Mohon tunggu...
FB. Segara
FB. Segara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

a space and time wanderer ....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Saat harga minyak turun drastis, tiket murah pesawat malah akan ditiadakan !

7 Januari 2015   17:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungguh menyedihkan nasib para traveler atau backpacker yang biasa memanfaatkan tiket murah pesawat buat jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat indah di dalam ataupun di luar negeri, atau kalangan masyarakat yang biasa bepergian untuk segala keperluan dengan memanfaatkan Low Cost Carrier seperti Airasia atau Citilink. Kabar buruk karena pemerintah berencana menetapkan batas bawah harga tiket sebesar 40% dari batas atas.

Tak perlu disangkal, bahwa maskapai seperti Airasia dgn tagline "Now Everyone Can Fly" memang bisa mewujudkan kemauan setiap orang untuk naik pesawat, dari masa sebelumnya dimana pesawat hanya bisa dinikmati oleh kaum berduit.

Dengan kebijakan baru dari Kemenhub yang dipimpin Ignatius Jonan maka siap-siaplah slogan baru akan muncul yaitu "Now Everyone Can Not Fly"

Kebijakan ini sangat disayangkan dan keliru karena :

- Kecelakaan pesawat bukan lah disebabkan oleh tiket murah. Belum ada penelitian tiket murah menyebabkan kecelakaan.
- Maskapai sama di negara lain seperti Airasia tidak mengalami kecelakaan. Hanya di Indonesia yang mengalami kecelakaan. Ini artinya kecelakaan bukan disebabkan oleh tiket murah, melainkan oleh sistem perhubungan yang dipraktekan di negara-negara tersebut. Airasia beroperasi di Thailand, Philipine, sampai ke Korea, Jepang dan Tiongkok, sama-sama dgn tarif murah, tapi yang kecelakaan hanya di Indonesia.

- Tarif mahal pun tidak menjamin keselamatan. Kita membaca ada pesawat Garuda, Air France, KLM, dll pernah mengalami kecelakaan juga.

- Kebijakan "tiket mahal" akan menyebabkan program pariwisata nasional tidak tercapai. Kita tahu kementerian Pariwisata mencanangkan kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya baik domestik maupun internasional. Dengan kebijakan ini, maka dapat dipastikan target ini tak akan tercapai. Dan Indonesia bukannya menyalip 3 negara saingat Thailand, Singapore dan Malaysia, malah jarak kita semakin jauh dan bahkan kita disalip oleh Kamboja dan Vietnam.

Solusi buat Pak Jonan, ketimbang membuat beleid menaikan tiket pesawat, lebih baik menekan maskapai untuk melakukan peningkatan parawatan. Dan pejabat Kemenhub melakukan pengawasan langsung, jadi tidak dibohongi oleh maskapai.

Kita membaca bahwa saat ini harga minyak dunia drop ke posisi 47 dolar per barel. Harusnya dalam kondisi ini para traveler pencinta jalan-jalan murah "berpesta pora" dengan harga tiket yang murah. Bisa simpang siru ke Papua, Maluku, Sumba, Flores, Manado, Belitung, Toraja, Sabang, Nias, Komodo, Borobudur, Gunung Kidul, Singapore, Phuket, Chiang Mai, Bangkok, Hanoi, Tembok Besar, Turki, Mesir, Mongolia, Rusia, Siem Reap, dll. Tapi apa daya.... ini sepertinya tak bisa kesampaian karena kebijakan yang keliru dari Menteri Jonan.

Belum terlambat untuk mengoreksi kebijakan tersebut Pak Jonan.

Jakarta 7 Januari 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun