Konsep Luar Biasa Pembinaan Sepakbola ala Perserikatan

Sejarah sepakbola di Indonesia nyaris selalu diwarnai oleh drama dan kejadian tak terduga. Perihal pembinaan dan sistem kompetisi yang menyentuh akar rumput sampai kabupaten kota selalu jadi sorotan dan dituding menjadi mesin kegagagalan tim nasional. PSSI Pusat di Jakarta dan jajaran kepelatihan selalu mengeluh mengenai tidak berputarnya kompetisi di regional daerah hingga mereka harus bersusah payah mencari sendiri sampai ke pelosok. Namun apa iya demikian yang sebenarnya terjadi ?

Indonesia diwarisi sistem apik peninggalan masa pergerakan mengenai pembinaan daerah harusnya berlangsung. Telah ada dan akrab di telinga kita konsep dan istilah Perserikatan, yang merupakan bond atau football association yang eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka.  Organisasi ini merupakan bentukan dari klub klub sepakbola yang ada di wilayah itu, baik kota maupun kabupaten.  Eksistensi organisasi ini merata dari ujung Aceh hingga ujung Papua.

Sebagai organisasi perserikatan sepakbola di daerah, mereka selain sebagai wadah perkumpulan klub klub lokal juga menyelenggarakan kompetisi internal rutin yang melibatkan pemuda daerah. Kompetisi ini diikuti oleh klub klub yang menjadi anggota perserikatan. Dahsyatnya, karena eksistensi organisasi ini ada di seluruh Nusantara, maka kompetisi internal tersebut juga berputar rutin di seluruh Nusantara. Sebuah orkestra dan potensi menakjubkan mengingat dari kompetisi tersebut dapat bermunculan ribuan bahkan jutaan potensi pemain - pemain berbakat. 

Sebut saja Persib Bandung, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, Persiba Balikpapan, PSM Makassar, Persipura Jayapura yang sudah sangat akrab di telinga jutaan penggemar sepakbola tanah air. Nama nama tersebut adalah bond bond perserikatan atau football association lokal bersejarah yang telah menyelenggarakan kompetisi internal lama sekali, seumur negara NKRI. Jejak jejak perjalanan pembinaan pemain muda dengan mudah kita temukan disana, berikut klub klub lokal yang menjadi anggota mereka. Ini belum menyertakan daerah daerah non ibukota provinsi semisal Persipasi Kota Bekasi, Persela Lamongan, Persikabo Kabupaten Bogor, Persikota Kota Tangerang atau Persikus Kudus.

PSSI Pusat sejatinya amat dimudahkan dengan konsep dan sistem pembinaan klub dan pemain muda semassif ini. Mereka tinggal membentuk tim talent scout atau memanggil seluruh pengurus perserikatan di seluruh daerah, kemudian meminta pemain pemain terbaik mereka untuk diramu menjadi tim nasional. PSSI Pusat juga bisa menyaring atau menyeleksi klub klub internal perserikatan yang paling mapan untuk bisa dimasukkan ke dalam Liga Profesional Indonesia. PSSI bisa menggunakan Asosiasi Provinsi untuk membantu menemukan bakat bakat ini di tiap tiap provinsi.  Semua amat sangat mudah sebenarnya.

Jadi amat sangat lucu jika PSSI dan jajaran kepelatihan mengeluh tidak ada kompetisi regional yang berjalan, seolah-olah mereka lupa dengan rumah mereka sendiri.