Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat meresmikan 25 kantor baru PDIP menjadi pembicaraan publik. Tak sedikit pihak yang menilai, sindiran-sindiran Megawati yang keras pada pidato itu ditujukan pada Ganjar Pranowo.
Salah besar. Saya katakan demikian karena jelas tak ada hubungannya pidato Megawati dengan konflik yang terjadi antara Ganjar Pranowo, Puan Maharani dan Bambang Wuryanto. Secara eksplisit maupun implisit, susah sekali mengaitkan sindiran keras pidato Mega itu pada Ganjar.
Misalnya soal Mega yang meminta kader maupun petugas partai out jika tak mau nurut dengan tugas yang diamanatkan partai. Naif sekali kalau itu ditujukan pada Ganjar. Karena bagaimanapun, Ganjar hanya satu dari ribuan kader dan petugas partai PDI Perjuangan.
Sejumlah elit PDI Perjuangan juga sudah menegaskan, bahwa sindiran Megawati itu bukanlah untuk Ganjar. Kader senior PDI Perjuangan, Aria Bima mengatakan, tak mungkin Mega menyindir Ganjar. Karena Ganjar adalah kader yang digadang-gadang Megawati sebagai kader terbaik.
Selama jadi kader PDI Perjuangan dan petugas partai saat menjabat Gubernur Jateng dua periode, Ganjar tak pernah mbalelo dengan partai. Ia selalu manut dengan apa yang ditugaskan partai, salah satunya bekerja keras demi kesejahteraan rakyat.
Saya adalah ibu rumah tangga yang selalu mengikuti kegiatan Ganjar. Selama ini, saya melihat laku kepemimpinan Ganjar selama jadi Gubernur Jawa Tengah selalu mengedepankan semangat Marhaenisme. Persis seperti semangat PDI.
Peduli pada wong cilik adalah tujuan utama Ganjar mengabdi. Nasib petani diperhatikan lewat kartu tani, nelayan dilindungi dengan peraturan daerah perlindungan nelayan. Pelaku UKM disuport penuh dari segi pemodalan hingga pemasaran, serta banyak lagi program merakyat lainnya yang diunggulkan.
Apalagi? Masih banyak sekali program Ganjar yang merakyat. Sekolah tanpa sekat, rumah sakit tanpa dinding adalah visi missi utama Ganjar. Itu sudah dibuktikan, dengan kucuran beasiswa pada siswa-siswa miskin, membuat sekolah gratis bagi siswa miskin berprestasi bernama SMK Jateng. Ada juga program terbaru yakni sekolah virtual. Belum lagi cerita-cerita heroik, dimana ia kerap nebus ijazah siswa-siswa miskin yang ditahan pihak sekolah.
Layanan rumah sakit ditingkatkan. Kemudahan-kemudahan bagi rakyat berobat diwujudkan. Kalau ada keluhan di lapangan, langsung diselesaikan. Ada yang tidak bisa bayar rumah sakit, langsung ditindaklanjuti dengan membantu membayarkan.
Program peningkatan untuk pengembangan agama juga diperhatikan. Bantuan keuangan bagi para pengajar keagamaan, bantuan pondok pesantren, panti asuhan serta hal-hal kecil yang dibutuhkan selalu diberikan.