Mohon tunggu...
Ezra Najwa Wahyu Zarkasyi
Ezra Najwa Wahyu Zarkasyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ahlussunnah wal Jama'ah di Indonesia

22 Oktober 2021   15:00 Diperbarui: 22 Oktober 2021   15:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu mazhab pemikiran teologi Islam adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Aswaja). Sebagian besar umat Islam menganggap bahwa konsep teologi Aswaja ini adalah pengetahuan yang benar yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada para pengikutnya. Filosofi Aswaja ini selanjutnya diajarkan kepada generasi berikutnya (Tabi'in-Tabi'it Tabi'in) dan kemudian diturunkan secara turun-temurun hingga sampai kepada kita. Studi literatur agama pasti bisa membuktikan hal ini. Ribuan buku dan buku telah ditulis di bidang ini oleh berbagai peneliti dan profesional.

Jauh sebelum Indonesia merdeka Ahlussunnah wal Jama’ah sudah mengakar kuat di bumi Nusantara, sebagaimana direkam oleh Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU):

قَدْ كَانَ مُسْلِمُو الْأَقْطَارِ الْجَاوِيَّةِ فِي الزَّمَانِ الْخَالِيَةِ مُتَّفِقِي الْآرَاءِ وَالْمَذْهَبِ، وَمُتَّحِدِ الْمَأْخَذِ وَالْمَشْرَبِ. فَكُلُّهُمْ فِي الْفِقْهِ عَلىٰ الْمَذْهَبِ النَّفِيسِ مَذْهَبِ الْإِمَامِ مُحَمَّدِ بْنِ إِدْرِيسَ، وَفِي أُصُولِ الدِّينِ عَلىٰ الْمَذْهَبِ الْإِمَامِ أَبِي الْحَسَنِ الْأَشْعَرِيِّ، وَفِي التَّصَوُّفِ عَلىٰ الْمَذْهَبِ الْإِمَامِ الْغَزَالِيِّ وَالْإِمَامِ أَبِي الْحَسَنِ الشِاذِلِيِّ y.

“Kaum muslimin di pulau Jawa (Nusantara) pada zaman dahulu sepakat pendapat dan mazhabnya, tunggal sumber ajaran agamanya. Semuanya dalam fikih mengikuti mazhab yang sangat indah yaitu mazhab Imam Muhammad bin Idris as-Syafi, dalam ushul ad-din (akidah) mengikuti mazhab Imam Abu Hasan al-Asy’ari, dan dalam tasawuf mengikuti Imam al-Ghazali dan Abu al-Hasan as-Syadzili.”

Namun, sekte yang berbeda seperti Wahhabi, Syi'ah, dan lain-lain muncul dari waktu ke waktu. Ulama semakin giat berdakwah, menyebarluaskan, dan melestarikan ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah dengan cara yang berbeda dari sini. Diantaranya, dengan menantang pemahaman yang menyimpang dengan karya tulis yang berbeda, seperti KH. Ahlussunnah wal Jama'ah karya M. Hasyim al-Risalah Asy'ari, KH. Sharh Kawakib al-Lama'ah karya Abu Fadhal Senori Tuban, dan lainnya hingga saat ini. Selanjutnya, kemampuan ulama Nusantara untuk menyatukan dan mempererat barisan perjuangan dengan melembagakan Ahlussunnah wal Jama'ah dalam organisasi modern pun tak kalah membantu.

Kepribadian Aswaja adalah bahwa Allah SWT melindungi penganut Ahlussunnah Wal-Jama'ah dari perilaku timbal balik. Tidak semua sekte Islam menyebut dirinya Ahlussunnah Wal-Jama'ah. Al-shurat adalah istilah yang digunakan oleh Khawarij untuk menggambarkan diri mereka sendiri. Syiah Ali dan Ahlul Bayt masing-masing adalah Syiah Ali dan Ahlul Bayt. Mu'tazilah dikenal dengan istilah ahlul 'adli wat tauhid dan istilah lainnya.

Hanya ada dua ormas yang mengaku ahlussunnah wal. peziarah sepanjang sejarah. Mayoritas umat Islam (jumhur al-muslimin) yang mengikuti mazhab al-Asy'ari dan al-Maturidi adalah kategori pertama. Wahhabi dan "Salafi" adalah dua kelompok minoritas yang menganut pandangan dunia Syekh Ibnu Taimiyah.

Menurut penelitian sejarah, kata Aswaja muncul sebagai reaksi terhadap filsafat "rasionalis Islam" kelompok Mu'tazilah. Organisasi ini mempromosikan interpretasi teologi Islam yang rasionalis ('aqli) dan liberal. Pandangan dunia Mu'tazilah ini antara lain dipengaruhi oleh ide-ide intelektual Yunani. 

Mereka menganut falsafah Qodariyah, atau kehendak bebas, yaitu konsep filosofis yang mencakup konsep kebebasan dan kendali manusia atas perbuatannya. Artinya, daripada diciptakan oleh Tuhan, tindakan manusia diwujudkan oleh manusia itu sendiri. 

Selain menentang falsafah Mu'tazilah, Aswaja berupaya mengalahkan ideologi ekstrem lainnya, yaitu ideologi Jabariyah, yang sangat bertentangan dengan pandangan dunia Mu'tazilah. 

Kehendak Allah yang mutlak mengikat kehendak manusia (iradah) dan perbuatan manusia. Akibatnya, semua perilaku manusia dimotivasi oleh kebutuhan (mujbar). Akhirnya, mereka menerima kenyataan bahwa mereka ditakdirkan. Mengapa? Karena organisasi ini memiliki kecenderungan kitab suci, sedangkan Mu'tazilah memiliki kecenderungan rasionalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun