Mohon tunggu...
Embun Pagi
Embun Pagi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba Bahagia

Aku adalah aku, bukan kamu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ganjar Dibully Soal Serapan Anggaran Covid Rendah, Siapa Bermain?

24 Juli 2021   21:21 Diperbarui: 24 Juli 2021   21:24 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang serapan anggaran penanganan Covid-19 ramai berseliweran di media online maupun media sosial. Dari sekian banyak daerah yang serapan anggarannya rendah, hanya Jawa Tengah yang diserang habis-habisan.

Yah, Ganjar jadi target operasi pembullyan. Isu yang dibangun adalah, Ganjar tak becus menangani pandemi. Bagaimana tidak. Dari ratusan miliar anggaran penanganan pandemi yang disiapkan, serapan di Jateng kabarnya baru 0,15 persen. Jumlah itu menjadi terkecil kedua setelah Sulteng dengan serapan anggaran 0,07 persen.

Masa iya sih?
Itu yang pertama saya pertanyakan. Mungkin pertanyaan sama muncul dari orang-orang yang tahu bagaimana kinerja Ganjar selama pandemi. Kayaknya tidak mungkin deh. Bukan Ganjar banget. Masa iya sih? Begitu terus angan-angan saya.

Mengurangi rasa penasaran, saya langsung berselancar di dunia maya. Benar saja, berita tentang serapan anggaran penanganan Covid-19 di Jateng banyak sekali ditemukan. Ada satu berita yang bahkan langsung membuat saya terenyuh. Berita dari CNBC pada Kamis (22/7). Judulnya, Pak Ganjar...Kok Jateng Paling Lamban Cairkan Dana Covid?

Saya klik dan saya baca berita itu. Isinya menurut saya hanya menggiring opini publik. Tujuannya jelas, menyudutkan Ganjar. Kenapa saya sebut begitu? Karena dalam berita itu tak ada konfirmasi Ganjar terkait data yang disampaikan Kemendagri. Cover both side diabaikan oleh CNBC di sini.

Hari ini berita itu terbantahkan. Ganjar dengan tegas menyatakan, serapan anggaran penanganan Covid-19 di Jateng sampai tanggal 22 Juli sudah mencapai 15,65 persen. Bahkan Kepala Bappeda Jateng melengkapi, serapan anggaran penanganan Covid-19 di Jateng per Sabtu (24/7) sudah mencapai 17,28 persen. Bukan seperti yang ramai diberitakan. Hanya 0,15 persen.

Saya agak lega membacanya. Karena sebagai orang yang kerap memperhatikan kinerja Ganjar, psikis saya agak terganggu dengan berita itu. Tapi sekarang, saya tambah yakin kalau Ganjar serius menangani Covid-19 di wilayahnya. Seperti tampilan media sosialnya sehari-hari. Yang selalu menggambarkan bagaimana dia all out menangani Covid.

Tapi saya masih belum plong. Masih ada yang mengganjal di benak saya. Saya rasa, ada yang aneh dengan ramainya pemberitaan Ganjar terkait buruknya penyerapan anggaran itu. Seperti ada pihak yang sengaja membuat nama baik Ganjar buruk di mata publik. Karena di media sosial dan pesan berantai, hoaks dan bullyan pada Ganjar terus terjadi sampai hari ini.

Faktanya begini. Total anggaran penanganan Covid-19 di Jateng mencapai Rp283,7 miliar. Anggaran itu digunakan untuk lima item kegiatan. Yakni penanganan Covid, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lainnya.

Untuk anggaran penanganan Covid-19, serapan Jateng memang masih rendah. Tapi bukan 0,15 persen, melainkan 5,24 persen. Yang buat saya geleng-geleng kepala, untuk insentif tenaga kesehatan, serapan anggaran Jateng sudah cukup tinggi. Mencapai 66,31 persen. Tapi kabar ini tidak ditonjolkan media. Ya karena ini tak menarik, dan tidak mendukung opini yang ingin dibangun. Bahwa Ganjar tak becus tangani Covid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun