Mohon tunggu...
FB. Segara
FB. Segara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

a space and time wanderer ....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Oh, Ternyata Ada SBY di Balik Reklamasi Teluk Benoa Bali

18 Februari 2016   07:35 Diperbarui: 18 Februari 2016   07:43 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Direktur TWBI (Tirta Wahana Bali International) selaku pemrakarsa reklamasi Telok Benoa, Bali, mengatakan,"Kami paham ketakutan mereka, jangan berlebihan. Negara lain melakukan reklamasi untuk perbaikan keadaan." Pernyataan ini terkait rencana reklamasi Teluk Benoa yang nantinya akan dibangaun hotel, apartemen dan kawasan rekreasi.

Kalau faham mengapa dilanjutkan pak?

TWBI adalah bagian dari grup Artha Graha yang dimiliki raksasa property Ibukota, Tomy Winata.

Sementara itu, Bendesa Adat Tanjung Benoa yang menolak proyek salah kaprah tsb mengatakan,"Jangan bandingkan Bali dengan Singapura. Bali ya Bali."

Diberitakan 18 bendesa adat Bali bertandang ke Kantor Kepresidenan didampingi Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi, Direktur Walhi Bali, dan Direktur Ekskutif Nasional Walhi. Mereka secara tegas menolak rencana reklamasi Teluk Benoa dan meminta Perpres nomor 51 yang ditandatangani SBY segera dicabut.

Reklamasi Teluk Benoa didasari terbitnya Peraturan Presiden No 51 Tahun 2014 yang ditandatangani oleh SBY. Pada intinya perpres ini menghapuskan pasal-pasal yang menyatakan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi, sebagaimana yang disebutkan di dalam pasal 55 ayat 5 Perpres 45 Tahun 2011, serta mengurangi luasan kawasan konservasi perairan dengan menambahkan frasa:“…sebagian pada kawasan konservasi Pulau Serangan dan Pulau Pudut”. Selain menghapuskan Teluk Benoa dari kawasan konservasi perairan, Presiden SBY melalui Perpres 51/2014 juga merubah kawasan perairan pesisir Teluk Benoa menjadi zona penyangga untuk memuluskan rencana reklamasi oleh investor.

Betapa "hebatnya" SBY merubah kawasan konservasi menjadi kawasan bisnis dengan seenak hati. Motifnya tak lain pastinya untuk menguntungkan kelompok dan golongannya, yang entah siapa...

TOLAK REKLAMASI TELUK BENOA, demi kelestarian alam Bali, the last paradise on Earth...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun