Mohon tunggu...
Ezza Zhahirah
Ezza Zhahirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - zahiraa

life must go on

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bullying Pendidikan di Indonesia Semakin Meresahkan

17 Juli 2021   12:20 Diperbarui: 17 Juli 2021   13:29 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bullying adalah aksi negatif sekelompok orang kepada satu orang terhadap pihak yang lemah dengan tujuan membuat rasa ketakutan dan tidak nyaman, berupa penghinaan dan kekerasan fisik yang berulang-ulang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan "Persoalan kekerasan di sekolah atau bullying bukan persoalan kecil yang dapat diabaikan". 

Menurut Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bahaya bullying ini kemudian menjadi sangat rentan terjadi bagi sekolah dengan pendidikan inklusif tempat penulis mengajar saat ini. Pendidikan Inklusif merupakan pendidikan bagi semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya (sumber: https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/02/18553401/sekolah-inklusi-jangan-ada-bullying-di- antara-kita?page=all).

Bullying disini sangat berbahaya bagi si korban. Kasus bullying di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, maka dari itu pemerintah harus mengambil tindakan tegas kepada para pelaku agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari. Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam kurun waktu 9 tahun terakhir, yakni dari 2011 sampai dengan 2019, KPAI menerima laporan sebanyak 37.381 kasus kekerasan terhadap anak.

 Dari angka tersebut 2.473 mengalami kasus bullying di dunia pendidikan maupun media sosial dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Murid yang mengaku pernah mengalami bullying di Indonesia sebanyak 41,1% menurut data dari hasil riset Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018 (sumber: https://www.detik.com/edu/edutainment/d-5574701/top-mahasiswa-uny-buat-buku-anti-bullying- dengan-muatan-budaya-lokal).

Kasus bullying yang terjadi dalam dunia pendidikan negara kita dapat berupa fisik maupun psikis yang dapat melemahkan mental anak. Salah contoh kasus bullying dalam dunia pendidikan yang terjadi di SMPN 16 Kota Malang. Korban dianiaya dengan cara dibanting ke lantai serta tangan korban diduduki hingga harus diamputasi. Saat ditanya pelaku seperti tidak memiliki rasa bersalah dan menganggap itu hanya bercanda. Kasus tersebut harus benar-benar didalami secara serius oleh pemerintah tanpa harus ada keringanan hukuman karena pelaku di bawah umur (sumber: kompas.com).

Kasus bullying di dunia pendidikan baru-baru ini tidak terjadi secara fisik aja. Bisa berupa psikis seperti pembullyan lewat media sosial terutama paling banyak di aplikasi instagram. Dampak bullying dapat menyebabkan banyak korban yang mengakibatkan trauma akibat ejekan yang didapat. Kasus tersebut banyak terjadi karena kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak serta mengawasi dalam bermedia sosial. Menurut Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, program untuk mengurangi kasus Bullying ini dirancang guna mewujudkan pendidikan Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan level pendidikan di Indonesia.Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mendukung pernyataan Nadiem Makarim (Mendikbud) untuk menekan aksi bullying, kekerasan seksual maupun intoleransi di lingkungan pendidikan melalui siaran media sosial salah satunya aplikasi Instagram. Menurut Azis, pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan *Nomor 82 Tahun 2015* tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan, tetapi implementasinya dirasa belum optimal."Kita harus menghapus budaya penindasan demi membangun generasi masa depan bangsa yang berkualitas dan berkarakter kuat, sejak dini wajib ditanamkan Pendidikan karakter kepada generasi muda bangsa" tutupnya (sumber: https://m.jpnn.com/news/bang-azis-dukung-menteri-nadiem- selesaikan-masalah-serius-ini ).

Anak yang pernah dibully akan mendapatkan balasan balik atas kejadian yang pernah dialami dan pelaku bullying harusnya dilaporkan biar ada efek jera. Maka dari itu salah satu solusi, yaitu menyadarkan para orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik serta mengawasi setiap aktivitasnya. Terkadang orang tua korban maupun pelaku tidak mengetahui persis perilaku anaknya di luar rumah. Tanamkan pada diri anak-anak kita bahwa kita dilahirkan dengan bakat maupun keahlian masing-masing dalam diri setiap anak, baik yang lahir sempurna maupun yang dilahirkan dengan keterbatasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun