sosial TikTok, banyak ditemukan video-video menarik terkait aksara jawa. Banyak komentar dari generasi milenial yang tidak mengerti maksud tulisan aksara jawa pada video tersebut padahal hanya satu kata saja. Hal tersebut membuktikan bahwa lemahnya pengetahuan aksara jawa bahkan untuk orang jawa sekaligus. Dengan adanya konten-konten menarik seputar aksara jawa tersebut, membuat generasi milenial mau mempelajari dan mengingat aksara jawa lagi dengan hanya menonton video pendek. Masih banyak content creator TikTok lainnya yang membuat video menarik seputar aksara jawa. Mereka mengemas video dengan menggunakan musik yang menarik, lirik lagu-lagu bahasa jawa, dan kutipan-kutipan umum pada lingkungan generasi milenial.

Para content creator juga banyak yang memanfaatkan media sosial YouTube sebagai wadah berkreativitas dan menyebarkan ilmu-ilmu terkait aksara jawa yang baik dan benar. Mereka juga membagikan trik supaya cepat dalam memahami dan menghafal aksara jawa. Langkah-langkah yang digunakan mereka yaitu dengan menggunakan lagu sehingga memudahkan dalam mengingat dan mempraktikannya langsung dengan disertai audio dan visual yang menarik. Para generasi milenial sangat tertarik akan konten yang disajikan, karena tulisannya yang rapi disertai pengemasan video yang menarik dibalut dengan alunan musik yang tenang. Hal ini membuat daya pikat tersendiri pada konten visual yang disajikan. Aksara jawa juga bisa dibawa ke ranah komunikasi digital seperti menggunakan game, website, maupun aplikasi lain yang diciptakan generasi milenial, hal ini tentu dapat melestarikan kebudayaan aksara jawa sebagai bahasa daerah.

Generasi milenial harus bisa melestarikan kebudayaan ini untuk generasi selanjutnya. Generasi milenial Indonesia sekarang harus hebat dan tangguh, karena yang dilawan bukan lagi bangsa lain melainkan bangsa sendiri. Arus globalisasi membawa dampak besar pada kebudayaan Indonesia. Maka, sebagai generasi milenial yang mempunyai rasa cinta terhadap bangsa harus bisa mengelola kebudayaan asing yang masuk di Indonesia. Supaya aksara jawa sebagai salah satu kebudayaan Indonesia selalu terjaga keaslian dan keutuhannya. Tidak hanya dapat melestarikan kebudayaan aksara jawa saja, namun konten yang menggunakan media aksara jawa juga membuat salah satu warisan budaya Indonesia tersebut dapat dikenal luas oleh masyarakat global, karena adanya pengaruh kemajuan teknologi digital di dunia. Dengan demikian, generasi milenial sebagai penikmat kemajuan teknologi akan tertarik untuk mempelajari budaya aksara jawa, karena generasi milenial merasa perlu untuk mempelajari tata cara kepenulisannya agar memudahkan mereka dalam memahami isi atau informasi yang ada. Sesulit apapaun penulisan aksara jawa, jika pembelajarannya dikemas dengan menarik tentu akan menjadi mudah untuk dipelajari dan dihafal. Generasi milenial mudah melupakan maupun mengabaikan aksara jawa dikarenakan mereka tidak mengetahui manfaat dan pentingnya dari aksara jawa. Manfaat dari mempelajari aksara jawa antara lain menambah pengetahuan huruf jawa yaitu aksara jawa, menjadi translator dari aksara jawa ke aksara latin menggunakan berbagai macam bahasa, dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan perasaan, serta menjaga kebudayaan Indonesia dari Jawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun