Mohon tunggu...
Ezra Aditya
Ezra Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Unika Soegijapranata

terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memecah Pandemi Covid-19

3 Januari 2021   00:52 Diperbarui: 3 Januari 2021   10:10 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

          Pada akhir tahun 2019, ditemukan sebuah virus di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Virus tersebut diduga berasal dari daging hewan liar seperti kelelawar, dan sebagainya. Virus tersebut ditetapkan sebagai pandemi dunia oleh World Health Organisation (WHO) pada 11 Maret 2020. Pandemi tersebut diberi nama Corona Virus Disease -- 2019 (COVID-19). Menurut catatan, virus ini menular sangat cepat ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Hingga artikel ini ditulis (3 Januari 2021), jumlah kasus Corona di Indonesia telah mencapai 727 Ribu Orang, dengan jumlah kesembuhan 597 Ribu Orang, dan sekitar 21 Ribu jiwa meninggal.

          Virus Corona merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan, virus ini memiliki gejala seperti demam, batuk kering, dan sesak nafas. Virus ini dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus ini dinilai berbahaya, maka seluruh negara menerapkan berbagai protokol kesehatan, di Indonesia, pemerintah menerapkan PSBB. Apa itu PSBB? Pembatasan Sosial Berskala Besar, dilakukan dengan tujuan mencegah dan mengurangi penyebaran Virus Corona. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan Work from Home (WFH) juga digencarkan demi kebaikan bersama.

          Menurut penulis, hal tersebut sangatlah efektif untuk dilakukan. Dengan pembatasan sosial, masyarakat diharapkan agar menjaga jarak, serta memakai masker dan hand sanitizer saat sedang di luar rumah. Pemerintah juga sangat mempromosikan slogan "Stay at Home", yang berarti tetaplah dirumah. Pemerintah berharap dengan protokol tersebut, tingkat penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat berkurang. Protokol tersebut juga harus mendapat dukungan dari masyarakat.

          Namun faktanya? Penyebaran COVID-19 di Indonesia masih terus meroket. Mengapa hal ini terjadi? Menurut penulis, pemerintah sebenarnya sudah melakukan yang terbaik untuk masyarakatnya, tetapi kita sebagai warga yang dikenal santai kurang menaati protokol tersebut. Slogan "Stay at Home" menurut penulis hanya berdampak pada awal-awal pandemi. Semakin lama, masyarakat mulai berani untuk keluar rumah, maka "Stay at Home" saat ini kurang berdampak, bahkan tidak berdampak lagi di masyarakat. Selain itu, praktik 'Jaga jarak' kurang di tegaskan di berbagai lokasi. Contohnya pasar, beberapa kafe, mall, tempat liburan, dan sebagainya. Keramaian di beberapa tempat tersebut mau tidak mau menimbulkan kerumunan. Praktik pemakaian masker menurut saya sebenarnya sudah cukup baik.

          Banyak masyarakat mulai menjalani aktivitasnya seperti biasa, karena menurut penulis, ekonomi harus berjalan. Rakyat kecil yang harus bekerja untuk mendapat uang harus selalu bekerja, maka seiring waktu, banyak masyarakat mulai lengah dengan protokol kesehatan yang ada. Selain ekonomi, menurut pengamatan penulis di berbagai media sosial, banyak masyarakat yang merasa bosan saat di rumah. Mereka mengatasinya dengan berlibur, memang hal tersebut merupakan solusi tepat, namun waktunya kurang tepat, apalagi saat pandemi seperti sekarang ini.

PENYEBARAN CORONA DI INDONESIA

          Terdapat beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah pasien Corona yang tergolong banyak, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, bahwa semakin lama masyarakat semakin lengah dalam menghadapi pandemi ini. Ditambah lagi banyak masyarakat yang takut untuk melakukan tes seperti SWAB, karena muncul stigma bahwa tes tersebut menyakitkan. Sebenarnya pandemi ini dapat cepat menghilang jika masyarakatnya sangat kritis dalam mengatasinya. China sebagai negara asal pandemi ini, saat ini telah berhasil melawan Virus Corona. Hari ini (30 Desember) China hanya memiliki 356 kasus aktif dari virus Corona. Menakjubkan bukan?

           China dapat mengatasinya dengan beberapa protokol yang sama diberlakukannya di negara lain. Namun, mereka memiliki pemerintah dan  masyarakat yang saling mendukung. Mereka mengarantina pasien, pemakaian masker, tes massal, percaya pada sains, dan aplikasi kesehatan yang dapat melihat pasien covid di sekitar mereka. Beberapa hal tersebut cukup simpel dan Indonesia dapat melakukannya. Yang Indonesia perlukan hanyalah dukungan dari masyarakatnya dalam menjalani protokol kesehatan yang telah dibuat.

SUGESTI DAN VAKSIN


          Beberapa waktu lalu penulis melihat sebuah video yang menjelaskan bahwa obat dari Virus Corona adalah 'Makan Enak'. Video yang menampilkan banyak makanan, dan dalam bahasa Jawa tersebut cukup mendapat respon positif dari netizen. Banyak dari netizen yang menyetujui ungkapan dari seorang pria di video tersebut yang ternyata adalah Dr. Tirta.  Lalu apakah hubungan dari obat Virus Corona dan 'Makan Enak' ?

          Menurut penulis, hal tersebut merupakan sebuah sugesti. Dimana saat kita makan makanan yang enak, hati kita pasti bahagia, dan kebahagiaan tersebut memicu produksi hormon endorfin. Endorfin merupakan sebuah hormone penghilang stress, dan pereda rasa sakit alami. Dalam hati yang bahagia, pasti otak kita tidak terbebani, dan hal tersebut memicu imun tubuh kita agar terus naik, dan hal tersebut dapat menyembuhkan kita dari Virus Corona. Maka, menurut penulis 'Makan Enak' adalah sebuah solusi dari usaha penyembuhan dan pencegahan penularan Virus Corona. Selain itu, makan makanan bergizi menambah tingkat imunitas fisik seseorang. Dengan menambah makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan, salmon, dan sebagainya, dapat memperkuat imunitas tubuh. 

          Berbicara soal obat, vaksin untuk Virus Corona telah ditemukan. Terdapat beberapa vaksin, Novavax dan Sinovac adalah salah dua vaksin yang akan digunakan untuk masyarakat Indonesia. Namun untuk saat ini, vaksin-vaksin tersebut masih menjalani proses tes lebih lanjut. Kabarnya, Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo, akan menjadi orang pertama yang mendapat vaksin tersebut. Penulis berharap agar vaksin ini dapat menjadi sebuah langkah besar untuk menuju dunia bebas Virus Corona. Sehingga masyarakat dapat beraktivitas kembali seperti biasa, ekonomi membaik, Kerjasama antar negara berjalan normal, aktivitas belajar mengajar kembali normal, dan dapat bersilaturahmi dengan keluarga yang sudah lama tidak bertemu.

Ezra Aditya R.Y   |  Unika Soegijapranata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun