Mohon tunggu...
Eko Raharjo
Eko Raharjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang sedang Belajar Menulis

Fast Learner, Researcher, Risk Examiner, Lecturer, Copywriter

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zona Nyaman (Manajemen) KRL

21 April 2018   00:38 Diperbarui: 21 April 2018   04:32 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
budaya penumpang dulu dan sekarang ( source : brilio.net)

Jika mengikuti perkembangan transportasi dewasa ini, mungkin perkembangan manajemen pengelolahan perkereta-api an adalah yang terbaik. Merubah suatu budaya ketidakteraturan menjadi budaya tertib. tentunya tantangan berat pada masanya, dimana perubahan -perubahan bukan tidak dilakukan oleh manajemen sebelum-sebelumnya, namun ternyata bukan pada fundamental bisnisnya.

Tentunya tantangan pada masa itu cukup berat yang dihadapi oleh manajemen, jika di baca di beberapa buku yang menceritakan bagaimana jonan melakukan reformasi mulai dari yang terkecil yakni kamar mandi sampai kepada perubahan mindset para SDM. Mulai dari internal insane perkereta-apian sampai kepada lingkungan eksternal. Bagaimana mengatur lingkungan sekitar untuk rela menertibkan diri sendiri.

Pedagang asong berdemo saat ada larangan berjualan didalam stasiun( source:merdeka)
Pedagang asong berdemo saat ada larangan berjualan didalam stasiun( source:merdeka)
Maka jika saat ini, manajemen kereta api khususnya KRL hanya memperbaiki fasilitas sekitar prasarana kereta api atau krl maka hal tersebut masuk dalam perangkap zona nyaman. belajar dari manajemen sebelumnya yang berdarah -darah mempertaruhkan reputasi untuk menghadapi pihak-pihak yang menentang bahkan oknum -oknum preman atau lainnya. menjadi pelajaran semangat yang harus terus digelorakan untuk keberlangsungan layanan umum ini.

Belajar dari PT Pos Indonesia

Lihat saja bagaimana PT. Pos Indonesia pada akhir 1998 yang hanya memperbaiki sarana dan prasarana saja. Memperindah fasilitas kantor, meremajakan kendaraan bahkan mengoptimalkan fungsi kantor nya dengan menyewakan kepada pihak ketiga. 

Dengan harapan dengan perbaikan sarana tersebut akan menarik orang untuk dating dan mengunjungi atau nyaman berada di kantor pos. namun ternyata jauh panggang dri api .  Akhirnya yang dibutuhkan oleh konsumen bukan sekedar fasilitas kantor atau megahnya kantor pos namun lebih kepada esensi orang mengirim barang adalah barang sampai cepat kepada tujuan.

Dapat dilihat saat ini, pos Indonesia harus  menyerah kepada persaingan bisnis inti perusahaan dengan eskpedisi --ekspedisi swasta dengan system sharing tempat ( tempat tinggal) menjadi sarana kantor yang dapat menerima pengiriman barang atau sekedar minimarket untuk mengirimkan uang.

 Fokus pada esensi

Adakalanya manajemen Kereta api dan KRL saat ini jangan berfokus kepada perbaikan sarana dan prasarana saja. Lebih baik mendayagunakan upaya dan biaya kepada focus bisnis utama perusahaan yakni jasa transportasi.

Tantangan bisnis Kereta Api atau KRL saat ini bukan pada prasarana yang jelek atau kurang memadai, memang penting perbaikan sarana namun yang lebih penting yakni kepada layanan bisnis inti.

1. Ketepatan waktu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun